Kelulusan UN Aceh dan Papua terendah, Kemdikbud harus evaluasi

Sindonews.com - Hasil Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Papua tercatat paling rendah angka kelulusannya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diminta melakukan evaluasi.

"Apa dari delapan standar pendidikan itu yang kurang, dibuat penelitian," ujar pengamat pendidikan Arif Rahman kepada Sindonews.com, Minggu (26/5/2013).

Rendahnya angka kelulusan siswa SMA dalam hasil akhir masa pendidikannya, menurut Arif bisa disebabkan oleh banyak hal dan tidak melulu pemerintah sebagai penyebabnya.

"Penyebabnya bisa gurunya, bisa proses pembelajarannya, bisa juga dari faktor muridnya," kata Arif.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Kemendikbud, Arif mengatakan harus ada pembenahan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di dua provinsi terujung di tanah air itu.

"Misalnya gurunya yang kurang baik, harus ditatar lagi gurunya. Misalnya proses pembelajaran yang kurang, harus diperbaiki lagi. Bisa juga karena muridnya, kalau gitu muridnya harus betul, jangan dinaikkan kelas kalau memang belum mampu untuk naik kelas," kata Arif.

Ada pun delapan standar pendidikan nasional yaitu standar kompetensi kelulusan, standar isi, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar proses, standar sarana dan prasarana, standar pembiayaan, standar pengelolaan, dan standar penilaian pendidikan.

Sebagaimana diumumkan Mendikbud Mohammad Nuh, pada Kamis (23/5/2013), siswa SMA di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Papua paling banyak tidak lulus UN. Sebesar 3.11 persen siswa SMA di Aceh tidak lulus UN, dan 2,85 persen siswa SMA di Papua tidak lulus UN.

"Di Aceh ada 1.754 siswa yang tidak lulus dari 56.000 siswa peserta UN," ungkap Nuh.