Capres alternatif berpeluang besar

Jum'at, 27 Januari 2012 - 08:33 WIB
Capres alternatif berpeluang...
Capres alternatif berpeluang besar
A A A
Sindonews.com - Para bakal calon presiden (capres) perlu lebih menggencarkan sosialisasi diri dan kerja-kerja riil untuk membuat masyarakat calon pemilih yakin bahwa kapasitas dan kapabilitas mereka memang layak pilih.

Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute Gun Gun Heryanto mengatakan, para bakal capres perlu menghidupkan berbagai peluang dukungan nyata di simpul-simpul kekuatan parpol.

Dengan peluang dukungan nyata ini,para bakal capres, baik dari parpol menengah maupun dari parpol baru, dapat menanamkan dengan kuat citra dan keyakinan di tengah masyarakat bahwa dirinya adalah figur yang paling layak menjadi tempat bagi rakyat untuk menyandarkan harapan perubahan ke arah yang lebih baik.

“Bakal capres harus punya ‘sesuatu’ yang membedakan dirinya dengan kandidat lain. Dia bisa menawarkan solusi atas berbagai soal bangsa, juga punya tawaran program terobosan yang sangat meyakinkan sehingga rakyat tergerak untuk memilihnya. Ini harus dilakukan sejak dini dan konsisten,” ujar Gun Gun di Jakarta Kamis 26 Januari 2012.

Gun Gun menyatakan, asumsi bahwa saat ini belum ada figur bakal capres yang kualitas, kapabilitas, dan potensi kekuatannya di segala lini sekaliber Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ada benarnya.

Namun, popularitas dan elektabilitas figur politikus senior maupun figur alternatif sangat mungkin mencuat bila mampu memainkan peran nyata dan pencitraan secara cerdas. Menurut dia, pencitraan kuat yang perlu terus dijaga demi peningkatan elektabilitas dapat dilakukan antara lain dengan rajin melontarkan cara pandang politik yang egaliter, populis, orientasi kebijakan yang jelas, juga menggelar beragam program nyata.

Dosen komunikasi politik UIN Syarif Hidayatullah dan Universitas Paramadina ini mengungkapkan, adanya bakal capres yang tersandera “dosa-dosa” masa lalu dapat dijadikan peluang bagi figur senior yang bercitra bersih untuk mengintervensi kontestasi di level persepsi publik.

“Kalau seorang bakal capres sudah tercitrakan secara kuat sebagai problem solver, didukung dengan kemampuannya menunjukkan progresivitas dalam kerja-kerja untuk publik, maka peluang untuk menjadi capres dan terpilih sangat besar,” kata Gun Gun.

Dia juga mengingatkan agar bakal capres, baik yang namanya telah muncul di publik maupun belum, harus semakin intensif melakukan proses-proses inisiasi gerakan membangun mutual understanding di basis-basis utama konstituen jauh-jauh hari sebelum masa kampanye. Figur bakal capres pun perlu membangun jaringan kuat di berbagai kalangan, baik pengusaha, militer maupun politik.

“Niscaya, bakal capres seperti ini akan mampu mengisi kekosongan stok pemimpin sekaliber SBY, bahkan jauh lebih meyakinkan,” pungkasnya.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Andrinof A Chaniago meyakini akan muncul figur bakal capres paling ideal pada waktunya nanti.

“Sekarang semua parpol menggunakan mekanisme baku dengan survei. Itu mereka lakukan sebagai pengukur yang efektif dalam demokrasi langsung yang kita terapkan. Jadi pada waktunya nanti, parpol tentu juga akan punya alternatif- alternatif,” katanya.

Sementara itu, Sekjen DPP Partai NasDem Ahmad Rofiq mengaku sepakat dengan analisis kalangan pengamat politik soal peluang figur bakal capres alternatif di 2014.

“Bisa dari jajaran tokoh politik yang sekarang sudah populer, bisa juga figur baru. Yang penting, bisa diterima semua kalangan dan citranya bersih. Kita rindukan kepemimpinan yang mau berbuat, yang memahami bahwa kekuasaan itu untuk mengabdi, bukan untuk eksploitasi kekuasaan,” katanya.

Menurut Rofiq, bakal capres 2014 harus memiliki integritas tinggi. Artinya, ketika pemimpin memberikan perintah atau telah ada putusan kebijakan, rakyat memberikan dukungan dan tidak apriori. Dia mencontohkan bagaimana figur sekaliber SBY yang terpilih di atas 60% saja terkadang masih ragu dalam mengambil keputusan. Karena itu, bakal capres nanti harus bisa menutupi apa yang menjadi kelemahan SBY.

Sementara itu, guru besar ilmu politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Dede Mariana menilai, tokoh politik yang memang memiliki kualitas standar presiden pada saatnya nanti akan didekati berbagai kekuatan politik di luar partainya. Hanya saja, terang dia, bakal capres ini harus dikukuhkan sebelum pemilu legislatif sehingga mereka bisa membantu parpol meraih dukungan suara agar bisa mengusung capres sendiri.

“Pemilih kita kan masih patron client.Ketokohan kadang masih jadi sumber kekuatan elektabilitas. Figur yang mendapat restu SBY sangat diuntungkan oleh kondisi ini apabila kinerja lawan mereka tidak benar-benar kuat. Tapi masih ada waktu bagi semua figur untuk bekerja maksimal, minimal hingga akhir 2013,” terangnya.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0471 seconds (0.1#10.140)