Isu BBM ditumpangi untuk 2014
A
A
A
Sindonews.com - Pakar Psikolog Sosial dan Politik, Hamdi Muluk menilai bahwa isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di satu bulan terakhir telah menimbulkan kekisruhan ditingkat lapisan masyarakat.
"Saya melihat bahwa drama selama sebulan terakhir ini seputar BBM, keruhnya luar biasa," ujar Hamdi dalam diskusi Polemik Sindo Radio di Warung Daun Cikini Jakarta, Sabtu (31/3/2012).
Kekisruhan tersebut, lanjut Hamdi, terlihat dari riuhnya pro dan kontra argumentasi dari berbagai pihak. Banyaknya argumentasi tersebut hingga sulit menentukan argumentasi yang jernih dan jujur.
"Debat pro kontra sulit menemukan argumen yang jernih, dengan kejujuran, akal sehat, kewarasan dan rasionalitas," katanya.
Selain itu, sambung Hamdi, dirinya juga menyayangkan adanya upaya memanipulasi rakyat yang berujung pada tindakan anarkis di jalan-jalan dalam melakukan aksi demonstrasi.
"Kenaikan BBM yang dulu naik 126 persen tak seheboh sekarang. Sekarang ini kan naik hanya 30 persen tapi heboh. Karena ditumpangi untuk mengambil hati rakyat untuk 2014, rakyat dimanipulasi untuk bentrok sana sini, polisi juga kantornya seharusnya tidak boleh diserang. Ongkos sosial, budaya, terlalu besar. Masyarakat diajarkan anarkis, menang sendiri. Ini tidak setara dengan kenaikan yang hanya 30 persen itu," paparnya.
Sebenernya kita harus punya kepercayaan bahwa otuput akan pada kesejahteraan rakyat. Policy maker ada dikantor mba denny dan legislatif. Masalahnya kita kecele, bukan utk rakyat tp politik masing2. Akan menimbulkan
126 persen tak seheboh, ini 30 persen saja, ini utk mengambil hati rakyat utk 2014, rakyat dimanipulasi utk bentrok sana sini, polisi jg kantornya tidak boleh diserang. Output tidak antiklimaks, ongkos sosial, budaya, diajarkan anarkis, menang sendiri, tidak setara.
Bukanya makin maju malah makin mundur, proses politik kita akal sehat, dan nurani. Sebenernya mau agak kalau saja masalah debat bentuk policynya kan mudah. (wbs)
"Saya melihat bahwa drama selama sebulan terakhir ini seputar BBM, keruhnya luar biasa," ujar Hamdi dalam diskusi Polemik Sindo Radio di Warung Daun Cikini Jakarta, Sabtu (31/3/2012).
Kekisruhan tersebut, lanjut Hamdi, terlihat dari riuhnya pro dan kontra argumentasi dari berbagai pihak. Banyaknya argumentasi tersebut hingga sulit menentukan argumentasi yang jernih dan jujur.
"Debat pro kontra sulit menemukan argumen yang jernih, dengan kejujuran, akal sehat, kewarasan dan rasionalitas," katanya.
Selain itu, sambung Hamdi, dirinya juga menyayangkan adanya upaya memanipulasi rakyat yang berujung pada tindakan anarkis di jalan-jalan dalam melakukan aksi demonstrasi.
"Kenaikan BBM yang dulu naik 126 persen tak seheboh sekarang. Sekarang ini kan naik hanya 30 persen tapi heboh. Karena ditumpangi untuk mengambil hati rakyat untuk 2014, rakyat dimanipulasi untuk bentrok sana sini, polisi juga kantornya seharusnya tidak boleh diserang. Ongkos sosial, budaya, terlalu besar. Masyarakat diajarkan anarkis, menang sendiri. Ini tidak setara dengan kenaikan yang hanya 30 persen itu," paparnya.
Sebenernya kita harus punya kepercayaan bahwa otuput akan pada kesejahteraan rakyat. Policy maker ada dikantor mba denny dan legislatif. Masalahnya kita kecele, bukan utk rakyat tp politik masing2. Akan menimbulkan
126 persen tak seheboh, ini 30 persen saja, ini utk mengambil hati rakyat utk 2014, rakyat dimanipulasi utk bentrok sana sini, polisi jg kantornya tidak boleh diserang. Output tidak antiklimaks, ongkos sosial, budaya, diajarkan anarkis, menang sendiri, tidak setara.
Bukanya makin maju malah makin mundur, proses politik kita akal sehat, dan nurani. Sebenernya mau agak kalau saja masalah debat bentuk policynya kan mudah. (wbs)
()