Yusril Dinilai Produktif dalam Berikan Masukan Terkait Corona
A
A
A
JAKARTA - Sudah lebih dari sebulan, virus corona atau COVID-19 mengobrak-abrik perasaan masyarakat bangsa Indonesia. Rasa aman dan rasa saling percaya seolah rontok dalam sekejap.
Luka akibat Pilpres 2019 yang sudah mulai sembuh, seperti teriris kembali. COVID-19, ternyata tidak hanya sekadar virus yang menginveksi tubuh, tetapi juga perasaan dan batiniah masyarakat.
(Baca juga: Permenkes 9 Tahun 2020 Tidak Akan Efektif Perangi Corona)
Masduki Toha baru-baru ini membuat sebuah tulisan viral. Dalam tulisannya, mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya ini mengupas sikap sosok Prof Yusril Ihza Mahendra (YIM) seorang 'Begawan Hukum Indonesia'.
YIM dinilai, sebagai sosok negarawan. Semua tahu, mantan kuasa hukum Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres lalu itu, terus menyuarakan pandangan sebagai solusi atas masalah bangsa ini. Meskipun solusinya tidak dijadikan kebijakan oleh pemerintah.
"Sejak sekira dua bulan lalu ketika tersebar berita tentang adanya serangan virus corona di berbagai negara, sepanjang pengamatan saya, Prof Yusril adalah tokoh yang paling produktif melalui tulisan-tulisannya," kata Masduki dalam keterangannya kepada media, Minggu (5/4/2020).
Dalam pandangan Masduki, YIM selalu menyampaikan pemikiran, pandangan, saran, masukan bahkan kritik kepada pemerintah selaku pengambil kebijakan. Dan, dalam setiap kali menyampaikan pandangan dan kritiknya, Yusril selalu memberikan alternatif solusi.
Setiap hari ruang publik seolah dipenuhi oleh pikiran-pikiran dan pandangannya. Berhari-hari, berminggu-minggu. Teriakannya berhenti pada 1 April 2020. Saat itu Presiden Jokowi telah mengambil keputusan dalam menghadapi wabah COVID-19, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Jalan yang diputuskan presiden berbeda dengan yang diteriakkan Yusril yang lebih merekomendasi Lockdown atau Karantina Wilayah, akan tetapi Presiden memilih PSBB. Walaupun mengandung kesamaan, tetapi sangat jauh berbeda.
"Apakah Yusril kecewa? Mungkin iya. Tapi apakah Yusril marah? Tidak sama sekali. Justru Yusril hari itu mengakhiri berondongan tulisan-tulisannya. Tulisan terakhir Yusril setelah presiden mengumumkan keputusannya, berjudul 'BISAKAH PSBB MENGHADAPI VIRUS CORONA?'. Setelah itu Yusril tidak menuliskan (mempublikasikan) lagi pemikiran-pemikirannya," jelasnya.
Hanya lanjut Masduki, pada alinea terakhir tulisan terakhirnya tersebut Yusril menulis kritik sebagai peringatan kepada pemerintah. Masduki menyampaikan, selama Presiden Jokowi sebagai pemimpin belum memgambil keputusan, Yusril sekuat tenaga dan pikiran menyampaikan semua hal yang dianggap benar dan baik
"Tak peduli dia dipuji atau dimaki. Tetapi ketika presiden telah mengambil keputusan, walaupun hal itu tidak sesuai dengan pemikirannya, Yusril diam. Yusril punya sikap, keputusan pemimpin negara harus dihargai dan dihormati. Jangan dirongrong. Harus didukung," ucapnya.
"Saya yakin hari ini Yusril adalah orang yang paling tenang dan lega. Dia sudah berusaha semaksimal mungkin. Bebannya telah ditumpahkan. Tugasnya telah ditunaikan. Usahanya telah dijalankan," sambungnya.
Tentu Yusril kata Masduki, tidak lantas berleha-leha. Pikiran dan hatinya pasti terus diperas untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi beberapa waktu ke depan.
