Gesekan politikus Golkar dan Demokrat terus berlanjut
A
A
A
Sindonews.com - Gesekan politik antar kader Partai Golkar dan Partai Demokrat terus berlanjut. Kader Partai Demokrat diminta tak perlu panik terhadap perkembangan hukum dan politik yang terus berjalan dinamis pada kasus Bank Century, Wisma Atlet, Hambalang, dan sebagainya.
Sebagai anggota koalisi pendukung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bukan berarti kader partai koalisi tersebut dilarang bersikap kritis. Apalagi meminta pimpinan partai bersangkutan untuk menegur anggotanya di DPR yang besikap kritis.
"Janganlah coba-coba mengajari tentara baris-berbaris, jam terbang mereka sudah tinggi. Kami di Golkar santai-santai saja, karena posisi kami jelas. Sebagai sahabat koalisi, wajib hukumnya mengingatkan walaupun itu pahit," ujar politikus Senayan dari Partai Golkar Bambang Soesatyo melalui pesan singkatnya kepada Sindonews, Jakarta, Senin (9/1/2012).
Dia mengatakan, seharusnya kader partai Demokrat ikut mendorong penuntasan sejumlah kasus korupsi yang menyita perhatian publik tersebut. Sebab, akibat kasus itu, lembaga survei mengatakan citra partai binaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu anjlok.
"Ada baiknya fokus pada upaya percepatan penuntasan kasus tersebut agar pemerintah dan partai Demokrat tidak tersandera," tukasnya.
Bahkan, anggota Komisi III (hukum) DPR ini meminta para kader Partai Demokrat ini membaca kembali poin perjanjian koalisi. Ditegaskan, dalam perjanjian itu, tak ada larangan bagi anggota koalisi untuk bersikap kritis terhadap sejumlah persoalan korupsi.
Dalam perjanjian itu disepakati untuk membangun pemerintahan yang bersih, berwibawa dan bebas korupsi. Selanjutnya, meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mengurangi kertegantungan luar negeri serta meneruskan cita-cita perjuangan reformasi.
Hal ini sejalan dengan pidato ketua umum Golkar, yaitu sebagai sahabat yang baik akan mengingatkan pemerintah walaupun itu pahit. "Jadi, kalau kami disuruh bungkam dan dipaksa menutup-nutupi bangkai gajah seperti dalam skandal Bank Century, ya sori saja. Itu bertentangan dengan semangat pembentukan koalisi," tegasnya.
Maka itu, dirinya tak akan terpancing dengan perdebatan dengan politikus Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana mengenai ikan. Tajamnya perdebatan tersebut, tercetuslah dari mulut Sutan yang menyinggung sejumlah politkus aktif menggoyang Presiden SBY diibaratkan sebagai ikan Salmon.
Bambang Soesatyo merupakan politikus yang kerap kritis terhadap pemerintah. Hal ini lantas dibalas oleh Bambang yang mengatakan Sutan ibarat ikan teri asin lantaran Sutan sebagai politikus Partai Demokrat yang kagetan ngomong sana-sini.
"Golkar tidak mau terjebak pada perdebatan yang tidak bermutu soal ikan. Apalagi terendus informasi bahwa mereka sedang berupaya mengalihkan isu dari kasus-kasus sensitif seperti skandal Century, Wisma Atlet, Hambalang dan sebagainya yang sebentar lagi bakal terbongkar," pungkas Bambang.
Sebagai anggota koalisi pendukung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bukan berarti kader partai koalisi tersebut dilarang bersikap kritis. Apalagi meminta pimpinan partai bersangkutan untuk menegur anggotanya di DPR yang besikap kritis.
"Janganlah coba-coba mengajari tentara baris-berbaris, jam terbang mereka sudah tinggi. Kami di Golkar santai-santai saja, karena posisi kami jelas. Sebagai sahabat koalisi, wajib hukumnya mengingatkan walaupun itu pahit," ujar politikus Senayan dari Partai Golkar Bambang Soesatyo melalui pesan singkatnya kepada Sindonews, Jakarta, Senin (9/1/2012).
Dia mengatakan, seharusnya kader partai Demokrat ikut mendorong penuntasan sejumlah kasus korupsi yang menyita perhatian publik tersebut. Sebab, akibat kasus itu, lembaga survei mengatakan citra partai binaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu anjlok.
"Ada baiknya fokus pada upaya percepatan penuntasan kasus tersebut agar pemerintah dan partai Demokrat tidak tersandera," tukasnya.
Bahkan, anggota Komisi III (hukum) DPR ini meminta para kader Partai Demokrat ini membaca kembali poin perjanjian koalisi. Ditegaskan, dalam perjanjian itu, tak ada larangan bagi anggota koalisi untuk bersikap kritis terhadap sejumlah persoalan korupsi.
Dalam perjanjian itu disepakati untuk membangun pemerintahan yang bersih, berwibawa dan bebas korupsi. Selanjutnya, meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mengurangi kertegantungan luar negeri serta meneruskan cita-cita perjuangan reformasi.
Hal ini sejalan dengan pidato ketua umum Golkar, yaitu sebagai sahabat yang baik akan mengingatkan pemerintah walaupun itu pahit. "Jadi, kalau kami disuruh bungkam dan dipaksa menutup-nutupi bangkai gajah seperti dalam skandal Bank Century, ya sori saja. Itu bertentangan dengan semangat pembentukan koalisi," tegasnya.
Maka itu, dirinya tak akan terpancing dengan perdebatan dengan politikus Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana mengenai ikan. Tajamnya perdebatan tersebut, tercetuslah dari mulut Sutan yang menyinggung sejumlah politkus aktif menggoyang Presiden SBY diibaratkan sebagai ikan Salmon.
Bambang Soesatyo merupakan politikus yang kerap kritis terhadap pemerintah. Hal ini lantas dibalas oleh Bambang yang mengatakan Sutan ibarat ikan teri asin lantaran Sutan sebagai politikus Partai Demokrat yang kagetan ngomong sana-sini.
"Golkar tidak mau terjebak pada perdebatan yang tidak bermutu soal ikan. Apalagi terendus informasi bahwa mereka sedang berupaya mengalihkan isu dari kasus-kasus sensitif seperti skandal Century, Wisma Atlet, Hambalang dan sebagainya yang sebentar lagi bakal terbongkar," pungkas Bambang.
()