Misteri kaliber 5.56 di pembubaran demo Salemba
A
A
A
Sindonews.com - Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) memukan barang bukti berupa puluhan selongsong peluru tajam dengan kode PIN 5.56 pasca demo mahasiswa di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Mendengar temuan barang bukti selongsong peluru tajam yang ditemukan organisasi mahasiswa Konami di sekitar Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebut adanya pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
"Selama ini polisi tak mengakui, namun dengan adanya barang bukti tersebut, polisi harus bijak bertanggung jawab mengakui ada penggunaan peluru tajam," ucapnya kepada Sindonews, Selasa (3/4/2012).
Menurutnya peluru berjenis kaliber 5.56 ini jenis peluru standar Senapan Serbu (SS) hanya digunakan Polri, dan perlu diketahui sejak lama Polri tak diizinkan lagi menggunakan jenis series Avtomat Kalashnikova (AK).
"Barang bukti temuan Konami identik dengan jenis peluru Senapan Serbu. Jika polisi tak mau mengakui berarti ada pasukan Siluman dalam peristiwa itu," ucapnya tegas.
Namun saat di konfirmasi mengenai hal ini Kepala Bidang Humas Rikwanto mengatakan itu perlu pembuktian yang lebih mendalam. "Silakan mereka melapor ke Polda Metro Jaya, nanti kita selidiki dahulu. Karena kita harus lihat jenis fisik pelurunya dahulu baru kita bisa tahu dari pasukan apa mereka," ucapnya di Mapolda Metro Jaya, Selasa (3/4/2012).
Di institusi Polri, Senapan Serbu digunakan oleh Brimob dan Densus 88. Senapan Serbu yang digunakan jenis AR-15, Steyr AUG, M16, SS2-V5 a1.
Namun tidak hanya Polri yang menggunakan Senapan Serbu, TNI pun menggunakan senapan sama. Untuk TNI hampir semua pasukan mengunakan jenis M16, SS2-V5 a1 dan Steyr AUG.
Perlu diketahui, Senapan Serbu M16 memuaskan petinggi militer AS untuk mengembangkan senapan serbu yang ringan, menggantikan M1 dan M14. Fitur inovatifnya meliputi bahan campuran plastik dan logam ringan, sistem reload (mengisi ulang peluru) yang mudah dan penggunaan peluru kaliber 5.56mm. (wbs)
Mendengar temuan barang bukti selongsong peluru tajam yang ditemukan organisasi mahasiswa Konami di sekitar Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebut adanya pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
"Selama ini polisi tak mengakui, namun dengan adanya barang bukti tersebut, polisi harus bijak bertanggung jawab mengakui ada penggunaan peluru tajam," ucapnya kepada Sindonews, Selasa (3/4/2012).
Menurutnya peluru berjenis kaliber 5.56 ini jenis peluru standar Senapan Serbu (SS) hanya digunakan Polri, dan perlu diketahui sejak lama Polri tak diizinkan lagi menggunakan jenis series Avtomat Kalashnikova (AK).
"Barang bukti temuan Konami identik dengan jenis peluru Senapan Serbu. Jika polisi tak mau mengakui berarti ada pasukan Siluman dalam peristiwa itu," ucapnya tegas.
Namun saat di konfirmasi mengenai hal ini Kepala Bidang Humas Rikwanto mengatakan itu perlu pembuktian yang lebih mendalam. "Silakan mereka melapor ke Polda Metro Jaya, nanti kita selidiki dahulu. Karena kita harus lihat jenis fisik pelurunya dahulu baru kita bisa tahu dari pasukan apa mereka," ucapnya di Mapolda Metro Jaya, Selasa (3/4/2012).
Di institusi Polri, Senapan Serbu digunakan oleh Brimob dan Densus 88. Senapan Serbu yang digunakan jenis AR-15, Steyr AUG, M16, SS2-V5 a1.
Namun tidak hanya Polri yang menggunakan Senapan Serbu, TNI pun menggunakan senapan sama. Untuk TNI hampir semua pasukan mengunakan jenis M16, SS2-V5 a1 dan Steyr AUG.
Perlu diketahui, Senapan Serbu M16 memuaskan petinggi militer AS untuk mengembangkan senapan serbu yang ringan, menggantikan M1 dan M14. Fitur inovatifnya meliputi bahan campuran plastik dan logam ringan, sistem reload (mengisi ulang peluru) yang mudah dan penggunaan peluru kaliber 5.56mm. (wbs)
()