ACT Sebar Bingkisan Lebaran untuk Warga Palestina dan Suriah
A
A
A
JAKARTA - Setelah menjalankan Ramadhan selama sebulan, merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran menjadi momen paling dinantikan umat muslim sedunia.
Di Indonesia, Lebaran identik dengan silaturahmi yang diwarnai saling memberi bingkisan, sebagai hadiah di hari yang fitri.
Namun, berbeda bagi keluarga di Palestina dan Suriah. Sudah berlangsung menahun, mereka merayakan Lebaran seperti biasa di tenda pengungsian dengan segala keterbatasan akibat konflik dan krisis yang menaimpa tanah air mereka
Dalam tradisi berlebaran, mendapat bingkisan saat Lebaran menjadi kebahagiaan tersendiri bagi umat muslim, tetapi kesempatan itu tidak selalu menghampiri keluarga di Palestina dan Suriah.Banyak di antara mereka yang tidak bisa membeli makanan untuk disajikan saat Lebaran, apalagi untuk membeli bingkisan untuk mereka berikan maupun untuk dirinya sendiri.
Demi menebar kebahagiaan Idul Fitri, Aksi Cepat Tanggap (ACT) berikhtiar kembali menyapa keluarga Palestina dan Suriah, membawa bingkisan Lebaran untuk mereka.
Direktur Global Humanity Response (GHR)-ACT, Bambang Triyono mengatakan, rencananya bingkisan Lebaran akan diberikan kepada ribuan keluarga Palestina dan Suriah.
“Total calon penerima manfaat di Palestina dan Suriah yang menerima hadiah Lebaran ada lebih dari 1.800 keluarga. Jumlah tersebut belum termasuk jumlah jiwanya,” tutur Bambang.
Membuka kembali ingatan Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah, biasanya bingkisan Lebaran yang diberikan berupa pakaian baru untuk anak yatim piatu, juga santunan uang tunai dan bantuan yang ditujukan kepada keluarga prasejahtera di Palestina dan Suriah. Begitupun dengan Lebaran kali ini, kata Bambang, bingkisan juga dalam bentuk serupa.
Untuk Suriah, ACT mempersiapkan bantuan pangan yang menyasar lebih dari 300 keluarga prasejahtera dalam Suriah, terutama yang tinggal di tenda pengungsian. Ada bingkisan berupa pakaian baru untuk 300 anak Suriah yang mengungsi di Turki. Juga bantuan pangan untuk 233 keluarga Suriah yang mengungsi di Lebanon.
“Insya Allah akan ada juga paket lebaran untuk 500 anak yatim dan santunan untuk 500 keluarga penyandang disabilitas di Palestina,” lanjut Bambang.
Perang memang telah membuat anak-anak Suriah turut menjadi korban. Meski sudah berpindah ke Turki, hidup keluarga Suriah juga tidak serta merta menjadi lebih mudah.
Banyak dari mereka yang hidup serba terbatas dengan kondisi perekonomian yang tidak memungkinkan untuk merayakan lebaran seperti perayaan Lebaran sebelum perang menimpa kehidupan mereka.
Pada akhirnya, makna perayaan Idul Fitri bagi keluarga Suriah maupun Palestina sangat sederhana. Mereka pun sudah sangat bersyukur jika bisa berkumpul dengan keluarga dalam keadaan aman.
Untuk itu ACT mengajak sahabat kemanusiaan semua untuk mendukung dan mendoakan keberlangsungan program bantuan berupa bingkisan lebaran untuk keluarga Palestina dan Suriah.
“Sahabat dermawan, kebahagiaan Lebaran dengan mengenakan baju baru dan menyantap makanan lezat seharusnya dapat dirasakan umat Muslim di Palestina dan Suriah seperti halnya yang dirayakan di berbagai belahan dunia. Harapannya, hadiah yang tak seberapa ini bisa sedikit memberi kebahagiaan dan senyuman bagi mereka,” tutur Bambang.
Di Indonesia, Lebaran identik dengan silaturahmi yang diwarnai saling memberi bingkisan, sebagai hadiah di hari yang fitri.
Namun, berbeda bagi keluarga di Palestina dan Suriah. Sudah berlangsung menahun, mereka merayakan Lebaran seperti biasa di tenda pengungsian dengan segala keterbatasan akibat konflik dan krisis yang menaimpa tanah air mereka
Dalam tradisi berlebaran, mendapat bingkisan saat Lebaran menjadi kebahagiaan tersendiri bagi umat muslim, tetapi kesempatan itu tidak selalu menghampiri keluarga di Palestina dan Suriah.Banyak di antara mereka yang tidak bisa membeli makanan untuk disajikan saat Lebaran, apalagi untuk membeli bingkisan untuk mereka berikan maupun untuk dirinya sendiri.
Demi menebar kebahagiaan Idul Fitri, Aksi Cepat Tanggap (ACT) berikhtiar kembali menyapa keluarga Palestina dan Suriah, membawa bingkisan Lebaran untuk mereka.
Direktur Global Humanity Response (GHR)-ACT, Bambang Triyono mengatakan, rencananya bingkisan Lebaran akan diberikan kepada ribuan keluarga Palestina dan Suriah.
“Total calon penerima manfaat di Palestina dan Suriah yang menerima hadiah Lebaran ada lebih dari 1.800 keluarga. Jumlah tersebut belum termasuk jumlah jiwanya,” tutur Bambang.
Membuka kembali ingatan Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah, biasanya bingkisan Lebaran yang diberikan berupa pakaian baru untuk anak yatim piatu, juga santunan uang tunai dan bantuan yang ditujukan kepada keluarga prasejahtera di Palestina dan Suriah. Begitupun dengan Lebaran kali ini, kata Bambang, bingkisan juga dalam bentuk serupa.
Untuk Suriah, ACT mempersiapkan bantuan pangan yang menyasar lebih dari 300 keluarga prasejahtera dalam Suriah, terutama yang tinggal di tenda pengungsian. Ada bingkisan berupa pakaian baru untuk 300 anak Suriah yang mengungsi di Turki. Juga bantuan pangan untuk 233 keluarga Suriah yang mengungsi di Lebanon.
“Insya Allah akan ada juga paket lebaran untuk 500 anak yatim dan santunan untuk 500 keluarga penyandang disabilitas di Palestina,” lanjut Bambang.
Perang memang telah membuat anak-anak Suriah turut menjadi korban. Meski sudah berpindah ke Turki, hidup keluarga Suriah juga tidak serta merta menjadi lebih mudah.
Banyak dari mereka yang hidup serba terbatas dengan kondisi perekonomian yang tidak memungkinkan untuk merayakan lebaran seperti perayaan Lebaran sebelum perang menimpa kehidupan mereka.
Pada akhirnya, makna perayaan Idul Fitri bagi keluarga Suriah maupun Palestina sangat sederhana. Mereka pun sudah sangat bersyukur jika bisa berkumpul dengan keluarga dalam keadaan aman.
Untuk itu ACT mengajak sahabat kemanusiaan semua untuk mendukung dan mendoakan keberlangsungan program bantuan berupa bingkisan lebaran untuk keluarga Palestina dan Suriah.
“Sahabat dermawan, kebahagiaan Lebaran dengan mengenakan baju baru dan menyantap makanan lezat seharusnya dapat dirasakan umat Muslim di Palestina dan Suriah seperti halnya yang dirayakan di berbagai belahan dunia. Harapannya, hadiah yang tak seberapa ini bisa sedikit memberi kebahagiaan dan senyuman bagi mereka,” tutur Bambang.
(dam)