Indonesia Ajak Semua Negara Kerja Sama Cegah Perubahan Iklim

Kamis, 05 Desember 2019 - 05:06 WIB
Indonesia Ajak Semua Negara Kerja Sama Cegah Perubahan Iklim
Indonesia Ajak Semua Negara Kerja Sama Cegah Perubahan Iklim
A A A
JAKARTA - Indonesia mengajak semua negara di dunia bekerja sama mencegah kenaikan suhu bumi tetap di bawah 2 derajat celcius seperti tertuang dalam Persetujuan Paris. Hal itu penting demi mencegah dampak negatif perubahan iklim.

Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar saat membuka Paviliun Indonesia pada konferensi perubahan iklim COP UNFCCC ke-25, menyatakan, semua pihak perlu saling mendukung, baik antarnegara maju, antarnegara berkembang, maupun kemitraan antara negara maju dan negara berkembang.

“Political will seluruh negara pihak menjadi sangat penting. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, saya menyatakan komitmen saya, baik sebagai Wakil Ketua DPR RI, maupun sebagai pimpinan partai politik untuk membumikan Politik Hijau Indonesia, dan akan melakukan pengarusutamaan isu perubahan iklim dan kelestarian lingkungan pada partai politik dan lembaga legislatif baik di tingkat nasional, di kawasan Asia Pasifik maupun skala internasional dengan memperkuat kemitraan politik dalam mendukung Aksi Iklim,” katanya di Madrid, Spanyol, Rabu (4/12/2019) pagi waktu setempat.

Muhaimin mengingatkan, salah satu pihak yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim adalah para petani di Indonesia. Perubahan pola cuaca akan menyulitkan pola pertanian petani. Ujungnya produksi pangan juga ikut terganggu.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong mengapresiasi komitmen dan peran aktif parlemen dalam menekan emisi gas rumah kaca (GRK). Dia menggarisbawahi apa yang sudah ditegaskan oleh Muhaimin. Menurut dia, perubahan iklim bisa menggangu perekonomian dan kehidupan setiap negara.

Berubahnya pola cuaca dan kenaikan muka air laut makin terasa seiring konsentrasi GRK yang saat ini tercatat paling tingi dalam sejarah. Masyarakat miskin menjadi yang paling rentan dan menderita akibat dampak perubahan iklim. “Sekarang saatnya melakukan aksi untuk mengendalikan perubahan iklim,” katanya.

Paviliun Indonesia menjadi wahana untuk menunjukan sejumlah aksi yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi masyarakat sipil, pelaku usaha, hingga masyarakat di tingkat tapak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) penyebab pemanasan global yang memicu perubahan iklim.

Paviliun Indonesia menjadi bagian dari ‘soft diplomacy’ untuk mendukung delegasi Indonesia di meja perundingan COP 25 yang berlangsung alot. Mengangkat tema 'Climate Change for All: Time, Scale and Impact',Paviliun Indonesia menggelar 43 sesi talkshow. Tiga Sesi diantaranya menjadi daya tarik tersendiri yang menghadirkan mantan Wapres Amerika Serikat Al Gore, pendiri the Climate Reality Project, Profesor Jeffrey Sach dari Columbia University yang merupakan Penasehat Khusus Sekjen PBB Ban Ki-Moon, dan Koffi Anan juga akan tampil pada Sesi terakhir. Tidak ketinggalan Lord Nicolaus Stern, penulis the Economics of Climate Change (2006) dipastikan akan mengisi Paviliun Indonesia.
Sejumlah atraksi kesenian hingga makanan tradisional Indonesia juga menjadi perhatian tersendiri bagi delegasi yang menghadiri COP 25. Paviliun Indonesia sendiri tergolong unik, karena mengedepankan aksen ramah lingkungan seperti ornamen yang terbuat dari bambu sebagai salah satu kekayaan Indonesia yang melimpah dan berfungsi sebagai resapan air.

Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Spanyol Hermono menyatakan dirinya banyak menerima pujian dari delegasi negara lain. Soal Paviliun Indonesia. Paviliun Indonesia menampilkan kekayaan alam dan keindahan budaya Indonesia. “Bukan cuma Indah, di Paviliun Indonesia, semua pihak baik pemerintah, CSO, politisi, masyarakat hingga pelaku usaha menunjukan komitmen mengendalikan perubahan iklim,” pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6804 seconds (0.1#10.140)