Anas: Tidak sulit temukan fitnah di dunia politik
A
A
A
Sindonews.com - Setelah menyampaikan kemunduran dirinya dari Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum mengaku tidak pernah menyesal dari keputusannya untuk masuk ke dalam dunia politik.
Menurut dia, sejak awal dirinya sudah menyadari kalau politik penuh dengan intrik, fitnah dan serangan. Karena itu, ketika dihadapkan pada status tersangka dalam dugaan keterlibatan pada proyek pembangunan Sport Center di Bukit Hambalang, Bogor, Anas telah mengetahui konsekuensi itu.
"Saya sadar politik kadang-kadang keras dan kasar, dalam dunia politik tidak sulit untuk temukan intrik, fitnah dan serangan. Itu saya sadari sejak awal, saya tahu persis konsekuensinya," cerita Anas kepada wartawan di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Kramat No. 7, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (23/2/2013).
Anas melanjutkan, dengan status barunya itu dirinya pun mengaku tidak pernah mengeluh bahkan akan terus semangat untuk terus mengikuti perkembangan masalah yang membelitnya.
Bahkan, dia mengaku akan menerima resiko dan konsekuensinya jika pada putusannya nanti tidak sesuai dengan yang tidak dirinya harapkan.
"Saya tidak akan pernah mengeluh dengan keadaan ini. Saya tidak akan mengeluh dengan situasi dan perkembangan ini, saya semangat untuk menghadpinya sekali pun resiko dan konsekuensinya," jelas mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini.
Menurut dia, meski saat ini menyandang status tersangka tetapi dirinya akan tetap berjuang sesuai dengan aturan yang berlaku, tujuannya tak lain untuk merubah demokrasi Indonesia.
"Karena saya sudah punya status hukum sebagai tersangka, meskipun saya yakin posisi tersangka saya lebih pada faktor non hukum tetapi yang saya yakini bahwa saya tahu dan punya standar etik pribadi sendiri," tandasnya.
Menurut dia, sejak awal dirinya sudah menyadari kalau politik penuh dengan intrik, fitnah dan serangan. Karena itu, ketika dihadapkan pada status tersangka dalam dugaan keterlibatan pada proyek pembangunan Sport Center di Bukit Hambalang, Bogor, Anas telah mengetahui konsekuensi itu.
"Saya sadar politik kadang-kadang keras dan kasar, dalam dunia politik tidak sulit untuk temukan intrik, fitnah dan serangan. Itu saya sadari sejak awal, saya tahu persis konsekuensinya," cerita Anas kepada wartawan di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Kramat No. 7, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (23/2/2013).
Anas melanjutkan, dengan status barunya itu dirinya pun mengaku tidak pernah mengeluh bahkan akan terus semangat untuk terus mengikuti perkembangan masalah yang membelitnya.
Bahkan, dia mengaku akan menerima resiko dan konsekuensinya jika pada putusannya nanti tidak sesuai dengan yang tidak dirinya harapkan.
"Saya tidak akan pernah mengeluh dengan keadaan ini. Saya tidak akan mengeluh dengan situasi dan perkembangan ini, saya semangat untuk menghadpinya sekali pun resiko dan konsekuensinya," jelas mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini.
Menurut dia, meski saat ini menyandang status tersangka tetapi dirinya akan tetap berjuang sesuai dengan aturan yang berlaku, tujuannya tak lain untuk merubah demokrasi Indonesia.
"Karena saya sudah punya status hukum sebagai tersangka, meskipun saya yakin posisi tersangka saya lebih pada faktor non hukum tetapi yang saya yakini bahwa saya tahu dan punya standar etik pribadi sendiri," tandasnya.
(kri)