LSI Denny JA Rekam Dinamika Pilpres 2019 Dalam Empat Buku Unik

Minggu, 30 Juni 2019 - 11:14 WIB
LSI Denny JA Rekam Dinamika...
LSI Denny JA Rekam Dinamika Pilpres 2019 Dalam Empat Buku Unik
A A A
JAKARTA - Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) 27 Juli 2019 menutup rangkaian Pemilu Presiden (Pilpres) yang panjang. Namun dinamika opini publik sepanjang Pilpres tetap masih dapat dirasakan kembali.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merekam dinamika Pilpres 2019 itu dalam empat buku yang unik. Pertama, buku yang merekam opini publik yang diperoleh melalui survei nasional. Sepanjang Juli 2018-April 2019, LSI Denny JA melakukan survei setiap bulan, dan konferensi pers dua kali sebulan.

Dari serial 10 kali survei nasional dan 20 konferensi pers, publik bisa membaca kembali aneka temuan penting. Antara lain LSI Denny JA menyatakan Reuni 212 ternyata tak banyak berpengaruh. Atau Program populis Jokowi seperti Kartu Pintar dan Sertifikat Tanah Gratis membuat Jokowi unggul telak pada pemilih wong cilik. Buku ini diberi judul: Mendengar Opini Publik.

Kedua, buku yang lebih unik lagi. Denny JA menyatakan mungkin ini buku pertama di dunia, yakni rekaman 500 meme politik Denny JA sepanjang Pilpres. Denny mengatakan, hampir setiap hari membuat sekitar tiga meme politik merespons situasi. Meme politik itu tak hanya berisi celotehan, olok-olok, tapi juga perspektif yang bisa memframing kejadian aktual. Buku ini diberi judul: Katakanlah dengan Meme.

Buku ketiga juga tak kalah unik. Di samping membuat survei nasional dan meme, Denny JA juga rajin mengulas dan memberi penjelasan situasi Pilpres mutakhir. Data, teori, dan sentimen mewarnai sekitar 70 tulisan Denny JA. Mayoritas tulisan berbentuk esai. Uniknya, ada pula respon atas situasi politik yang dituliskan Denny dalam bentuk puisi dan cerpen. Buku ini diberi judul: Merenungkan Pemilu Presiden.

Demikian juga buku keempat, yang tak kalah unik. Menurut Denny JA, Pilpres seharusnya juga menjadi panggung pertarungan gagasan. Denny menuliskan esai soal NKRI Bersyariah atau Ruang Publik Yang Manusiawi. Denny merespons gagasan yang diusung Reuni 212.

Menurut Denny JA, negara di dunia Barat lebih Islami dibandingkan negara Islam di Timur Tengah. Denny memberikan data yang sudah dimapankan dalam Islamicity Index. Apa yang Islami itu sebenarnya juga apa yang manusiawi. Substansi lebih penting ketimbang label. Dan semua negara Eropa yang lebih islami menerapkan demokrasi dan hak asasi manusia, bukan sistem dengan syariat agama.

Esai Denny JA mendapatkan respons hangat dari 21 pakar. Antara lain Yusril Ihza Mahendra, Komaruddin Hidayat, Azyumardi Azra, Nursyahbani Katjasungkana, dan sejarahwan LIPI Asvi Warman Adam. Buku keempat itu diberi judul: NKRI Bersyariah atau Ruang Publik Yang Manusiawi. Judul esai Denny JA dijadikan judul buku.

Selain dalam bentuk buku, Denny JA dan LSI juga merekam dinamika opini publik Pilpres 2019 dalam bentuk Video Youtube. Empat pengantar diskusi Denny JA soal Pilpres di Youtube menjadi viral, dengan view sekitar 1 juta.

Dalam Youtube itu, ada sesi Denny JA menjelaskan bahwa dari hasil survei, publik menginginkan lahirnya pemerintahan yang kuat untuk menumbuhkan ekonomi. isu Persatuan Indonesia harus dihidupkan kembali. Pilpres 2019 cukup membelah masyarakat.

Denny JA mengaku sangat beruntung ikut menjadi saksi dan terlibat memenangkan Capres empat kali berturut-turut, yakni 2004, 2009, 2014, dan 2019. "Memang Pilpres 2019 yang paling membelah. Karena itu dinamika Pilpres 2019 layak diabadikan dalam empat buku, untuk menjadi pelajaran generasi mendatang," pungkas Denny JA.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6331 seconds (0.1#10.140)