Demokrat tidak punya mekanisme evaluasi legislatornya
A
A
A
Sindonews.com - Partai Demokrat dianggap tidak memiliki alat ukur atau mekanisme untuk mengevaluasi kinerja para legislatornya yang ada di DPR.
Hal itu dikatakan aktivis dari advokasi pada Aliansi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi atau YAPPIKA, Hendrik Rosdinar, menanggapi kabar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) berencana dicalonkan kembali sebagai anggota legislatif di Pemilu 2014 mendatang.
"Ini sekali lagi menunjukkan parpol tidak mempunyai alat ukur, atau mekanisme untuk menilai, mengevaluasi kinerja dari legislator-legislatornya yang ada di DPR," ujarnya usai acara jumpa pers yang bertemakan “Tahun Politik: Lunasi Atau Ingkar Mandat?” di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2013).
Maka dari itu, Partai Demokrat dianggap telah mengabaikan, Ibas tidak memiliki kapabilitas dan produktivitas dalam menjalankan fungsinya saat sebagai anggota legislator.
"Cenderung memang melihat dia (Ibas) sebagai tokoh populis saja. Kebetulan memang sebagai anak presiden. Tentunya punya magnet, namun parpol mengabaikan yang bersangkutan (Ibas) tidak mempunyai kapabilitas dan produktivitas dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang legislator," pungkasnya.
Seperti diketahui, putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dikabarkan akan kembali menjadi calon legislatif pada Pemilu 2014. Padahal, belum lama ini, Ibas mengundurkan diri dari anggota DPR dengan alasan agar fokus urus partai.
Ibas rencananya maju di dapil Jatim VII seperti saat Pemilu 2009. Yaitu, terdiri atas Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Magetan, dan Kabupaten Ngawi.
Hal itu dikatakan aktivis dari advokasi pada Aliansi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi atau YAPPIKA, Hendrik Rosdinar, menanggapi kabar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) berencana dicalonkan kembali sebagai anggota legislatif di Pemilu 2014 mendatang.
"Ini sekali lagi menunjukkan parpol tidak mempunyai alat ukur, atau mekanisme untuk menilai, mengevaluasi kinerja dari legislator-legislatornya yang ada di DPR," ujarnya usai acara jumpa pers yang bertemakan “Tahun Politik: Lunasi Atau Ingkar Mandat?” di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2013).
Maka dari itu, Partai Demokrat dianggap telah mengabaikan, Ibas tidak memiliki kapabilitas dan produktivitas dalam menjalankan fungsinya saat sebagai anggota legislator.
"Cenderung memang melihat dia (Ibas) sebagai tokoh populis saja. Kebetulan memang sebagai anak presiden. Tentunya punya magnet, namun parpol mengabaikan yang bersangkutan (Ibas) tidak mempunyai kapabilitas dan produktivitas dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang legislator," pungkasnya.
Seperti diketahui, putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dikabarkan akan kembali menjadi calon legislatif pada Pemilu 2014. Padahal, belum lama ini, Ibas mengundurkan diri dari anggota DPR dengan alasan agar fokus urus partai.
Ibas rencananya maju di dapil Jatim VII seperti saat Pemilu 2009. Yaitu, terdiri atas Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Magetan, dan Kabupaten Ngawi.
(maf)