"Seandainya kita mampu meniru sikap dan caranya dalam berbangsa dan bernegara, sepertinya bangsa ini akan lebih cepat dewasa. Saya merasa kita memang patut berguru kepadanya, Sang Negarawan Sejati," ucap Masduki mengakhiri.
Luka akibat Pilpres 2019 yang sudah mulai sembuh, seperti teriris kembali. COVID-19, ternyata tidak hanya sekadar virus yang menginveksi tubuh, tetapi juga perasaan dan batiniah masyarakat.
(Baca juga: Permenkes 9 Tahun 2020 Tidak Akan Efektif Perangi Corona)
Masduki Toha baru-baru ini membuat sebuah tulisan viral. Dalam tulisannya, mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya ini mengupas sikap sosok Prof Yusril Ihza Mahendra (YIM) seorang 'Begawan Hukum Indonesia'.
YIM dinilai, sebagai sosok negarawan. Semua tahu, mantan kuasa hukum Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres lalu itu, terus menyuarakan pandangan sebagai solusi atas masalah bangsa ini. Meskipun solusinya tidak dijadikan kebijakan oleh pemerintah.
"Sejak sekira dua bulan lalu ketika tersebar berita tentang adanya serangan virus corona di berbagai negara, sepanjang pengamatan saya, Prof Yusril adalah tokoh yang paling produktif melalui tulisan-tulisannya," kata Masduki dalam keterangannya kepada media, Minggu (5/4/2020).
Dalam pandangan Masduki, YIM selalu menyampaikan pemikiran, pandangan, saran, masukan bahkan kritik kepada pemerintah selaku pengambil kebijakan. Dan, dalam setiap kali menyampaikan pandangan dan kritiknya, Yusril selalu memberikan alternatif solusi.
Setiap hari ruang publik seolah dipenuhi oleh pikiran-pikiran dan pandangannya. Berhari-hari, berminggu-minggu. Teriakannya berhenti pada 1 April 2020. Saat itu Presiden Jokowi telah mengambil keputusan dalam menghadapi wabah COVID-19, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Jalan yang diputuskan presiden berbeda dengan yang diteriakkan Yusril yang lebih merekomendasi Lockdown atau Karantina Wilayah, akan tetapi Presiden memilih PSBB. Walaupun mengandung kesamaan, tetapi sangat jauh berbeda.
"Apakah Yusril kecewa? Mungkin iya. Tapi apakah Yusril marah? Tidak sama sekali. Justru Yusril hari itu mengakhiri berondongan tulisan-tulisannya. Tulisan terakhir Yusril setelah presiden mengumumkan keputusannya, berjudul 'BISAKAH PSBB MENGHADAPI VIRUS CORONA?'. Setelah itu Yusril tidak menuliskan (mempublikasikan) lagi pemikiran-pemikirannya," jelasnya.
Hanya lanjut Masduki, pada alinea terakhir tulisan terakhirnya tersebut Yusril menulis kritik sebagai peringatan kepada pemerintah. Masduki menyampaikan, selama Presiden Jokowi sebagai pemimpin belum memgambil keputusan, Yusril sekuat tenaga dan pikiran menyampaikan semua hal yang dianggap benar dan baik
"Tak peduli dia dipuji atau dimaki. Tetapi ketika presiden telah mengambil keputusan, walaupun hal itu tidak sesuai dengan pemikirannya, Yusril diam. Yusril punya sikap, keputusan pemimpin negara harus dihargai dan dihormati. Jangan dirongrong. Harus didukung," ucapnya.
"Saya yakin hari ini Yusril adalah orang yang paling tenang dan lega. Dia sudah berusaha semaksimal mungkin. Bebannya telah ditumpahkan. Tugasnya telah ditunaikan. Usahanya telah dijalankan," sambungnya.
Tentu Yusril kata Masduki, tidak lantas berleha-leha. Pikiran dan hatinya pasti terus diperas untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi beberapa waktu ke depan.
"Seandainya kita mampu meniru sikap dan caranya dalam berbangsa dan bernegara, sepertinya bangsa ini akan lebih cepat dewasa. Saya merasa kita memang patut berguru kepadanya, Sang Negarawan Sejati," ucap Masduki mengakhiri.
(maf)