Pentingnya Personal Branding dalam Dunia Politik
A
A
A
JAKARTA - Seiring semakin ramainya topik pembicaraan di media sosial mengenai politik, Digital Communications Forum kembali diadakan dengan mengangkat tema pentingnya personal branding di dunia politik. Kegiatan ini dihadiri politikus nasional dari berbagai partai di DPR.
Tema itu dipilih agar sejalan dengan agenda politik di tahun 2020, yaitu pemilihan kepala daerah di 270 wilayah. Forum tersebt menghadirkan pakar branding Silih Agung Wasesa; Pembaca Berita dan Produser Metro TV Wahyu Wiwoho.
"Dalam dunia politik yang sedang ramai saat ini, tidak mungkin rasanya menerapkan strategi dan taktik politik dari sebuah kampanye tanpa adanya branding yang baik," ujar Silih Agung dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Sabtu (30/11/2019).
Kata dia, menerapkan strategi branding yang benar dapat menentukan bagaimana pemilih memandang politikus tersebut, serta pada akhirnya menentukan apakah mereka akan memberikan suaranya atau tidak.
Dengan lanskap digital yang dinamis, memilih kanal yang tepat sangatlah penting untuk menjangkau audiens yang sesuai. Survei dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan) baru-baru ini menunjukkan bahwa 60,6% generasi Z atau generasi muda yang lahir tahun 1995-2005 mengakses berita politik melalui akun media sosial.
"Di industri media, hanya ada dua hal besar yang menjadi interest pemirsa: hiburan dan politik. Keduanya memerlukan personal branding yang kuat untuk dinilai masyarakat," jelas Wahyu Wiwoho.
"Anggota DPR harus berangkat dari posisi dan status mereka mewakili siapa, komisi berapa, konstituennya siapa. Selain itu anggota DPR wajib memanfaatkan kanal media sosial untuk personal branding mereka," tambahnya.
Wahyu menambahkan, tiga tips untuk melaksanakan kampanye politik yang efektif. Yaitu, pertama, meningkatkan persona pribadi dalam hal branding dan menekankan kekuatan serta keahlian individu.
Agar dapat menonjol, strategi branding harus terdengar dan terlihat berbeda. Kedua, membuat rencana yang jelas terhadap isu yang ingin diangkat. Masyarakat ingin mendengar Anda menawarkan beberapa solusi, bukan hanya sampai memahami persoalan.
Ketiga, rencana dan strategi akan menjadi hal yang berkesan apabila Anda memilih saluran komunikasi yang tepat. Pilih saluran yang digunakan oleh mayoritas audiens Anda.
Acara ini merupakan kegiatan lanjutan dari forum digital pertama yang diselenggarakan bulan September lalu, yang diinisiasikan oleh Baca Berita (BaBe), perusahaan teknologi yang mengumpulkan dan mengkurasi berita terpercaya dengan menginformasikan, mendidik, dan menghibur jutaan masyarakat Indonesia melalui cara yang mudah diakses, tepat, dan gratis.
"Melalui rangkaian forum ini, kami ingin mendukung para tokoh masyarakat, instansi pemerintah, organisasi masyarakat sipil, serta politikus masa kini untuk tidak hanya muncul di saluran digital, tetapi juga bagaimana mereka dapat mengkomunikasikan pesannya secara efektif," ujar Indira Melik, Content Operations Manager, BaBe Indonesia.
Tema itu dipilih agar sejalan dengan agenda politik di tahun 2020, yaitu pemilihan kepala daerah di 270 wilayah. Forum tersebt menghadirkan pakar branding Silih Agung Wasesa; Pembaca Berita dan Produser Metro TV Wahyu Wiwoho.
"Dalam dunia politik yang sedang ramai saat ini, tidak mungkin rasanya menerapkan strategi dan taktik politik dari sebuah kampanye tanpa adanya branding yang baik," ujar Silih Agung dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Sabtu (30/11/2019).
Kata dia, menerapkan strategi branding yang benar dapat menentukan bagaimana pemilih memandang politikus tersebut, serta pada akhirnya menentukan apakah mereka akan memberikan suaranya atau tidak.
Dengan lanskap digital yang dinamis, memilih kanal yang tepat sangatlah penting untuk menjangkau audiens yang sesuai. Survei dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan) baru-baru ini menunjukkan bahwa 60,6% generasi Z atau generasi muda yang lahir tahun 1995-2005 mengakses berita politik melalui akun media sosial.
"Di industri media, hanya ada dua hal besar yang menjadi interest pemirsa: hiburan dan politik. Keduanya memerlukan personal branding yang kuat untuk dinilai masyarakat," jelas Wahyu Wiwoho.
"Anggota DPR harus berangkat dari posisi dan status mereka mewakili siapa, komisi berapa, konstituennya siapa. Selain itu anggota DPR wajib memanfaatkan kanal media sosial untuk personal branding mereka," tambahnya.
Wahyu menambahkan, tiga tips untuk melaksanakan kampanye politik yang efektif. Yaitu, pertama, meningkatkan persona pribadi dalam hal branding dan menekankan kekuatan serta keahlian individu.
Agar dapat menonjol, strategi branding harus terdengar dan terlihat berbeda. Kedua, membuat rencana yang jelas terhadap isu yang ingin diangkat. Masyarakat ingin mendengar Anda menawarkan beberapa solusi, bukan hanya sampai memahami persoalan.
Ketiga, rencana dan strategi akan menjadi hal yang berkesan apabila Anda memilih saluran komunikasi yang tepat. Pilih saluran yang digunakan oleh mayoritas audiens Anda.
Acara ini merupakan kegiatan lanjutan dari forum digital pertama yang diselenggarakan bulan September lalu, yang diinisiasikan oleh Baca Berita (BaBe), perusahaan teknologi yang mengumpulkan dan mengkurasi berita terpercaya dengan menginformasikan, mendidik, dan menghibur jutaan masyarakat Indonesia melalui cara yang mudah diakses, tepat, dan gratis.
"Melalui rangkaian forum ini, kami ingin mendukung para tokoh masyarakat, instansi pemerintah, organisasi masyarakat sipil, serta politikus masa kini untuk tidak hanya muncul di saluran digital, tetapi juga bagaimana mereka dapat mengkomunikasikan pesannya secara efektif," ujar Indira Melik, Content Operations Manager, BaBe Indonesia.
(maf)