Didatangkan dari Jepang, RI Siapkan 5 Juta Obat Lawan Corona

Sabtu, 21 Maret 2020 - 06:09 WIB
Didatangkan dari Jepang,...
Didatangkan dari Jepang, RI Siapkan 5 Juta Obat Lawan Corona
A A A
JAKARTA - Antivirus untuk penyakit corona belum juga ditemukan. Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan dua obat untuk penanganan pasien yang positif corona, yakni avigan dan chloroquine. Sejumlah negara seperti China dan Jepang diketahui menggunakan obat ini dan terbukti cukup ampuh.

“Kita telah mendatangkan 5.000 (avigan) akan kita coba. Dan dalam proses pemesanan 2 juta. Kemudian yang kedua chloroquine ini kita telah siap 3 juta,” jelas Jokowi saat konferensi pers di Jakarta kemarin.

Langkah mendatangkan avigan dan chloroquine ini, tandas Jokowi, adalah bagian upaya pemerintah untuk mengatasi wabah yang terus merebak di berbagai wilayah saat ini. Dari data yang dirilis pemerintah kemarin, jumlah kasus positif corona di Indonesia terus bertambah menajdi 369. Adapun jumlah pasien yang meninggal dunia adalah 32 orang dari sehari sebelumnya sebanyak 25 orang. Wilayah sebaran juga terus bertambah, yakni Riau dan Sulawesi Tenggara.

“Kecepatan ini yang ingin saya sampaikan bahwa kita tidak diam. Tetapi mencari hal-hal, informasi-informasi apa yang bisa kita agar dapat menyelesaikan Covid-19 ini,” paparnya.

Jokowi meminta kepada BUMN farmasi yang memproduksi obat ini untuk memperbanyak produknya. Dia mengatakan bahwa obat tersebut akan segera sampai kepada pasien positif, baik melalui fasilitas kesehatan maupun jemput bola.
“Obat tersebut akan sampai kepada pasien yang membutuhkan melalui dokter keliling dari rumah ke rumah, melalui rumah sakit dan puskesmas di kawasan yang terinfeksi,” terangnya. (Baca: Waspada, 700 Ribu Orang Berpotensi Tertular Corona)

Sembuhkan Banyak Pasien

Avigan atau yang juga dikenal dengan favipiravir atau favilavir, diketahui merupakan obat antivirus yang dikembangkan oleh Toyama Chemical of Japan dengan aktivitas melawan banyak virus RNA. Pada Februari 2020, avigan sedang dipelajari di China untuk pengobatan eksperimental penyakit Covid-19.

Pada 17 Maret, pemerintah China lantas menyarankan penggunaan obat itu untuk mengobati pasien Covid-19 di Wuhan dan Shenzhen. Uji klinis yang melibatkan 340 orang dua kota itu menunjukkan hasil yang positif.

Dalam percobaan yang dilakukan pada hewan, avigan juga menunjukkan aktivitas mampu melawan virus influenza, virus west nile, virus yellow fever, hingga virus zika. Di Jepang, avigan digunakan untuk mengobati influenza dan terbukti efektif untuk mengobati virus korona baru yang menyebabkan Covid-19.

"Ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan jelas efektif dalam perawatan," kata Zhang Xinmin dari Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, seperti dilansir dari The Guardian.

Pasien yang diberi avigan di Shenzhen berubah negatif setelah rata-rata empat hari dinyatakan positif, dibandingkan rata-rata 11 hari mereka yang tidak diobati dengan obat. Selain itu, berdasarkan hasil sinar-X terlihat peningkatan kondisi paru-paru sekitar 91% pada pasien yang diobati dengan avigan, dibandingkan dengan 62% pada mereka yang tidak menggunakan obat.

Dilansir dari Live Science, dalam uji coba Wuhan, obat itu berhasil memperpendek durasi demam pasien dari rata-rata 4,2 hari menjadi 2,5 hari. Obat ini secara khusus dibuat untuk mengobati virus RNA seperti Covid-19 yang materi genetik utamanya adalah RNA, bukan DNA. Obat ini menghentikan beberapa virus dari replikasi dengan melumpuhkan enzim (zat yang menyebabkan reaksi kimia) disebut RNA polimerase, yang membangun RNA.

Dokter di Jepang pun menggunakan obat yang sama dalam studi klinis pada pasien Coronavirus dengan gejala ringan hingga sedang dan diharapkan dapat mencegah virus berkembang biak pada pasien. Namun, obat tersebut tampaknya kurang efektif pada pasien dengan gejala berat. (Baca juga: Jokowi: saya Kerahkan Seluruh Kekuatan unuk Tangani Corona)

"Kami telah memberi avigan kepada 70 hingga 80 orang, tetapi tampaknya tidak berfungsi dengan baik ketika virus sudah berlipat ganda," ujar seorang sumber dari Kementerian Kesehatan Jepang.

Kondisi sama terlihat dalam beberapa studi pada pasien virus corona dengan kombinasi antiretroviral HIV seperti lopinavir dan ritonavir. Pada 2016, pemerintah Jepang menyuplai favipiravir sebagai bantuan darurat untuk melawan wabah virus ebola di Guinea.

Jaksel, Target Rapid Test Perdana

Langkah pemeriksaan cepat (rapid test) untuk mendeteksi indikasi awal apakah seseorang positif terinfeksi virus corona mulai dilakukan sore kemarin. Sasaran awal rapid test ini adalah wilayah Jakarta Selatan (Jaksel). Pemilihan Jaksel sebagai prioritas karena mempertimbangkan wilayah yang dinilai memiliki indikasi rawan penyebaran virus corona. Petugas mendatangi rumah ke rumah di wilayah yang dinilai rentan. Presiden Jokowi menyatakan pemerintah juga telah melakukan desentralsiasi tes sehingga tidak terpusat di Jakarta. (Baca juga: Darurat Corona, Masyaraklat Hatus Segera Diedukasi Soal Covid-19)

Ketua MPR Bambang Soesatyo mendukung penuh langkah Presiden Jokowi yang memulai rapid test secara massal. "Saya berharap rapid test juga dilakukan ke seluruh wilayah DKI Jakarta dan wilayah-wilayah lainnya yang rentan,” pintanya.

Menurut dia, saat ini tak hanya DKI Jakarta yang tergolong rentan mengingat besarnya aktivitas warga dari luar, khususnya dari kawasan Bodetabek yang sehari-hari bekerja ke Ibu Kota baik menggunakan KRL maupun bus yang notabene tak didisinfektan. “Maka warganya juga harus segera di-rapid test. Saya percaya pemerintah bisa bergerak cepat, karena kita berkejaran dengan waktu di mana nyawa menjadi taruhannya," ujarnya.

Menurut dia, keberhasilan Korea Selatan melawan Covid-19 tanpa lockdown juga patut ditiru. Kuncinya ada pada tes massal yang gratis, keterbukaan informasi, serta tidak ada kegiatan pemerintahan maupun keagamaan yang memancing kerumunan. (Abdul Rochim/Dita Angga/Diana Rafikasari/Syarifuddin)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1082 seconds (0.1#10.140)