Parpol agama terkendala figur pemimpin
A
A
A
Sindonews.com – Peluang partai politik (parpol) berbasis agama untuk memenangi Pemilu 2014 sulit terjadi. Sebab, parpol agama tidak memiliki figur pemimpin yang kuat dalam menarik suara.
Pengamat politik Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung Asep Warlan Yusuf mengatakan, parpol berbasis agama seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN) terkendala dalam menentukan figur pemimpin yang akan diusung sebagai calon presiden (capres).
Menurut dia, parpol nasionalis seperti Partai Demokrat, Golkar, dan PDIP lebih kuat dalam mencari figur pemimpin yang mampu menarik suara pemilih. Di samping itu, parpol agama tidak memiliki program kerja yang jelas yang dapat meyakinkan pemilih ditambah modal finansial yang tidak kuat. "Belum adanya tokoh tersebut cukup berat karena parpol nasionalis lebih kuat ketokohannya, programnya, dan lainnya," tandas Asep di Jakarta, Minggu 17 Juni 2012.
Asep mengungkapkan, PKS memiliki dukungan suara yang cukup signifikan, tetapi hal tersebut belum cukup untuk memenangi Pemilu 2014 tanpa didukung figur pemimpin yang kuat. Begitu juga dengan PAN yang sudah mengusung ketua umumnya, Hatta Rajasa (HR), sebagai capres. Hatta dinilai tidak kuat dalam menarik pemilih agama maupun pemilih secara umum.
"Mahfud MD yang banyak diminati parpol agama seperti PKB, PPP, dan PKS peluangnya masih 50-50 untuk berminat diusung sebagai capres oleh parpol agama. Sebab, Mahfud juga diminati parpol-parpol nasionalis seperti Demokrat, Golkar, dan PDIP," ungkapnya. Guru besar hukum tata negara Unpar ini mengatakan, solusi untuk parpol agama ke depannya adalah harus mampu mencari figur pemimpin yang mampu menarik suara yang cukup signifikan.
Selain itu, harus membenahi program kerja partai agar dapat meyakinkan pemilih untuk bergabung ke parpol agama. "Sepanjang dapat menemukan tokoh, secara signifikan peluang akan terbuka menangi Pemilu 2014," tandasnya. Hal senada diungkapkan pakar komunikasi politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto.
Menurut dia, permasalahan parpol agama memang pada figur ketokohan sebagai pemimpin. PPP yang akan mengusung ketua umumnya Suryadharma Ali (SDA) sebagai capres dinilai tidak mampu menarik suara pemilih. Begitu juga dengan PKB yang lebih banyak mengurusi konflik partainya. (lil)
Pengamat politik Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung Asep Warlan Yusuf mengatakan, parpol berbasis agama seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN) terkendala dalam menentukan figur pemimpin yang akan diusung sebagai calon presiden (capres).
Menurut dia, parpol nasionalis seperti Partai Demokrat, Golkar, dan PDIP lebih kuat dalam mencari figur pemimpin yang mampu menarik suara pemilih. Di samping itu, parpol agama tidak memiliki program kerja yang jelas yang dapat meyakinkan pemilih ditambah modal finansial yang tidak kuat. "Belum adanya tokoh tersebut cukup berat karena parpol nasionalis lebih kuat ketokohannya, programnya, dan lainnya," tandas Asep di Jakarta, Minggu 17 Juni 2012.
Asep mengungkapkan, PKS memiliki dukungan suara yang cukup signifikan, tetapi hal tersebut belum cukup untuk memenangi Pemilu 2014 tanpa didukung figur pemimpin yang kuat. Begitu juga dengan PAN yang sudah mengusung ketua umumnya, Hatta Rajasa (HR), sebagai capres. Hatta dinilai tidak kuat dalam menarik pemilih agama maupun pemilih secara umum.
"Mahfud MD yang banyak diminati parpol agama seperti PKB, PPP, dan PKS peluangnya masih 50-50 untuk berminat diusung sebagai capres oleh parpol agama. Sebab, Mahfud juga diminati parpol-parpol nasionalis seperti Demokrat, Golkar, dan PDIP," ungkapnya. Guru besar hukum tata negara Unpar ini mengatakan, solusi untuk parpol agama ke depannya adalah harus mampu mencari figur pemimpin yang mampu menarik suara yang cukup signifikan.
Selain itu, harus membenahi program kerja partai agar dapat meyakinkan pemilih untuk bergabung ke parpol agama. "Sepanjang dapat menemukan tokoh, secara signifikan peluang akan terbuka menangi Pemilu 2014," tandasnya. Hal senada diungkapkan pakar komunikasi politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto.
Menurut dia, permasalahan parpol agama memang pada figur ketokohan sebagai pemimpin. PPP yang akan mengusung ketua umumnya Suryadharma Ali (SDA) sebagai capres dinilai tidak mampu menarik suara pemilih. Begitu juga dengan PKB yang lebih banyak mengurusi konflik partainya. (lil)
()