JK: Presiden harus singkronkan otak, hati dan otot
A
A
A
Sindonews.com - Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kall (JK) di hari ulang tahunnya yang ke 70, Selasa (15/5/2012) mengatakan seorang presiden harus mengabungkan tiga hal penting, yakni otak (kemampuan berfikir), hati (nurani) dan otot (kesehatan).
"Cuma di butuhkan (tiga hal itu), karena bila kita mempunyai kekuatan tapi tidak mempunyai otak, maka tidak bisa. Begitu pula jika you punya otak tapi tanpa hati itu juga tidak bisa," ungkap JK di Kediamannya, jalan Brawijaya No. 6, Jakarta Selatan, Selasa (15/5/2012).
Jadi ditegaskannya, ketiga hal yang dijabarkan di atas harus dimiliki seorang Presiden untuk melaksanakan suatu pemerintahan disamping juga harus adanya niat baik.
Namun, ketika ditanyakan apa ada satu dari tiga hal yang kekurangan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dia menjawab cukup sulit menerangkannya.
"Waduh cukup sulit untuk menilai hal itu, tetapi mungkin perlu singkronisasi saja diantara ketiganya," tegasnya.
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) ini juga mengatakan ada perbedaan antara semangat berpolitik dengan semangat memberikan sumbangan perbaikan terhadap kemajuan bangsa.
"Kalau soal politik itu seakan-akan, semangat untuk berkuasa. Tapi memang harus ada suatu posisi yang akan membuat suatu kewenangan dalam memberikan sumbangan, tapi jelas itu berbeda," simpulnya.
Saat disinggung apakah masih kuat untuk maju kembali jadi Calon Presiden, JK hanya tertawa. "Hahah, anda sajalah yang bisa menilai hal itu," tutupnya. (wbs)
"Cuma di butuhkan (tiga hal itu), karena bila kita mempunyai kekuatan tapi tidak mempunyai otak, maka tidak bisa. Begitu pula jika you punya otak tapi tanpa hati itu juga tidak bisa," ungkap JK di Kediamannya, jalan Brawijaya No. 6, Jakarta Selatan, Selasa (15/5/2012).
Jadi ditegaskannya, ketiga hal yang dijabarkan di atas harus dimiliki seorang Presiden untuk melaksanakan suatu pemerintahan disamping juga harus adanya niat baik.
Namun, ketika ditanyakan apa ada satu dari tiga hal yang kekurangan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dia menjawab cukup sulit menerangkannya.
"Waduh cukup sulit untuk menilai hal itu, tetapi mungkin perlu singkronisasi saja diantara ketiganya," tegasnya.
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) ini juga mengatakan ada perbedaan antara semangat berpolitik dengan semangat memberikan sumbangan perbaikan terhadap kemajuan bangsa.
"Kalau soal politik itu seakan-akan, semangat untuk berkuasa. Tapi memang harus ada suatu posisi yang akan membuat suatu kewenangan dalam memberikan sumbangan, tapi jelas itu berbeda," simpulnya.
Saat disinggung apakah masih kuat untuk maju kembali jadi Calon Presiden, JK hanya tertawa. "Hahah, anda sajalah yang bisa menilai hal itu," tutupnya. (wbs)
()