Hana Madness, Lawan Bipolar lewat Karya Doodle Art
A
A
A
HANA Madness adalah nama panggung dari Hana Alfikih seorang perempuan yang lahir di Jakarta pada Oktober 1992. Hana Madness merupakan seniman doodle yang mengidap penyakit bipolar atau kondisi seseorang yang mengalami perubahan suasana hati secara fluktuatif dan drastis.
Kondisi gangguan bipolar dirasakan Hana sejak masa kecil, namun kian menjadi ketika memasuki semester lima jurusan advertising di universitas swasta di Jakarta. Dia merasa mengalami naik dan turun mood secara ekstrem.
Lantaran kondisi tersebut, Hana mulai menciptakan karakter-karakter makhluk kecil yang menjadi representasi dari halusinasinya. Hingga nama dari karakter doodle yang diciptakan berasal dari julukan penyakitnya seperti bipolar, skizo, medico, atau nama-nama obat yang biasa diminum Hana untuk penyakit yang dideritanya.
Hingga kini sudah tidak terhitung karya yang berhasil dibuat olehnya hingga berbagai pameran pernah memuat karya doodle art miliknya. Tahun 2016, Hana mendapat undangan ke Inggris dari British Council untuk acara Unlimited Festival yang merupakan ruang seni bagi mereka yang menyandang kebutuhan khusus.
Berkat pengalamannya manjadi deligasi di Unlimited Festival Inggris, Hana pun menjadi salah satu inisiator Festival Bebas Batas yang merupakan festival seni dan disabilitas pertama di Indonesia pada tahun 2018.
Di tahun yang sama, Hana berkolaborasi dengan seniman Inggris untuk film dokumenter berjudul In Chains yang dipamerkan di dua Festival Jerman serta Inggris. November nanti Hana menjadi satu-satunya seniman Indonesia yang akan memamerkan karya lukisnya di Kota St Helens, Inggris bernama Festival TakeOver.
Dengan berbagai macam pengalaman yang diperolehnya, Hana memiliki keinginan kuat untuk menyosialisasikan bagaimana cara penanganan terbaik untuk orang-orang yang mengidap kesehatan jiwa melalui seni.
Sosok dan karyanya yang unik membuatnya terpilih sebagai nominator 7 Milennial Heroes untuk kategori Seni dan Budaya. (Baca Juga: 7 Millennial Heroes, Ajang Milenial Menentukan Pahlawannya)
7 Millenial Heroes adalah event ini digelar SINDOnews sebaga apresiasi kepada pahlawan di generasi milenial yang telah memberikan sumbangsih kepada Indonesia dalam bentuk semangat, kerja keras, inovasi, dan konsistensi terhadap gagasannya untuk kemajuan bangsa.
Dalam event 7 Millennial Heroes, SINDOnews merilis 49 nominasi tokoh muda yang terbagi dari tujuh kategori. Ketujuh kategori tersebut, yakni Ekonomi Digital, Seni dan Budaya, Olahraga, Pendidikan, Sosial, Lingkungan, dan Kesehatan.
SINDOnews mengajak keterlibatan publik untuk melakukan voting pada pemilihan 7 Millennial Heroes terbaik pada masing-masing kategori yang sudah ditentukan. Voting dapat di lakukan pada alamat link berikut: https://microsite.sindonews.com/millennialheroes/ .
Kondisi gangguan bipolar dirasakan Hana sejak masa kecil, namun kian menjadi ketika memasuki semester lima jurusan advertising di universitas swasta di Jakarta. Dia merasa mengalami naik dan turun mood secara ekstrem.
Lantaran kondisi tersebut, Hana mulai menciptakan karakter-karakter makhluk kecil yang menjadi representasi dari halusinasinya. Hingga nama dari karakter doodle yang diciptakan berasal dari julukan penyakitnya seperti bipolar, skizo, medico, atau nama-nama obat yang biasa diminum Hana untuk penyakit yang dideritanya.
Hingga kini sudah tidak terhitung karya yang berhasil dibuat olehnya hingga berbagai pameran pernah memuat karya doodle art miliknya. Tahun 2016, Hana mendapat undangan ke Inggris dari British Council untuk acara Unlimited Festival yang merupakan ruang seni bagi mereka yang menyandang kebutuhan khusus.
Berkat pengalamannya manjadi deligasi di Unlimited Festival Inggris, Hana pun menjadi salah satu inisiator Festival Bebas Batas yang merupakan festival seni dan disabilitas pertama di Indonesia pada tahun 2018.
Di tahun yang sama, Hana berkolaborasi dengan seniman Inggris untuk film dokumenter berjudul In Chains yang dipamerkan di dua Festival Jerman serta Inggris. November nanti Hana menjadi satu-satunya seniman Indonesia yang akan memamerkan karya lukisnya di Kota St Helens, Inggris bernama Festival TakeOver.
Dengan berbagai macam pengalaman yang diperolehnya, Hana memiliki keinginan kuat untuk menyosialisasikan bagaimana cara penanganan terbaik untuk orang-orang yang mengidap kesehatan jiwa melalui seni.
Sosok dan karyanya yang unik membuatnya terpilih sebagai nominator 7 Milennial Heroes untuk kategori Seni dan Budaya. (Baca Juga: 7 Millennial Heroes, Ajang Milenial Menentukan Pahlawannya)
7 Millenial Heroes adalah event ini digelar SINDOnews sebaga apresiasi kepada pahlawan di generasi milenial yang telah memberikan sumbangsih kepada Indonesia dalam bentuk semangat, kerja keras, inovasi, dan konsistensi terhadap gagasannya untuk kemajuan bangsa.
Dalam event 7 Millennial Heroes, SINDOnews merilis 49 nominasi tokoh muda yang terbagi dari tujuh kategori. Ketujuh kategori tersebut, yakni Ekonomi Digital, Seni dan Budaya, Olahraga, Pendidikan, Sosial, Lingkungan, dan Kesehatan.
SINDOnews mengajak keterlibatan publik untuk melakukan voting pada pemilihan 7 Millennial Heroes terbaik pada masing-masing kategori yang sudah ditentukan. Voting dapat di lakukan pada alamat link berikut: https://microsite.sindonews.com/millennialheroes/ .
(dam)