DPR seperti playgroup

Sindonews.com - Almarhum mantan presiden Abdurrahmah Wahid (Gus Dur) pernah menyebut DPR sebagai taman kanak-kanak. Alasan Gus Dur pada saat itu adalah karena melihat tingkah para anggota DPR yang seperti anak-anak.

Namun pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Ahmad Bakir Ihsan punya sebutan lain. “Kalau Gus Dur bilang taman kanak-kanak, saya malah bilang playgroup, tempatnya anak-anak ber main,” kata Bakir Ihsan, ketika dihubungi lewat telepon, Selasa (13/3/2012).

Bakir Ihsan melihat di gedung parlemen sekarang ini penuh dengan permainan.
“Saya menjadi miris, ketika melihat para wakil rakyat bermain-main dengan UU, bermain dengan anggaran dan lain-lain. Terakhir, mereka bermain dengan APBN,” ujar Bakir Ihsan. Dia merujuk kepada statement para anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan yang tidak mau melanjutkan pembahasan RAPBN Perubahan yang diajukan pemerintah.

“Dalam RAPBN Perubahan itu ada nasib rakyat. Di situ ada posting anggaran
untuk kesehatan, bantuan pendidikan dan lain sebagainya. Padahal Maret ini
pembahasan RAPBN Perubahan itu harus kelar, supaya implementasi anggaran bisa segera direalisasikan,” kata Bakir Ihsan. Kalau ada acara boikot, pembahasan akan menjadi molor. “Artinya, DPR bermain-main dengan APBN. Padahal semua program pemerintah sangat tergantung dari APBN,” tambah Bakir Ihsan.

Mengenai opsi kenaikan harga BBM yang dimasukkan dalam RAPBN, Bakir Ihsan
melihat semua itu bisa dibahas dalam rapat DPR. “Bagi yang menolak, tinggal berargumen di dalam rapat,” tegasnya.

Pemboikotan tidak akan menyelesaikan masalah, dan hanya akan menghambat realisasi anggaran untuk rakyat. Bakir Ihsan menegaskan, kalau DPR tidak mau disebut sebagai playgroup, mereka harus bekerja sungguh-sungguh.

“Rapat jangan pada bolos, rapat harus serius dan fokus, jangan ketawa-ketiwi sambil mainin HP atau perangkat tablet,” pungkasnya.(azh)