3 Polda amankan aksi demo dengan damai
A
A
A
Sindonews.com - Ada tiga Polda yang cukup baik dalam mengatasi aksi demonstrasi menentang kenaikan harga BBM, selama 5 hari (dari 26-31 Maret). Ketiganya adalah Polda Jatim, Jateng, dan Bali. Padahal di ketiga daerah ini aksi demonya melibatkan sejumlah kepala daerah.
Hasil evaluasi Indonesia Police Watch (IPW) selama 5 hari tersebut aksi demo terjadi di 44 kota di 20 provinsi. IPW memberi apresiasi pada Polda Jatim, Jateng, dan Bali. Sebagai aparat kepolisian di ketiga daerah ini berhasil membangun sistem yang persuasif dalam mengatasi aksi demo.
"Sehingga dalam aksi-aksi demo di daerah tersebut tidak terjadi aksi radikal maupun anarkis. Padahal aksi demo melibatkan begitu banyak mahasiswa, buruh, dan LSM, bahkan kepala daerah ikut memimpin demo," jelasnya dalam rilisnya kepada Sindonews, Rabu (4/4/2012).
IPW menilai, polisi di ketiga daerah itu berhasil melakukan pendekatan dengan komponen-kompenen dan tokoh-tokoh masyarakat setempat, sehingga aksi demo berjalan kondusif. Selain itu, masing-masing pimpinan kepolisian di lapangan mengawasi aparatnya di lapangan scara ketat agar tidak memprovokasi massa.
"IPW berharap, cara-cara seperti ini harus terus dipertahankan Polri, bahkan harus ditularkan ke polda-polda lain," tuturnya.
IPW juga sangat tidak setuju, jika kepala daerah yang memimpin aksi demo ditindak oleh pemerintah. Sebab dari evaluasi IPW aksi-aksi demo yg dipimpin kepala daerah berjalan damai.
"Jika mereka ditindak sama artinya pemerintah SBY lebih mengedepankan arogansi, congkak dan anti kedamaian, bukan mustahil perlawanan dari para pendukung kepala daerah makin marak," tandasnya. (wbs)
Hasil evaluasi Indonesia Police Watch (IPW) selama 5 hari tersebut aksi demo terjadi di 44 kota di 20 provinsi. IPW memberi apresiasi pada Polda Jatim, Jateng, dan Bali. Sebagai aparat kepolisian di ketiga daerah ini berhasil membangun sistem yang persuasif dalam mengatasi aksi demo.
"Sehingga dalam aksi-aksi demo di daerah tersebut tidak terjadi aksi radikal maupun anarkis. Padahal aksi demo melibatkan begitu banyak mahasiswa, buruh, dan LSM, bahkan kepala daerah ikut memimpin demo," jelasnya dalam rilisnya kepada Sindonews, Rabu (4/4/2012).
IPW menilai, polisi di ketiga daerah itu berhasil melakukan pendekatan dengan komponen-kompenen dan tokoh-tokoh masyarakat setempat, sehingga aksi demo berjalan kondusif. Selain itu, masing-masing pimpinan kepolisian di lapangan mengawasi aparatnya di lapangan scara ketat agar tidak memprovokasi massa.
"IPW berharap, cara-cara seperti ini harus terus dipertahankan Polri, bahkan harus ditularkan ke polda-polda lain," tuturnya.
IPW juga sangat tidak setuju, jika kepala daerah yang memimpin aksi demo ditindak oleh pemerintah. Sebab dari evaluasi IPW aksi-aksi demo yg dipimpin kepala daerah berjalan damai.
"Jika mereka ditindak sama artinya pemerintah SBY lebih mengedepankan arogansi, congkak dan anti kedamaian, bukan mustahil perlawanan dari para pendukung kepala daerah makin marak," tandasnya. (wbs)
()