Bung Karno Selamat dari 7 Kali Upaya Pembunuhan
A
A
A
SELAMA menjadi Presiden, ternyata Sukarno (Bung Karno) mengalami setidaknya tujuh kali upaya pembunuhan. Beruntung upaya-upaya tersebut gagal. Berikut ini tujuh upaya pembunuhan terhadap Putra Sang Fajar.
1. Lemparan Granat di Cikini (30 November 1957)
Peristiwa pelemparan granat kepada Bung Karno di Sekolah Perguruan Cikini (Percik) Jakarta terjadi pada 30 November 1957. Saat itu Presiden Sukarno tengah menghadiri peringatan hari lahir sekolah tersebut yang ke-15.
Ledakan granat tiba-tiba muncul saat Presiden dan rombongan akan meninggalkan Percik. Tak kurang tiga granat dilemparkan ke arah Bung Karno. Namun, berkat kesigapan pengawal, Presiden Sukarno bisa diselamatkan. Sembilan orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat peristiwa tersebut.
2. Penembakan Daniel Maukar (9 Maret 1960)
Pesawat Mig-17 yang dipiloti Daniel Maukar meraung-raung di atas Istana Presiden di Jakarta pada siang bolong, 9 Maret 1960. Ketika posisi pesawat persis di atas gedung Istana Presiden, pesawat menembakkan kanon 23 mm. Kanon yang dijatuhkan Maukar menghantam pilar dan salah satunya jatuh tak jauh dari meja kerja Presiden Sukarno.
Beruntung saat itu, Bung Karno tengah memimpin rapat di gedung sebelah Istana Presiden. Maukar merupakan perwira TNI AU berpangkat letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta. Atas aksinya tersebut, Maukar dipenjara selama delapan tahun.
3. Pencegatan Jembatan Rajamandala (April 1960)
Pada suatu hari di bulan April 1960, Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Kruschev mengadakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Presiden Sukarno mendampingi saat Kruschev mengunjungi Bandung, Yogyakarta, dan Bali.
Dalam perjalanan ke Jawa Barat, ketika rombongan keduanya melintas di Jembatan Rajamandala, Cianjur, sekelompok anggota DI/TII menghadang. Beruntung, pasukan pengawal presiden Tjakrabirawa sigap meloloskan kedua pemimpin tersebut.
4. Granat di Jalan Cendrawasih, Makassar (7 Januari 1962)
Presiden Sukarno tengah berada di Makassar pada 7 Januari 1962 untuk menghadiri acara di Gedung Olahraga Mattoangin. Saat melewati Jalan Cendrawasih, seseorang melemparkan granat tapi meleset, jatuh mengenai mobil lain.
Presiden Sukarno dan rombongan selamat. Pelaku, yang belakangan diketahui adalah Serma Marcus Latuperissa dan Ida Bagus Surya Tenaya, divonis hukuman mati.
5. Penembakan Idul Adha (14 Mei 1962)
Upaya pembunuhan terhadap Bung Karno juga terjadi tatkala Presiden melaksanakan salat Idul Adha di halaman kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada 14 Mei 1962. H Moh Bachrum tiba-tiba menembak Bung Karno yang berdiri di saf terdepan. Namun tembakan melesat dan mengenai Ketua DPR KH Zainul Arifin, yang menjadi imam salat. Bachrum dijatuhi hukuman mati.
6. Penembakan Mortir Kelompok Kahar Muzakar (1960-an)
Pada 1960-an Presiden Sukarno melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi. Di sela kunjungan sebuah peluru mortir ditembakkan ke arah iring-iringan kendaraan rombongan Bung Karno yang hendak meninggalkan Lapangan Terbang Mandai.
Beruntung, arah peluru meleset jauh dari kendaraan Bung Karno. Presiden Sukarno pun selamat. Pelaku penembakan adalah anak buah pimpinan DI/TII Kahar Muzakkar.
7. Granat Cimanggis (Desember 1964)
Pada Desember 1964, Bung Karno dan rombongan dalam perjalanan dari Bogor menuju Jakarta. Saat melintas di daerah Cimanggis, Jawa Barat, iring-iringan kendaraan melaju pelan. Saat itulah tiba-tiba seorang pria tak dikenal melemparkan sebuah granat ke arah rombongan Bung Karno. Beruntung, jarak pelemparannya sudah di luar jarak kendaraan Presiden.
