Profesional Pariwisata Asean Kian Mudah Bekerja Lintas Negara
A
A
A
BANDARSERIBEGAWAN - Para menteri dan wakil menteri pariwisata telah menandatangani kesepakatan amendemen ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Tourism Professional (MRA-TP).
Dengan amendemen ini, sekarang para profesional dibidang pariwisata yang telah tersertifikasi kian mudah bekerja lintas negara bahkan di luar ASEAN. “Hal ini dapat memicu peningkatan daya saing disektor pariwisata,” kata Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN Aladdin D Rillo.
Kesepakatan dilakukan dalam sesi pertemuan tingkat menteri ASEAN Tourism Forum (ATF) 2020 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Kamis (16/1). Indonesia diwakili Wakil Menteri Pariwisatadan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo.
Amendemen MRA-TP akan diikuti penyusunan standar kompetensi pekerja profesional bidang spa berikut pengembangan standar kurikulumnya. Para menteri juga menyepakati perubahan sistem registrasi pekerja profesional pariwisata di ASEAN (ATPRS). Sistem baru ini diharapkan bisa lebih baik lagi memfasilitasi pendataan para profesional kepariwisataan dan para pemangku kepentingan terkait.
“Idealnya bisa menjadi platform kecocokan kerja antara pekerja profesional dan industri ke-pariwisataan di seluruh ASEAN,” kata Menteri Pariwisata Malaysia Datuk Mohamaddin Ketapi.
Masih terkait ketenagakerjaan, ATF 2020 juga mendorong semua pemangku kepentingan sektor pariwisata ASEAN agar terlibat aktif dalam lokakarya regional di Myanmar pada Maret 2020 mendatang. Agenda utamanya adalah memfinalisasi jabatan dan kompetensi para profesional sektor kepariwisataan.
“Kita semua menunggu lengkapnya penyusunan kurikulum dan standar kompetensi profesional untuk MICE dan event yang terdiri atas 32 jabatan,” ungkap Menteri Pariwisata Kamboja Thong Khon yang menjadi Vice Chairman ATF 2020.
Ekowisata Andalan
Dalam ATF 2020, para menteri dan wakil menteri pariwisata se-ASEAN juga sepakat menyetujui keberlanjutan studi untuk merealisasikan peta jalan tujuh klaster eko wisata dan koridor pariwisata andalan. Ketujuh klaster dan koridor itu adalah Ekowisata Hutan Hujan Kalimantan (Heart of Borneo Rainforest Ecotourism), Koridor Wisata Pesiar (Sea Cruise), Kluster Wisata Mekong Utara-Selatan, Mekong/Irrawady River Tourism Corridor, Koridor Pariwisata Kota ASEAN (ASEANPass), Coral Triangle Marine Ecotourism Cluster, dan Rail Tourism Corridor.
Chairman ATF 2020, Men-teri Pariwisata Brunei Dato Ali Apong menekankan, inisiatif ini perlu dukungan bersama dan sinergi lintas sektor agar menjadi prioritas. Termasuk dalam mengampanyekan kepedulian kalangan muda untuk terlibat aktif mengembangkan kepariwisataan yang ramah lingkungan. “Peta jalan ekowisata ini pun -plus agrowisata diharapkan bisa membuka lebih banyak lagi lapangan kerja di ASEAN,” katanya. (Arnydian Kurniawan)
Dengan amendemen ini, sekarang para profesional dibidang pariwisata yang telah tersertifikasi kian mudah bekerja lintas negara bahkan di luar ASEAN. “Hal ini dapat memicu peningkatan daya saing disektor pariwisata,” kata Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN Aladdin D Rillo.
Kesepakatan dilakukan dalam sesi pertemuan tingkat menteri ASEAN Tourism Forum (ATF) 2020 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Kamis (16/1). Indonesia diwakili Wakil Menteri Pariwisatadan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo.
Amendemen MRA-TP akan diikuti penyusunan standar kompetensi pekerja profesional bidang spa berikut pengembangan standar kurikulumnya. Para menteri juga menyepakati perubahan sistem registrasi pekerja profesional pariwisata di ASEAN (ATPRS). Sistem baru ini diharapkan bisa lebih baik lagi memfasilitasi pendataan para profesional kepariwisataan dan para pemangku kepentingan terkait.
“Idealnya bisa menjadi platform kecocokan kerja antara pekerja profesional dan industri ke-pariwisataan di seluruh ASEAN,” kata Menteri Pariwisata Malaysia Datuk Mohamaddin Ketapi.
Masih terkait ketenagakerjaan, ATF 2020 juga mendorong semua pemangku kepentingan sektor pariwisata ASEAN agar terlibat aktif dalam lokakarya regional di Myanmar pada Maret 2020 mendatang. Agenda utamanya adalah memfinalisasi jabatan dan kompetensi para profesional sektor kepariwisataan.
“Kita semua menunggu lengkapnya penyusunan kurikulum dan standar kompetensi profesional untuk MICE dan event yang terdiri atas 32 jabatan,” ungkap Menteri Pariwisata Kamboja Thong Khon yang menjadi Vice Chairman ATF 2020.
Ekowisata Andalan
Dalam ATF 2020, para menteri dan wakil menteri pariwisata se-ASEAN juga sepakat menyetujui keberlanjutan studi untuk merealisasikan peta jalan tujuh klaster eko wisata dan koridor pariwisata andalan. Ketujuh klaster dan koridor itu adalah Ekowisata Hutan Hujan Kalimantan (Heart of Borneo Rainforest Ecotourism), Koridor Wisata Pesiar (Sea Cruise), Kluster Wisata Mekong Utara-Selatan, Mekong/Irrawady River Tourism Corridor, Koridor Pariwisata Kota ASEAN (ASEANPass), Coral Triangle Marine Ecotourism Cluster, dan Rail Tourism Corridor.
Chairman ATF 2020, Men-teri Pariwisata Brunei Dato Ali Apong menekankan, inisiatif ini perlu dukungan bersama dan sinergi lintas sektor agar menjadi prioritas. Termasuk dalam mengampanyekan kepedulian kalangan muda untuk terlibat aktif mengembangkan kepariwisataan yang ramah lingkungan. “Peta jalan ekowisata ini pun -plus agrowisata diharapkan bisa membuka lebih banyak lagi lapangan kerja di ASEAN,” katanya. (Arnydian Kurniawan)
(ysw)