Munas Golkar Diharapkan Bebas dari Tekanan dan Ancaman
A
A
A
JAKARTA - Inisiator Gerakan Muda Partai Golkar Mirwan Bz Vauly bersama Wasekjen Partai Golkar Victus Murin menanggapi hebohnya pengambilan sumpah dukungan para Ketua DPD Golkar se-Jawa Barat.
Sebagaimana video yang sedang viral, dalam suatu ruangan acara, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, mengeja sumpah di hadapan para pengurus DPD kabupaten/kota yang mengulangi sumpah politik tersebut.
Dalam video tersebut tampak seorang tokoh agama Islam mengangkat tinggi Alquran pada posisi di atas kepala para pengucap sumpah. Terlihat dalam video itu, Airlangga berdiri mendengarkan sumpah yang diucapkan para bawahan partainya.
(Baca juga: Beredar Video Petinggi Golkar se-Jabar Disumpah Dukung Airlangga Hartarto)
Beberapa elite DPP Partai Golkar kubu Airlangga juga terlihat menyaksikan pengucapan sumpah itu, di antaranya Melchias Markus Mekeng, Ketua Korbid Wilayah Timur.
Menurut Mirwan, aksi sumpah dengan menggunakan Alquran kepada DPD-DPD adalah tanda bahwa Airlangga tidak bisa mempercayai kawan.
"Mestinya yang disumpah adalah beliau sebagai calon ketua umum agar saat terpilih nanti tidak ingkar janji, mau berkomunikasi dan melaksanakan semua perintah konstitusi partai. Tidak seperti sekarang mengabaikan perintah aturan-aturan organisasi," ucap Mirwan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (1/9/2019).
Dia menyebut, pengambilan sumpah tersebut sebagai bentuk ancaman secara psikologis. "Orang disumpah itu kan artinya diancam psikologisnya, diancam mentalnya, padahal Musyarawah Nasional bagi Golkar itu seperti perayaan kegembiraan 5 tahunan, dan memilih ketua umum itu orang harus bebas dari tekanan dan ancaman. Para ketua DPD diperlakukan seperti ini sama dengan hak dan kebebasannya diinjak-injak," urainya.
Hal senada diutarakan Victus Murin. Dia menilai pengambilan sumpah dukungan untuk Airlangga tidak pantas dilakukan. Sejatinya kata dia, dalam setiap agama, sumpah yang diucapkan di bawah Kitab Suci (Alquran, Alkitab, dan lainnya), dengan membawa nama Allah sang pencipta alam semesta, merupakan sesuatu yang sakral, mulia, dan sarat pesan amanah.
"Lazimnya seremoni pengucapan sumpah di muka Kitab Suci itu dilakukan oleh para pejabat di level jabatannya masing-masing agar yang bersangkutan mengingat dengan sungguh-sungguh amanah yang diberikan melalui jabatan tersebut," tutur Victus.
"Amanah itu berkorelasi dengan harapan warga negara atau rakyat yang telah menitipkan amanah kepada sang pejabat, agar dapat berlaku adil, jujur, dan bertanggung jawab bagi kemaslahatan umum. Intinya, pejabat yang disumpah tidak boleh berkhianat kepada rakyat atau warga negara yang sudah menitipkan amanah mulia kepadanya," sambung Sekretaris Bakastratel Partai Golkar itu.
Sebagaimana video yang sedang viral, dalam suatu ruangan acara, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, mengeja sumpah di hadapan para pengurus DPD kabupaten/kota yang mengulangi sumpah politik tersebut.
Dalam video tersebut tampak seorang tokoh agama Islam mengangkat tinggi Alquran pada posisi di atas kepala para pengucap sumpah. Terlihat dalam video itu, Airlangga berdiri mendengarkan sumpah yang diucapkan para bawahan partainya.
(Baca juga: Beredar Video Petinggi Golkar se-Jabar Disumpah Dukung Airlangga Hartarto)
Beberapa elite DPP Partai Golkar kubu Airlangga juga terlihat menyaksikan pengucapan sumpah itu, di antaranya Melchias Markus Mekeng, Ketua Korbid Wilayah Timur.
Menurut Mirwan, aksi sumpah dengan menggunakan Alquran kepada DPD-DPD adalah tanda bahwa Airlangga tidak bisa mempercayai kawan.
"Mestinya yang disumpah adalah beliau sebagai calon ketua umum agar saat terpilih nanti tidak ingkar janji, mau berkomunikasi dan melaksanakan semua perintah konstitusi partai. Tidak seperti sekarang mengabaikan perintah aturan-aturan organisasi," ucap Mirwan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (1/9/2019).
Dia menyebut, pengambilan sumpah tersebut sebagai bentuk ancaman secara psikologis. "Orang disumpah itu kan artinya diancam psikologisnya, diancam mentalnya, padahal Musyarawah Nasional bagi Golkar itu seperti perayaan kegembiraan 5 tahunan, dan memilih ketua umum itu orang harus bebas dari tekanan dan ancaman. Para ketua DPD diperlakukan seperti ini sama dengan hak dan kebebasannya diinjak-injak," urainya.
Hal senada diutarakan Victus Murin. Dia menilai pengambilan sumpah dukungan untuk Airlangga tidak pantas dilakukan. Sejatinya kata dia, dalam setiap agama, sumpah yang diucapkan di bawah Kitab Suci (Alquran, Alkitab, dan lainnya), dengan membawa nama Allah sang pencipta alam semesta, merupakan sesuatu yang sakral, mulia, dan sarat pesan amanah.
"Lazimnya seremoni pengucapan sumpah di muka Kitab Suci itu dilakukan oleh para pejabat di level jabatannya masing-masing agar yang bersangkutan mengingat dengan sungguh-sungguh amanah yang diberikan melalui jabatan tersebut," tutur Victus.
"Amanah itu berkorelasi dengan harapan warga negara atau rakyat yang telah menitipkan amanah kepada sang pejabat, agar dapat berlaku adil, jujur, dan bertanggung jawab bagi kemaslahatan umum. Intinya, pejabat yang disumpah tidak boleh berkhianat kepada rakyat atau warga negara yang sudah menitipkan amanah mulia kepadanya," sambung Sekretaris Bakastratel Partai Golkar itu.
(maf)