Tanpa Disadari, Covid-19 Ubah Perilaku Masyarakat Jadi Lebih Sehat

Sabtu, 04 April 2020 - 11:10 WIB
Tanpa Disadari, Covid-19 Ubah Perilaku Masyarakat Jadi Lebih Sehat
Tanpa Disadari, Covid-19 Ubah Perilaku Masyarakat Jadi Lebih Sehat
A A A
JAKARTA - Virus corona alias Covid-19 membuat seluruh dunia, termasuk Indonesia, mengalami kepanikan dan kerugian besar. Banyak perusahaan dan sarana pendidikan memilih berkegiatan dari rumah. Namun di balik itu, virus corona membawa dampak positif yang mampu mengubah pola hidup masyarakat menjadi lebih sehat.

Dampak positif corona telah membuat hampir semua masyarakat melakukan budaya hidup bersih. Tentunya ini akan sangat baik untuk kehidupan mendatang, virus corona memang akan lebih mudah dicegah dengan pola hidup bersih.

Aktivitas mencuci tangan pun lebih sering dilakukan daripada biasanya. Hal ini ditegaskan oleh Sekretaris Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dyah Waluyo. Menurut dia, aktivitas cuci tangan sudah dianjurkan sejak dahulu untuk mencegah kuman. Dan mungkin tidak seorang pun tahu benda-benda yang dipegang tersebut sudah memiliki banyak bakteri dan virus.

"Jika dikatakan apakah virus ini memberikan dampak positif, tentunya iya. Masyarakat sekarang sudah mulai peka tentang arti kesehatan. Mereka tidak lagi malas mencuci tangan, menggunakan masker, mengatur pola istirahat, dan tidur cukup, yang mungkin dahulu itu semua dianggap sepele," jelasnya.

Selain melakukan budaya bersih, kehadiran virus corona membuat masyarakat menjalankan pola hidup sehat. "Saat ini mereka lebih fokus memilih makanan sehat dan konsumsi cemilan-cemilan sehat untuk menjaga daya tahan tubuh," kata Dyah.

Saat ini banyak masyarakat yang sudah sadar pentingnya mengonsumsi buah dan sayur. Bahkan, masyarakat saat ini lebih memilih mengonsumsi obat-obatan herbal, seperti jamu dan minuman herbal lainnya.

"Dahulu empon-empon hanya dianggap sebagai bahan penyedap masakan. Sekarang dengan merebaknya Covid-19 banyak masyarakat yang mulai sadar bahwa ramuan herbal yang ada di sekelilingnya bisa lebih ampuh untuk menangkal virus, ini salah satu nilai positif juga," tegasnya.

Tidak hanya membawa perubahan baik pada pola makan, masyarakat pun kini menyadari pentingnya memberikan waktu untuk berolahraga. Seperti jogging hingga bermain olahraga yang bisa memicu otot bergerak lebih banyak dibandingkan biasanya. (Baca: Tren Penyebaran Corona Meluas, Fasilitas Kesehatan Harus Diperkuat)

"Jika dahulu banyak orang takut dengan sinar matahari, sekarang banyak orang berlomba-lomba mencari sinar matahari untuk berjemur. Masyarakat sekarang sudah tahu bahwa sinar matahari itu menyimpan banyak manfaat, seperti vitamin D yang mampu mencegah infeksi pada tubuh," ungkap Dyah.

Tidak hanya membawa perubahan pada pola hidup sehat saja, wabah virus corona pun memberikan nilai positif ‎bagi psikologi, salah satunya mempererat hubungan dengan keluarga.

Psikolog Emeldah dari Ikatan Psikologi Klinis Indonesia mengungkapkan, saat-saat di rumah untuk mencegah persebaran Covid-19 bisa jadi saat yang tepat untuk mendapatkan waktu bersama keluarga yang sering hilang karena kesibukan sehari-hari.

"Dengan adanya work from home (WFH) kita bisa ambil nilai positifnya, yaitu bisa lebih akrab dengan keluarga. Memang terkadang bisa jadi berantem, tapi wajarlah namanya di rumah 24 jam. Yang penting kita punya kiat-kiatnya," jelasnya.

Emeldah menambahkan, dengan saling terhubung dengan anggota keluarga, masyarakat tetap bisa menjaga kesehatan psikis pada saat kondisi krisis seperti ini. Di sisi lain, nilai positifnya bisa saling menguatkan satu sama lain.

"Kita sebarkan hal positif, hal yang bisa membuat kita lebih semangat," kata Emeldah.

Perubahan pola hidup masyarakat di tengah merebaknya wabah corona juga dinilai positif oleh pengamat sosial politik Ubedilah Badrun. Menurut dia, adanya pembatasan untuk berkegiatan di luar rumah memang baik memutus persebaran corona. (Baca juga: Pemerintah Harus Sajikan Data Akurat Korban Corona)

"Adanya perubahan pola masyarakat yang seakan takut keluar rumah, lebih sering mengonsumsi sayur dan buah itu merupakan bentuk dari kekhawatiran," jelasnya.

