Buku panduan kurikulum 2013 dikritik
A
A
A
Sindonews.com - Dinilai tidak sesuai dengan konsep kurikulum 2013, DIY mengkritisi isi buku panduan yang rencana akan dipergunakan pada tahun ajaran baru mendatang.
Mendekati waktu realisasi kurikulum 2013, buku panduan yang sedianya diperuntukan bagi guru dan siswa, masih dalam tahap penyempurnaan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikpora) DIY Baskara Aji menyampaikan, hal ini disebabkan pada beberapa waktu lalu, buku awal mendapat sejumlah masukan.
”Termasuk DIY, bersama perwakilan Kepala Sekolah di DIY memberikan beberapa kritik. Salah satunya mengenai duplikasi atau pengulangan materi,” terang Aji saat ditemui di ruang kerjanya, di Yogyakarta, Kamis (4/4/2013).
Ciri kurikulum 2013 ialah menghilangkan duplikasi. Jangan sampai suatu pokok bahasan diulang pada mata pelajaran (mapel) lain. Adapun dalam evaluasi yang dilakukan DIY diketahui ada beberapa materi yang diduplikasi.
"Sebagai contoh, materi pertama kelas 4 memiliki kesamaan tema dengan materi keempat. Agar tidak terjadi pengurangan, materi tersebut hanya akan diberikan pada substansi yang paling kuat, sedang substansi pada materi lain akan diganti," ucapnya.
Saat ini diakuinya, buku tersebut belum naik cetak, tetapi masih dalam proses memasukan draf panduan. Diperkirakan sebelum tahun ajaran baru dimulai, sekitar Mei-Juni 2013, buku selesai digarap.
Meski terkesan tergesa-gesa, Aji menyatakan, sampai saat ini tidak ada persoalan berarti mengenai pengadaan buku. Sebelum hari pertama kelas 1 dan 4 masuk sekolah, buku tersebut akan diberikan pada siswa.
”Tapi jika memang terlambat. Kami punya rencana candangan. Misalnya mengalokasikan dana BOSDA untuk menggandakan buku sendiri,” terang dia.
Keputusan ini dapat dilakukan lantaran buku-buku tersebut tidak memiliki royalti. Kepemilikan langsung dipegang pemerintah, sehingga penggandaan oleh pemerintah daerah (pemda) dimungkinkan.
"Dengan adanya buku panduan kurikulum 2013, siswa kelas 1 dan 4 kedepan tidak perlu membawa banyak buku. Cukup satu buku untuk dua minggu," pungkasnya.
Mendekati waktu realisasi kurikulum 2013, buku panduan yang sedianya diperuntukan bagi guru dan siswa, masih dalam tahap penyempurnaan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikpora) DIY Baskara Aji menyampaikan, hal ini disebabkan pada beberapa waktu lalu, buku awal mendapat sejumlah masukan.
”Termasuk DIY, bersama perwakilan Kepala Sekolah di DIY memberikan beberapa kritik. Salah satunya mengenai duplikasi atau pengulangan materi,” terang Aji saat ditemui di ruang kerjanya, di Yogyakarta, Kamis (4/4/2013).
Ciri kurikulum 2013 ialah menghilangkan duplikasi. Jangan sampai suatu pokok bahasan diulang pada mata pelajaran (mapel) lain. Adapun dalam evaluasi yang dilakukan DIY diketahui ada beberapa materi yang diduplikasi.
"Sebagai contoh, materi pertama kelas 4 memiliki kesamaan tema dengan materi keempat. Agar tidak terjadi pengurangan, materi tersebut hanya akan diberikan pada substansi yang paling kuat, sedang substansi pada materi lain akan diganti," ucapnya.
Saat ini diakuinya, buku tersebut belum naik cetak, tetapi masih dalam proses memasukan draf panduan. Diperkirakan sebelum tahun ajaran baru dimulai, sekitar Mei-Juni 2013, buku selesai digarap.
Meski terkesan tergesa-gesa, Aji menyatakan, sampai saat ini tidak ada persoalan berarti mengenai pengadaan buku. Sebelum hari pertama kelas 1 dan 4 masuk sekolah, buku tersebut akan diberikan pada siswa.
”Tapi jika memang terlambat. Kami punya rencana candangan. Misalnya mengalokasikan dana BOSDA untuk menggandakan buku sendiri,” terang dia.
Keputusan ini dapat dilakukan lantaran buku-buku tersebut tidak memiliki royalti. Kepemilikan langsung dipegang pemerintah, sehingga penggandaan oleh pemerintah daerah (pemda) dimungkinkan.
"Dengan adanya buku panduan kurikulum 2013, siswa kelas 1 dan 4 kedepan tidak perlu membawa banyak buku. Cukup satu buku untuk dua minggu," pungkasnya.
(maf)