Yenny Wahid dukung SBY secara konstitusional
A
A
A
Sindonews.com - Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, hari ini diketahui melakukan pertemuan dengan keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Diakui Yenny, pertemuan tersebut membahas mengenai keadaan konstitusional di Indonesia saat ini. Menurutnya, konstitusional di Indonesia saat ini memerlukan pembenahan, agar pemerintahan Indonesia lebih baik.
“Misalnya perlunya ada penguatan kelompok yang terus mengedepankan berkaitan dengan kebhinekaan, toleransi beragama, itu yang dibahas,“ kata Yenny di kediaman SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/3/2013).
Yenny juga mengakui, bahwa dirinya tetap mendukung SBY menjalani pemerintahan sampai 2014 mendatang yang tentunya tetap berada pada konstitusional.
“Kami terus mendukung proses politik berjalan secara konstitusional itu sudah pasti dan itu komitmen kita dan kami tidak ingin ada proses politik yang tercederai oleh gerakan yang sifatnya inkonsitusional. Itu yang paling penting,“ ungkapnya.
Namun, saat disinggung mengenai apakah pembahasan ini terkait dengan gerakan demonstrasi pada 25 Maret 2013 mendatang, Yenny berusaha berkilah.
“Tidak, tidak membahas. Tidak ada membahas itu. Kita berbicara dan sharing mengenai masalah kebhinekaan bahwa ada langkah dan upaya sistematis dilakukan oleh semua pihak untuk terus mengusung kebhinekaan di Indonesia," pungkasnya.
Diakui Yenny, pertemuan tersebut membahas mengenai keadaan konstitusional di Indonesia saat ini. Menurutnya, konstitusional di Indonesia saat ini memerlukan pembenahan, agar pemerintahan Indonesia lebih baik.
“Misalnya perlunya ada penguatan kelompok yang terus mengedepankan berkaitan dengan kebhinekaan, toleransi beragama, itu yang dibahas,“ kata Yenny di kediaman SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/3/2013).
Yenny juga mengakui, bahwa dirinya tetap mendukung SBY menjalani pemerintahan sampai 2014 mendatang yang tentunya tetap berada pada konstitusional.
“Kami terus mendukung proses politik berjalan secara konstitusional itu sudah pasti dan itu komitmen kita dan kami tidak ingin ada proses politik yang tercederai oleh gerakan yang sifatnya inkonsitusional. Itu yang paling penting,“ ungkapnya.
Namun, saat disinggung mengenai apakah pembahasan ini terkait dengan gerakan demonstrasi pada 25 Maret 2013 mendatang, Yenny berusaha berkilah.
“Tidak, tidak membahas. Tidak ada membahas itu. Kita berbicara dan sharing mengenai masalah kebhinekaan bahwa ada langkah dan upaya sistematis dilakukan oleh semua pihak untuk terus mengusung kebhinekaan di Indonesia," pungkasnya.
(maf)