Haji Jadi Alat Diplomasi Pasarkan Produk Indonesia

Minggu, 25 Agustus 2019 - 00:04 WIB
Haji Jadi Alat Diplomasi...
Haji Jadi Alat Diplomasi Pasarkan Produk Indonesia
A A A
JEDDAH - Pemerintah Indonesia mulai memanfaatkan penyelenggaraan ibadah haji yang rutin setiap tahun untuk memasarkan produk-produk Indonesia di Arab Saudi. Setiap perusahaan atau pengusaha Saudi yang ikut melayani jamaah haji wajib mengimpor atau menggunakan produk Indonesia.

Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Mohammad Hery Saripudin mengatakan, sejak tiga tahun lalu KJRI bersama dengan Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan stakeholder lainnya menjadikan musim haji sebagai pasar perintis produk-produk Indonesia. Dengan begitu, diharapkan ada manfaat bagi Indonesia dari penyelenggaraan ibadah haji yang begitu besar anggarannya masuk ke Arab Saudi.

"Jamaah kita terbesar, anggaran kita besar, nah kenapa kita tidak bisa memanfaatkan dari anggaran haji ini? kalau tidak setengahnya, seperempatnya lah kembali ke Indonesia," kata Hery Saripudin di sela pemaparan program Aku Cinta Produk Indonesia kepada komunitas masyarakat Indonesia di Rabigh, Jeddah, Arab Saudi, Sabtu (24/8/2019).

Dari situ kemudian dibuat aturan tegas bahwa setiap perusahaan atau pengusaha Arab Saudi yang ikut tender melayani jamaah haji Indonesia, baik di bidang konsumsi, transportasi, akomodasi, dan kesehatan harus bisa membuktikan bahwa dia mengimpor atau menggunakan produk Indonesia. Misalnya di bidang konsumsi, dalam seleksi administrasinya akan dicek produk-produk yang digunakan, apakah kopi, teh, atau sausnya berasal dari Indonesia.

"Dari seleksi awal kita sudah ketat. Tahun ini ada 130-an perusahaan/pengusaha yang ikut tender), yang kita terima hanya 36 untuk di Mekkah," katanya. Di bidang akomodasi juga sama. Setiap hotel yang ditempati jamaah haji Indonesia harus membeli produk-produk Indonesia, apakah itu handuk, bed cover, sabun, sampho, atau produk toiletis lainnya.

Menurut Hery, ada tim verifikasi yang bertugas mengecek setiap perusahaan benar-benar menggunakan produk-produk Indonesia seperti yang telah tercantum dalam aturan. Jangan sampai dalam pelaksanaannya, perusahaan dan pengusaha yang melayani jamaah haji Indonesia malah menggunakan produk dari negara lain gara-gara harganya lebih murah.

"Itu tahun lalu kita temui. Kita tidak hanya membuat aturan, tapi juga membentuk tim verifikasi. Kita datangi secara diam-diam," ungkap Konjen.
Beberapa produk Indonesia yang baru masuk tahun ini di antaranya adalah ikan patin. Kebutuhan ikan patin jamaah haji Indonesia selama berada di Arab Saudi sebanyak 500 ton atau setara dengan 25 kontainer.

Namun, Indonesia saat ini baru bisa mengirimkan 8 kontainer ikan patin ke Arab Saudi. Ini artinya peluang ekspor ikan patin ke Arab Saudi saat penyelenggaraan ibadah masih cukup besar. Diharapkan para pengusaha Indonesia bisa menangkap peluang ini.

Konjen berharap penyelenggaraan ibadah haji menjadi hajj driven market atau pasar perintis bagi produk-produk Indonesia. Setelah pasar ini terbentuk maka ke depan akan meningkat menjadi pasar reguler seperti yang kini telah dinikmati oleh produk mie instan asli Indonesia.

Sangat mudah menemukan mi instan tersebut di sudut-sudut Kota Mekkah, Madinah, dan Jeddah. Konsumennya bukan hanya warga negara Indonesia (WNI) di Arab Saudi tapi juga warga lokal.

Pasar rintisan produk Indonesia yang digarap dalam tiga tahun terakhir mulai terlihat hasilnya. Dari catatan KJRI Jeddah, neraca perdagangan nonmigas surplus dibandingkan tahun lalu. Pada periode Januari-Juni 2018, nilainya mencapai USD637,92 juta, sementara periode yang sama tahun ini mencapai USD699,063 juta. "Bahkan surplus per Juni 2019 naik hingga 191%, dari USD105,96 juta pada 2018 menjadi USD300,018 juta di 2019," kata Staf Teknis Promosi Perdagangan KJRI Jeddah, Gunawan.

Menurutnya, saat ini banyak pengusaha Arab Saudi yang melirik produk Indonesia. Dari mulai makanan dan minuman, transportasi, tekstil, produk farmasi, dan lainnya. Pada tahun lalu tak kurang dari 390 pengusaha Arab Saudi hadir ke Trade Expo Indonesia (TEI), yang 160 di antaranya dibawa oleh KJRI.

"Hingga akhir Agustus nanti diperkirakan 150 pengusaha Saudi yang mendaftar ke KJRI untuk hadir di TEI. Masih ada waktu sebulan lagi September, mungkin pendaftarnya sampai 170 pengusaha," kata Kepala Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah Aku cinta produk Indonesia Rabigh, Arab Saudi ini.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1264 seconds (0.1#10.140)