Ubedilah menambahkan, perubahan pola ini bukan hanya di sisi konsumsi. Pola kerja juga harus diperhitungkan seberapa efektif ini dilakukan, lalu pola belajar anak-anak di rumah. Masih ada jutaan anak yang terkendala belajar online karena keterbatasan internet, ini harus dipikirkan.

"Positifnya, perubahan pola masyarakat ini tidak berpengaruh kepada aktivitas ekonomi. Tetapi kalau dibiarkan seperti ini terus, masih kurang efektif untuk menangkal wabahnya," ungkapnya.

Sementara itu, wabah corona juga ikut memengaruhi pola ibadah masyarakat. Hal ini pun ditegaskan Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Soleh. Menurut dia, dalam keadaan seperti ini, masyarakat tetap bisa khusyuk beribadah di rumah.

"Pola perubahan beribadah ini kan niatnya untuk mencegah peredaran Covid-19 dengan ikhtiar lahir dan batin. Ikhtiar batin, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan meningkatkan ibadah di mana pun," jelasnya.

Niam menambahkan, sebenarnya bukan melarang ibadah di tempat peribadahan seperti masjid. Perubahan pola ini sebagai bentuk menyelamatkan jiwa dengan melaksanakan protokol kesehatan. Ini untuk meminimalkan kerumunan sehingga ibadah yang dilaksanakan berkerumun seminimal mungkin dihindari.

"Kegiatan dari rumah termasuk ibadah seiring sejalan dengan pencegahan persebaran Covid-19. Yaitu penguatan muslimin dan muslimah berada di rumah dengan pelaksanaan ibadah dan menjaga jarak dari kerumunan," jelas Niam.

Selain itu, dengan adanya perbedaan pola ibadah ini tidak perlu dijadikan alasan. Niam meminta masyarakat mematuhi fatwa yang telah dibuat MUI dan melaksanakan ibadah di rumah karena sebaik-baiknya ibadah shalat adalah shalat yang dilaksanakan di rumah.

Untuk tradisi berjabat tangan yang sering dilakukan, Niam pun menilai hal ini sebenarnya bisa disiasati dengan baik. "Menghindari langkah yang walaupun baik, tapi dapat menularkan virus seperti bersalaman. Tidak lantas mengurangi keakraban atau menghormati. Untuk sementara bisa bersalaman tanpa menyentuh tangan. Kebiasaan ini wajar dilakukan dalam keadaan yang benar-benar perlu dilakukan," tambahnya.

Figur Publik Ikut Merasakan Dampak Positifnya

Wabah virus corona yang membuat panik masyarakat ikut pula dirasakan oleh sejumlah figur publik. Virus ini membuat mereka lebih waspada dan berhati-hati dalam melakukan segala hal agar tidak terinfeksi virus yang berasal dari Wuhan, Hubei, China tersebut.

Salah satunya presenter Meisya Siregar yang memberikan kewaspadaan tersendiri kepada keluarganya dan selalu menjaga kebersihan di dalam melakukan aktivitas. "Saya jadi sangat waspada dengan virus corona itu, terlebih lagi jumlah korbannya sudah sangat mengkhawatirkan," katanya.

Meskipun merasa khawatir, perempuan berusia 40 tahun tersebut melihat sisi positif virus ini. Dia dan anak-anaknya lebih sering menjaga pola hidup sehat dengan melakukan cuci tangan sebelum melakukan aktivitas, seperti makan ataupun setelah memegang benda lainnya.

"Aku ambil sisi positifnya aja ya, dengan virus ini aku lebih diajarkan lagi bagaimana kita harus bisa jaga diri. Aku dan anak-anak sekarang jadi sedikit-sedikit cuci tangan dan selalu sedia handsanitizer," kata Meisya. (Baca juga: Hasil Penelitian Ahli, Temulawak Ternyata Mampu Tangkal Virus Corona)

Lebih lanjut, untuk mencegah corona, perempuan kelahiran Bandung, 13 April 1979 itu lebih berhati-hati untuk memegang sesuatu secara langsung. "Memegang lift saja sekarang dengan tisu dan naik eskalator juga tidak mau pegang," jelasnya.

Dengan begitu, Meisya berharap bersama ketiga anaknya selalu menerapkan kebersihan setiap hari. Meskipun nantinya sudah tidak ada lagi virus corona di Indonesia. "Jadi ya mudah-mudahan ini bisa jadi kebiasaan baik yang bisa kita terusin sampai nanti, jangan gegabah dan sembarang untuk megang-megang, jadi lebih sehat lagi," ujar Meisya.

Tak hanya Meisya, penyanyi tembang lawas Yuni Shara pun mengambil sisi positif wabah corona dengan lebih mendekatkan lagi pada kegiatan bersama kedua anaknya, seperti berjemur dan berolahraga pagi.

“Aku ambil sisi positifnya aja ya, dengan virus ini aku lebih diajarkan lagi bagaimana kita harus bisa jaga diri. Aku dan anak-anak sekarang jadi sedikit-sedikit cuci tangan dan selalu sedia hand sanitizer,” kata Meisy. (Aprilia S Andyna)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3603 seconds (0.1#10.140)