Busyro: Kampus perlu tanamkan nilai-nilai antikorupsi
A
A
A
Sindonews.com - Belum lama ini Ketua DPR RI Marzukie Alie menyatakan, perguruan tinggi merupakan sumber perilaku korupsi. Beberapa perguruan tinggi juga disinyalir menjadi pencetak koruptor Indonesia.
Namun, bagi Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas tidak ada hubungan antara lulusan perguruan tinggi dengan tindak pidana korupsi. Tapi memang, Perguruan Tinggi saat ini banyak melahirkan ilmuwan pragmatis.
Ilmuwan pragmatis biasanya suka mencari keuntungan. Hal itu disampaikan Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas. "Kampus lebih banyak lahirkan ilmuwan tukang, yang akhirnya pragmatis, suka mencari keuntungan," ujar Busyro di Kantor KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Kamis (10/5/2012).
Menurutnya, budaya korupsi akan tumbuh subur bila tidak diawasi bersama seluruh elemen masyarakat. Penyebab korupsi, kata dia adanya krisis keteladanan atau akhlak dari pemimpin. "Tumpulnya visi pemimpin, dan budaya politik hedonis yang tumbuh subur di elit politik adalah sumber utama korupsi, bukan kampus," jelasnya.
Korupsi akan terus merajalela di Indonesia, bilamana, sumber utama korupsi masih ada, selain itu pengawasan dari masyarakat sipil lemah. Sudah saatnya perguruan tinggi baik negeri maupun swasta menanamkan nilai-nilai antikorupsi dalam dunia pendidikan kampus.(lin)
Namun, bagi Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas tidak ada hubungan antara lulusan perguruan tinggi dengan tindak pidana korupsi. Tapi memang, Perguruan Tinggi saat ini banyak melahirkan ilmuwan pragmatis.
Ilmuwan pragmatis biasanya suka mencari keuntungan. Hal itu disampaikan Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas. "Kampus lebih banyak lahirkan ilmuwan tukang, yang akhirnya pragmatis, suka mencari keuntungan," ujar Busyro di Kantor KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Kamis (10/5/2012).
Menurutnya, budaya korupsi akan tumbuh subur bila tidak diawasi bersama seluruh elemen masyarakat. Penyebab korupsi, kata dia adanya krisis keteladanan atau akhlak dari pemimpin. "Tumpulnya visi pemimpin, dan budaya politik hedonis yang tumbuh subur di elit politik adalah sumber utama korupsi, bukan kampus," jelasnya.
Korupsi akan terus merajalela di Indonesia, bilamana, sumber utama korupsi masih ada, selain itu pengawasan dari masyarakat sipil lemah. Sudah saatnya perguruan tinggi baik negeri maupun swasta menanamkan nilai-nilai antikorupsi dalam dunia pendidikan kampus.(lin)
()