Maju Caketum Golkar, Bambang Soesatyo Ajak Bertarung Sehat

Kamis, 18 Juli 2019 - 20:39 WIB
Maju Caketum Golkar, Bambang Soesatyo Ajak Bertarung Sehat
Maju Caketum Golkar, Bambang Soesatyo Ajak Bertarung Sehat
A A A
JAKARTA - Bambang Soesatyo (Bamsoet) akhirnya resmi mendeklarasikan diri maju sebagai calon ketua umum (caketum) Partai Golkar.

Ketua DPR itu akan menantang calon petahana (incumbent) Airlangga Hartarto yang juga menjabat sebagai Menteri Perindustrian.

Deklarasi dilakukan bersama dengan sejumlah nama lain yang selama ini belum muncul ke permukaan sebagai calon di antaranya Bambang Utoyo, Ahli Yahya, Marlinda Poernomo.

”Saya selalu ditanya kapan akan deklarasi maka hari ini, saya Bambang Soesatyo menyatakan maju mendampingi calon lainnya plus Pak Airlangga sendiri sebagai incumbent,” ujar Bamsoet dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (18/7/2019).

Bamsoet mengajak semua calon ketua umum untuk bertarung sehat tanpa mengutarakan ancaman-ancaman apa pun.Dia berharap agar perebutan kursi kekuasaan tertinggi partai dilakukan secara demokratis.“Kalau munas dilakukan dalam waktu dekat, kita berharap itu berlangsung dengan demokratis tanpa tekan-menekan, tanpa ancam-mengancam, dan rekayasa demokrasi lainnya. Tidak pernah dikenal di Golkar itu dukungan atau pemaksaan aklamasi. Tidak pernah memaksakan adanya calon tunggal,” tuturnya.
Bamsoet mengatakan, selama ini ada potensi yang luar biasa di Partai Golkar namun selama ini tidak tersentuh.

”Ada para ulama yang tergabung dalam MDI (Majelis Dakwah Islamiyah), kemudian Satkar Ulama. Selama ini tidak dirangkul dan tidak diperhatikan. Ini kekuatan besar harusnya yang bisa menopang Partai Golkar,” tuturnya.

Bamsoet juga mengatakan, Golkar merupakan partai yang didirikan oleh TNI-Polri. “Inilah sejarah. Sejarah inilah yang harus kita renungkan kembali dan menjadikan rumah besar purnawirawan dan keluarga besar TNI-Polri kembali. Rumah besar yang nyaman,” katanya.

Selama ini, kata dia, berbagai berbagai organisasi di bawah Golkar seperti Soksi, MKGR dan Kosgoro berjalan masing-masing tanpa ada yang menyatukan.

“Saya wajib menyatukan. Tiga ormas ini harus diberikan porsi yang besar dalam mengelola Partai Golkar karena beliau inilah pemilik Partai Golkar,” katanya.

Dia juga menyebutkan pentingnya peran kalangan milenial. Mengacu pada Pemilu 2019, kata Bamsoet, tidak sampai 5% anak muda milenial yang memilih Partai Golkar.

”Kenapa? Mereka menganggap Partai Golkar adalah partai jadul. Untuk itu langkah pertama yang harus kita lakukan adalah rebranding, mengubah wajah Partai Golkar menjadi wajah partai yang modern, gaul, dan merangkul semua kalangan,” tuturnya.

Bamsoet mengatakan, kekuatan Partai Golkar sebenarnya cukup besar. Di akar rumput ada Pemuda Pancasila, ada FKPPI yang menurutnya selama ini juga tidak pernah disentuh. Selain itu, ada Ampi, AMPG, dan KPPG.

”Ini kita dorong menjadi organisasi milenial. Kita Harus masuk kepada kegiatan anak-anak muda. Sebab apabila potensi ini tidak kita rengkuh maka mereka akan lari ke partai baru yang banyak anak-anak mudanya. Yang banyak menjanjikan masa depan mereka,” katanya.

Padahal, pemilih pemula dan anak muda pada Pemilu 2019 hampir 40 juta. Diperkirakan 2024 dua kali lipat dari jumlah sekarang ini.

“Ini potensi pasar yang luar biasa. Kalau kita tetap berpaku pada gaya lama maka hanya soal waktu saja. Tentu kita semua tidak ingin partai kita makin lama makin mengecil,” katanya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8664 seconds (0.1#10.140)