Priyo: Jangan boikot ruang Banggar DPR
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso berharap sembilan fraksi di Senayan menyikapi arif polemik renovasi ruang Badan Anggaran (Banggar) yang menelan biaya Rp20 miliar. Priyo meminta setiap fraksi tidak melakukan aksi "boikot" terhadap ruangan banggar.
"Enggak perlu boikot-memboikot. Itu saja, yang penting dikoreksi, diperbaiki. Itu jauh lebih baik ketimbang memboikot, menduduki, dan sebagainya," kata Priyo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (16/1/2012).
Sebelumnya, Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) akan menjalankan aksi "boikot" tidak menempati ruang banggar sebelum Setjen DPR melakukan klarifikasi detail rincian proyek.
Priyo mengakui renovasi banggar terlalu mewah untuk digunakan anggota dewan. "Karena itu saya minta dikoreksi, diaudit. Itu yang kami minta agar sekjen dan BURT menjelaskan semuanya secara terbuka, transparan, tidak perlu ada yang ditutupi kepada semua pihak," terangnya.
Dia berharap ke depan setjen DPR tidak gegabah merencanakan proyek fasilitas di DPR. Setjen diminta membuat kajian dan mengumumkan rinciannya ke publik setelah berkomunikasi dengan BURT dan pimpinan DPR.
"Saya berpandangan bahwa itu terlalu wah dan perlu dikoreksi, diperbaiki. Kalau pun sudah terlanjur, ini harus jadi peristiwa terakhir yang tidak boleh terjadi lagi," jelasnya.
Seharusnya, tambah Priyo, renovasi ruang Banggar cukup seperti room lain yang bercita rasa keparlemenan, kerakyatan, dan kebudayaan. Jangan kemudian malah membentuk seperti itu ingin modern, ingin teknologi tinggi yang malah menambah menimbulkan rasa ketidakenakan dan ketidakpatutan. (san)
"Enggak perlu boikot-memboikot. Itu saja, yang penting dikoreksi, diperbaiki. Itu jauh lebih baik ketimbang memboikot, menduduki, dan sebagainya," kata Priyo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (16/1/2012).
Sebelumnya, Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) akan menjalankan aksi "boikot" tidak menempati ruang banggar sebelum Setjen DPR melakukan klarifikasi detail rincian proyek.
Priyo mengakui renovasi banggar terlalu mewah untuk digunakan anggota dewan. "Karena itu saya minta dikoreksi, diaudit. Itu yang kami minta agar sekjen dan BURT menjelaskan semuanya secara terbuka, transparan, tidak perlu ada yang ditutupi kepada semua pihak," terangnya.
Dia berharap ke depan setjen DPR tidak gegabah merencanakan proyek fasilitas di DPR. Setjen diminta membuat kajian dan mengumumkan rinciannya ke publik setelah berkomunikasi dengan BURT dan pimpinan DPR.
"Saya berpandangan bahwa itu terlalu wah dan perlu dikoreksi, diperbaiki. Kalau pun sudah terlanjur, ini harus jadi peristiwa terakhir yang tidak boleh terjadi lagi," jelasnya.
Seharusnya, tambah Priyo, renovasi ruang Banggar cukup seperti room lain yang bercita rasa keparlemenan, kerakyatan, dan kebudayaan. Jangan kemudian malah membentuk seperti itu ingin modern, ingin teknologi tinggi yang malah menambah menimbulkan rasa ketidakenakan dan ketidakpatutan. (san)
()