Masyarakat Sindir Parpol Tak Bagikan Masker saat Wabah Corona, Pengamat: Itulah Fakta
A
A
A
JAKARTA - Pada musim kampanye, partai politik (parpol) gencar membagi-bagikan kaus dan atribut kampanye lainnya kepada masyarakat. Namun, saat wabah corona kian meluas, belum ada gerakan parpol yang bagi-bagi masker dan hand sanitizer (penyanitasi tangan) secara gratis ke masyarakat.
Kondisi ini pun mulai disuarakan sejumlah masyarakat melalui percakapan di WhatsApp (WA). Menyikapi hal itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengaku 'mengamini' yang dirasakan masyarakat saat ini terhadap perilaku elite parpol. "Itulah fakta. Itulah yang saat ini terjadi," kata Ujang saat dihubungi SINDOnews, Jumat (20/3/2020).
Ujang menganggap, partai atau anggota parlemen jika sudah terpilih, dilantik, lalu duduk di kursi empuk, maka mereka lupa dengan konstituennya di daerah pemilihan. Mereka dinilai lupa dengan rakyat yang sudah memilihnya.
"Padahal hari ini rakyat sedang gelisah dan panik, karena sulit dan mahalnya untuk mendapatkan masker dan alat kesehatan lainnya untuk mencegah virus," ujarnya. (Baca Juga: Ajakan Makmurkan Masjid Timbulkan Pro Kontra, Ini Penjelasan Gatot Nurmantyo).
Ia menilai, negeri ini terkesan anomali dan paradoks. Negeri yang juga disebutnya aneh tapi nyata. "Ketika kampanye bagi-bagi kaus, walaupun rakyat tak butuh. Namun saat ini, saat wabah corona sudah menggurita, mereka diam seribu bahasa, dan enggan bagi-bagi masker bagi warga yang membutuhkan."
Kondisi ini pun mulai disuarakan sejumlah masyarakat melalui percakapan di WhatsApp (WA). Menyikapi hal itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengaku 'mengamini' yang dirasakan masyarakat saat ini terhadap perilaku elite parpol. "Itulah fakta. Itulah yang saat ini terjadi," kata Ujang saat dihubungi SINDOnews, Jumat (20/3/2020).
Ujang menganggap, partai atau anggota parlemen jika sudah terpilih, dilantik, lalu duduk di kursi empuk, maka mereka lupa dengan konstituennya di daerah pemilihan. Mereka dinilai lupa dengan rakyat yang sudah memilihnya.
"Padahal hari ini rakyat sedang gelisah dan panik, karena sulit dan mahalnya untuk mendapatkan masker dan alat kesehatan lainnya untuk mencegah virus," ujarnya. (Baca Juga: Ajakan Makmurkan Masjid Timbulkan Pro Kontra, Ini Penjelasan Gatot Nurmantyo).
Ia menilai, negeri ini terkesan anomali dan paradoks. Negeri yang juga disebutnya aneh tapi nyata. "Ketika kampanye bagi-bagi kaus, walaupun rakyat tak butuh. Namun saat ini, saat wabah corona sudah menggurita, mereka diam seribu bahasa, dan enggan bagi-bagi masker bagi warga yang membutuhkan."
(zik)