Hari Suwandi dibuntuti orang tak dikenal

Minggu, 08 Juli 2012 - 20:42 WIB
Hari Suwandi dibuntuti orang tak dikenal
Hari Suwandi dibuntuti orang tak dikenal
A A A
Sindonews.com - Korban semburan lumpur Lapindo Hari Suwandi (44) dan Harto Wiyono (42) berbagi pengalaman selama berjalan kaki dari Porong menuju Jakarta.

Banyak peristiwa yang ditemui, ada yang mengejutkan, mengkhawatirkan sampai menyedihkan.

Selama dalam perjalanan, kedua warga Porong Sidoharjo ini mengaku sempat dibuntuti dan diambil gambarnya oleh sekelompok orang yang tidak mereka kenal.

"Kami dibuntuti mobil APV nopolnya W 1024 NO waktu berada di Paciran, Tuban. Mobilnya berwarna kuning langsat melaju kencang dari arah Timur sama kayak kami. Sekitar lima orang turun, tapi sopirnya enggak mau turun cuma buka pintu, ngintip. Terus mereka potret-potret kita," tutur Harto mengenang, Minggu (8/7/2012).

Menurut Harto pria yang mengambil gambar itu berpenampilan seperti preman. Mereka memakain anting, gelang besar, kalung rantai putih, dan memiliki banyak tato di lengan.

Tidak hanya di Tuban, ketika mereka sampai di Semarang keduanya kembali dibuntuti mobil Eskudo warna hijau.

Selain pengalaman dibuntuti mobil, mereka juga pernah mengalami peristiwa menyedihkan. Uang mereka raib saat singgah di masjid kawasan Karang Anyar, Kranggan, Rembang.

Uang sebesar Rp600 ribu yang raib itu merupakan hasil dari menjual Compact Disc (CD) tentang semburan lumpur Lapindo.

"Uang itu rencana untuk biaya perjalanan menuju Jakarta, tapi jam dua pagi waktu tidur di masjid, bangun tidur kantong celana saya sudah robek, disilet," tutur Harto.

Namun, kejadian itu menjadi pengalaman buat mereka dan tak akan pernah mereka lupakan menempuh perjalanan sekira 827 kilometer Porong-Jakarta.

Keduanya mengaku tiba di Jakarta sebenarnya sejak pukul 09.00 WIB pagi tadi. Mereka berangkat dari Sidoarjo hari Kamis, tanggal 14 Juni. Dalam perjalanan itu keduanya mereka menghabiskan delapan pasang sandal.

"Berjalan selama 25 hari itu, ada delapan sandal habis," ujar Harto.

Harto maupun Hari mengaku bersyukur setiap dalam perjalanan mendapatkan bantuan dari warga.

"Kami sering diberi makanan dari warga setempat yang ingin membantu. Malahan kami sampai dikira orang jualan. Terus kami bagikan ke petani-petani makanan itu, karena terlalu banyak," terang Harto.

Seperti diketahui kedua korban semburan lumpur Lapindo ini nekat untuk menuntut pemerintah agar bertanggung jawab atas nasib mereka.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3440 seconds (0.1#10.140)