1. Lemparan Granat di Cikini (30 November 1957)
Peristiwa pelemparan granat kepada Bung Karno di Sekolah Perguruan Cikini (Percik) Jakarta terjadi pada 30 November 1957. Saat itu Presiden Sukarno tengah menghadiri peringatan hari lahir sekolah tersebut yang ke-15.
Ledakan granat tiba-tiba muncul saat Presiden dan rombongan akan meninggalkan Percik. Tak kurang tiga granat dilemparkan ke arah Bung Karno. Namun, berkat kesigapan pengawal, Presiden Sukarno bisa diselamatkan. Sembilan orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat peristiwa tersebut.
2. Penembakan Daniel Maukar (9 Maret 1960)
Pesawat Mig-17 yang dipiloti Daniel Maukar meraung-raung di atas Istana Presiden di Jakarta pada siang bolong, 9 Maret 1960. Ketika posisi pesawat persis di atas gedung Istana Presiden, pesawat menembakkan kanon 23 mm. Kanon yang dijatuhkan Maukar menghantam pilar dan salah satunya jatuh tak jauh dari meja kerja Presiden Sukarno.
Beruntung saat itu, Bung Karno tengah memimpin rapat di gedung sebelah Istana Presiden. Maukar merupakan perwira TNI AU berpangkat letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta. Atas aksinya tersebut, Maukar dipenjara selama delapan tahun.
3. Pencegatan Jembatan Rajamandala (April 1960)
Pada suatu hari di bulan April 1960, Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Kruschev mengadakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Presiden Sukarno mendampingi saat Kruschev mengunjungi Bandung, Yogyakarta, dan Bali.
Dalam perjalanan ke Jawa Barat, ketika rombongan keduanya melintas di Jembatan Rajamandala, Cianjur, sekelompok anggota DI/TII menghadang. Beruntung, pasukan pengawal presiden Tjakrabirawa sigap meloloskan kedua pemimpin tersebut.
4. Granat di Jalan Cendrawasih, Makassar (7 Januari 1962)
Presiden Sukarno tengah berada di Makassar pada 7 Januari 1962 untuk menghadiri acara di Gedung Olahraga Mattoangin. Saat melewati Jalan Cendrawasih, seseorang melemparkan granat tapi meleset, jatuh mengenai mobil lain.
Presiden Sukarno dan rombongan selamat. Pelaku, yang belakangan diketahui adalah Serma Marcus Latuperissa dan Ida Bagus Surya Tenaya, divonis hukuman mati.
5. Penembakan Idul Adha (14 Mei 1962)
Upaya pembunuhan terhadap Bung Karno juga terjadi tatkala Presiden melaksanakan salat Idul Adha di halaman kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada 14 Mei 1962. H Moh Bachrum tiba-tiba menembak Bung Karno yang berdiri di saf terdepan. Namun tembakan melesat dan mengenai Ketua DPR KH Zainul Arifin, yang menjadi imam salat. Bachrum dijatuhi hukuman mati.
6. Penembakan Mortir Kelompok Kahar Muzakar (1960-an)
Pada 1960-an Presiden Sukarno melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi. Di sela kunjungan sebuah peluru mortir ditembakkan ke arah iring-iringan kendaraan rombongan Bung Karno yang hendak meninggalkan Lapangan Terbang Mandai.
Beruntung, arah peluru meleset jauh dari kendaraan Bung Karno. Presiden Sukarno pun selamat. Pelaku penembakan adalah anak buah pimpinan DI/TII Kahar Muzakkar.
7. Granat Cimanggis (Desember 1964)
Pada Desember 1964, Bung Karno dan rombongan dalam perjalanan dari Bogor menuju Jakarta. Saat melintas di daerah Cimanggis, Jawa Barat, iring-iringan kendaraan melaju pelan. Saat itulah tiba-tiba seorang pria tak dikenal melemparkan sebuah granat ke arah rombongan Bung Karno. Beruntung, jarak pelemparannya sudah di luar jarak kendaraan Presiden.
(poe)