Dahlan Iskan: Saya sangat malu kalau di demo
![Dahlan Iskan: Saya sangat...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2012/05/17/12/631151/bKELoRfQvF.gif)
Dahlan Iskan: Saya sangat malu kalau di demo
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan bertekad membuat mitra kerjanya di BUMN bekerja ikhlas dan jujur. Dahlan mengklaim, saat hari pertama bekerja sebagai menteri BUMN, langsung mengumpulkan semua bawahannya untuk menggelar rapat.
Dalam rapat tersebut Dahlan mengajak mereka untuk kembali kepada perjuangan mereka ketika masih menjadi mahasiswa. "Dulu kita aktivis mahasiswa, jangan korupsi dan rombak birokrasi. Nah mari kita lakukan itu sekarang, akhirnya semuanya sepakat untuk melakukannya," katanya saat menjadi pembicara di Universitas Indonesia (UI), Depok, Rabu (16/05/12).
Dahlan mengaku, hal serupa telah dia lakukan ketika pertama menjadi Direktur Utama PLN. Dia mengajak lembaga di bawahnya untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. "Ini sudah saya lakukan di PLN dan ketika di BUMN saya lakukan lagi," katanya.
Dahlan mengatakan, sampai saat ini para aktivis mahasiswa masih menuntut dua hal itu. Dahlan mengaku malu pada dirinya sendiri jika institusinya di demo lagi oleh mahasiswa dengan tuntutan yang sama. "Saya sangat malu kalau di Demo," katanya.
Selain menghindari celah untuk praktik korupsi di institusinya. Dahlan pun harus bergegas merubah wajah birokrasi BUMN. "Dulu saya kira birokrasi itu jarang rapat. Ternyata sangat rajin rapat dan bisa sampai pagi. Sayangnya jarang ada hasilnya, seharusnya rapat yang tidak terlalu penting ditiadakan," tukasnya.
Selanjutnya, Dahlan melihat lembaga di bawahnya diberatkan dengan berbagai macam laporan. Membuat dan memeriksa laporan itu, menurut Dahlan membutuhkan tidak sedikit waktu. Akhirnya dia memangkas 50 persen laporan yang diwajibkan ke Kementerian BUMN. "Membuat laporan kok disebut pekerjaan," katanya.
Selain itu, Dahlan juga memberikan sekitar 28 kewenangan menteri BUMN ke lembaga di bawahnya. Dahlan mengaku terlalu banyak kewenangan yang dia miliki sebagai menteri. Dahlan berharap dengan kewenangan itu, birokrasi yang dipimpinnya bisa berjalan cepat. "Ini yang sedang diinterpelasi di DPR," katanya.
Dahlan juga mengaku sedikit kaget saat pertama pimpin PLN. Dirinya yang tidak memiliki atasan di perusahaan swasta, tiba-tiba memiliki banyak atasan. "Saat di Jawa Pos, jangankan yang tertulis yang saya katakan saja dipatuhi," kata Dahlan. (san)
Dalam rapat tersebut Dahlan mengajak mereka untuk kembali kepada perjuangan mereka ketika masih menjadi mahasiswa. "Dulu kita aktivis mahasiswa, jangan korupsi dan rombak birokrasi. Nah mari kita lakukan itu sekarang, akhirnya semuanya sepakat untuk melakukannya," katanya saat menjadi pembicara di Universitas Indonesia (UI), Depok, Rabu (16/05/12).
Dahlan mengaku, hal serupa telah dia lakukan ketika pertama menjadi Direktur Utama PLN. Dia mengajak lembaga di bawahnya untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. "Ini sudah saya lakukan di PLN dan ketika di BUMN saya lakukan lagi," katanya.
Dahlan mengatakan, sampai saat ini para aktivis mahasiswa masih menuntut dua hal itu. Dahlan mengaku malu pada dirinya sendiri jika institusinya di demo lagi oleh mahasiswa dengan tuntutan yang sama. "Saya sangat malu kalau di Demo," katanya.
Selain menghindari celah untuk praktik korupsi di institusinya. Dahlan pun harus bergegas merubah wajah birokrasi BUMN. "Dulu saya kira birokrasi itu jarang rapat. Ternyata sangat rajin rapat dan bisa sampai pagi. Sayangnya jarang ada hasilnya, seharusnya rapat yang tidak terlalu penting ditiadakan," tukasnya.
Selanjutnya, Dahlan melihat lembaga di bawahnya diberatkan dengan berbagai macam laporan. Membuat dan memeriksa laporan itu, menurut Dahlan membutuhkan tidak sedikit waktu. Akhirnya dia memangkas 50 persen laporan yang diwajibkan ke Kementerian BUMN. "Membuat laporan kok disebut pekerjaan," katanya.
Selain itu, Dahlan juga memberikan sekitar 28 kewenangan menteri BUMN ke lembaga di bawahnya. Dahlan mengaku terlalu banyak kewenangan yang dia miliki sebagai menteri. Dahlan berharap dengan kewenangan itu, birokrasi yang dipimpinnya bisa berjalan cepat. "Ini yang sedang diinterpelasi di DPR," katanya.
Dahlan juga mengaku sedikit kaget saat pertama pimpin PLN. Dirinya yang tidak memiliki atasan di perusahaan swasta, tiba-tiba memiliki banyak atasan. "Saat di Jawa Pos, jangankan yang tertulis yang saya katakan saja dipatuhi," kata Dahlan. (san)
()