Pimpinan Banggar - Setjen DPR saling tuding
A
A
A
Sindonews.com - Tak mau disalahkan gara-gara renovasi ruang rapat, pimpinan Badan Anggaran (Banggar) balik menuding Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR berada di balik kisruh kongkalikong proyek Rp20,4 miliar.
Ketua Banggar DPR, Melchias Markus Mekeng, menyebut Kepala Biro Pemeliharaan Pembangunan dan Instalasi Setjen DPR Soemirat, sebagai pemain proyek renovasi ruang baru Banggar.
"Lama-lama omongannya makin ngawur, menuding pimpinan Banggar yang minta kursi Rp24 juta dari Jerman pula. Mereka yang tahu standar ketentuan, mereka yang pegang anggaran, mereka yang beli, kok kita yang disalahkan?" kata Mekeng saat dihubungi wartawan, Rabu (18/1/2012).
Dia mengakui pimpinan Banggar meminta renovasi ruang rapat dan sekretariat, namun permintaan itu tidak menyertakan spesifikasi kebutuhan yang khusus diajukan.
"Jadi jelas, kursi dari Jerman itu mereka yang ajukan bukan permintaan kita. Memangnya kita kurang kerjaan sampai ngurusin kursi harus seharga Rp 24 juta dan buatan
Jerman?" imbuhnya.
Dia berharap pemeriksaan yang dilakukan Badan Kehormatan (BK) DPR secara objektif menelusuri pangkal persoalan. "Kalau saya curiga Sumirat itulah pemainnya. Sekarang setelah proyek Banggar diributkan, dia seenaknya main tuding. Padahal Setjen-lah pelaksana proyek," sebut dia.
Kemarin saat meninjau ruang Banggar bersama pimpinan dan anggota BK, Soemirat menyebut pemilihan spesifikasi peralatan dan perlengkapan ditunjuk langsung pimpinan Banggar.
Kepada anggota BK, M Nurdin, Soemirat mengatakan pemilihan satu kursi seharga Rp24 juta merupakan kebutuhan Banggar. Usulan pemilihan jenis kursi ini, kata Soemirat datang dari pimpinan Banggar. "Yang minta pimpinan Banggar," tegasnya.
Soemirat juga menjelaskan konsultan proyek mulanya menawarkan sejumlah spesifikasi peralatan dan perlengkapan ruangan. Pimpinan Banggar kemudian memilih spesifikasi tertentu hingga nilai renovasi membengkak menjadi Rp20 miliar. "(Spesifikasi) dipilih oleh Banggar, bukan sekjen. Hanya pimpinan banggar dan wakilnya," tegasnya. (wbs)
Ketua Banggar DPR, Melchias Markus Mekeng, menyebut Kepala Biro Pemeliharaan Pembangunan dan Instalasi Setjen DPR Soemirat, sebagai pemain proyek renovasi ruang baru Banggar.
"Lama-lama omongannya makin ngawur, menuding pimpinan Banggar yang minta kursi Rp24 juta dari Jerman pula. Mereka yang tahu standar ketentuan, mereka yang pegang anggaran, mereka yang beli, kok kita yang disalahkan?" kata Mekeng saat dihubungi wartawan, Rabu (18/1/2012).
Dia mengakui pimpinan Banggar meminta renovasi ruang rapat dan sekretariat, namun permintaan itu tidak menyertakan spesifikasi kebutuhan yang khusus diajukan.
"Jadi jelas, kursi dari Jerman itu mereka yang ajukan bukan permintaan kita. Memangnya kita kurang kerjaan sampai ngurusin kursi harus seharga Rp 24 juta dan buatan
Jerman?" imbuhnya.
Dia berharap pemeriksaan yang dilakukan Badan Kehormatan (BK) DPR secara objektif menelusuri pangkal persoalan. "Kalau saya curiga Sumirat itulah pemainnya. Sekarang setelah proyek Banggar diributkan, dia seenaknya main tuding. Padahal Setjen-lah pelaksana proyek," sebut dia.
Kemarin saat meninjau ruang Banggar bersama pimpinan dan anggota BK, Soemirat menyebut pemilihan spesifikasi peralatan dan perlengkapan ditunjuk langsung pimpinan Banggar.
Kepada anggota BK, M Nurdin, Soemirat mengatakan pemilihan satu kursi seharga Rp24 juta merupakan kebutuhan Banggar. Usulan pemilihan jenis kursi ini, kata Soemirat datang dari pimpinan Banggar. "Yang minta pimpinan Banggar," tegasnya.
Soemirat juga menjelaskan konsultan proyek mulanya menawarkan sejumlah spesifikasi peralatan dan perlengkapan ruangan. Pimpinan Banggar kemudian memilih spesifikasi tertentu hingga nilai renovasi membengkak menjadi Rp20 miliar. "(Spesifikasi) dipilih oleh Banggar, bukan sekjen. Hanya pimpinan banggar dan wakilnya," tegasnya. (wbs)
()