11 Hal yang Perlu Diperhatikan Pemerintah Jika Lockdown Dilakukan

Minggu, 29 Maret 2020 - 09:33 WIB
11 Hal yang Perlu Diperhatikan Pemerintah Jika Lockdown Dilakukan
11 Hal yang Perlu Diperhatikan Pemerintah Jika Lockdown Dilakukan
A A A
JAKARTA - Jumlah pasien positif virus Corona di Indonesia per 28 Maret 2020 sebanyak 1.155 orang, 102 orang meninggal dunia dan 59 orang sembuh. Mewabahnya virus Corona di negeri ini membuat sebagian besar perusahaan-perusahaan di Jabodetabek menerapkan kebijakan work from home (WFH).

Ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan oleh pemerintah agar masyarakat yang melakukan WFH tidak dihinggapi kekhawatiran. Beberapa hal tersebut di antaranya, pertama, ketersedian sembilan bahan pokok (sembako). Kedua, ketersediaan minuman; ketiga, vitamin; keempat, alat pelindung diri (APD) berupa masker; kelima, cairan disenfektan; dan keenam, obat-obatan seperti obat flu.

Ketujuh, perlengkapan dapur untuk memasak, tersedianya, kedelapan, informasi berita dari koran dan radio; sembilan yakni adanya berita/entertainment dari televisi; sepuluh berita/entertainment dari media online. Dan sebelas, tak kalah penting adalah tersedianya uang di gerai anjungan tunai mandiri (ATM) dan bank.

Jika ke-11 hal tersebut di atas di produksi di Jakarta dan didistrubusikan dari Jakarta dan dapat dibeli di toko-toko online atau toko-toko reguler maka artinya cukup suplai. Produksi dan distribusi serta item-item tersebut bisa dibeli di toko-toko di wilayah jakarta tanpa kehabisan stok harusnya karantina aman untuk para karyawan. (Baca: Ini 5 Provinsi dengan Jumlah Tertinggi Kasus Positif Corona)

Namun, jika suplai dan distribusinya kebanyakan dari Jabodetabek atau bahkan di luar Jabodetabek maka kekurangan pasokan bisa menimbulkan kepanikan yang bisa terjadi karena beberapa hal. Di antaranya, masyarakat yang hendak mengambil uang di ATM kesulitan karena tidak ada uangnya.

Kemudian tidak bisa membeli barang-barang di atas karena tidak ada stok di toko reguler dan online. Atau masyarakat tidak memiliki uang karen no work no pay dan driver ojek serta taksi online tidak ada clients. Maka kiranya perlu diantisipasi ketersediaannya agar tidak terjadi kepanikan.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8388 seconds (0.1#10.140)