Peringati Hari Kartini, CIRI Rayakan Keberagaman Lewat Budaya, Seni dan Tradisi
A
A
A
JAKARTA - Perempuan membutuhkan kecerdasan intelektual, integritas, dan kompetensi soft skill untuk menjalankan peranan pentingnya sebagai seorang ibu dalam menciptakan generasi-generasi berkrakter di tengah keluarga dan bangsa.
“Pengetahun, integritas, dan kemampuan perempuan sangat diperlukan, ketika kaum perempuan menjalankan porsinya sebagai seorang ibu dan istri dalam keluarga,” kata Ketua Yayasan Citra Kartini Indonesia (CIRI) Ayu Rosan pada Peringatan Hari Kartini di Jakarta, Jumat (3/5/2019).
Peringatan Hari Kartini bertema “Women Harmony in Diversity with Culture, Art, and Tradition" menampilkan monolog perempuan yang dibawakan artis Happy Salma, pergelaran busana karya perancang Priyo Oktaviano, serta tradisi jamuan teh a’la Indonesia oleh Santhi Serad dan Mika Hadi.
Ayu Rosan mengatakan, dalam keberagaman budaya, seni, dan tradisi, kaum perempuan juga harus konsisten untuk menjalankan nilai-nilai positif yang dimiliki, yaitu kecerdasan intelektual, integritas, dan kompetensi soft skill.
“Ini penting. Perempuan sebagai bagian integral bangsa Indonesia dan teladan bagi keluarga, memiliki tugas penting untuk menciptakan perdamaian bagi dunia, yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Tugas penting kita adalah menjadikan generasi berkarakter sebagai pilar bangsa,” katanya.
Pada kesempatan itu, Ayu Rosan juga memberikan apresiasi atas karya seni, yang ditampilkan Happy Salma melalui monolog. Perempuan, lanjut Ayu Rosan, wajib mengembangkan kreativitasnya, di luar perannya sebagai seorang ibu dan istri, untuk modal penting dalam meningkatkan kemandirian.
“Saya sangat mengapresiasi perempuan kreatif yang berdedikasi tinggi dalam meningkatkan nilai-nilai budaya, seni, dan tradisi bangsa. Kita berasal dari beragam bangsa, tapi dipersatukan lewat budaya, seni, dan tradisi luhur,”jelas Ayu Rosan.
Secara khusus, Ayu Rosan juga menyampaikan penghargaan atas dedikasi Rachel Malik (istri Dubes Kerajaan Inggris untuk RI), Jacqueline Swartbol Wouters (istri Dubes Kerajaan Belanda untuk RI), Judy Kim (istri Dubes Republik Korea untuk RI), Maria Elena Urriste (istri Dubes Republik Argentina untuk RI), dan Emmanuelle Guerend (istri Dubes Uni Eropa untuk RI) atas dedikasinya dalam merawat kebersamaan dan persaudaraan selama bertugas di Indonesia.
“Terima kasih atas kerja keras ibu-ibu yang telah merawat kebersamaan dan persaudaraan dalam keberagaman,” katanya.
Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia yang hadir di saat-saat terakhir pun menyatakan bangga dengan kegiatan pemberdayaan perempuan seperti ini. Menurut Puan, Kartini-kartini masa kini memang sudah jauh lebih maju dan itu benar-benar membuatnya bangga menjadi perempuan Indonesia.
“Pengetahun, integritas, dan kemampuan perempuan sangat diperlukan, ketika kaum perempuan menjalankan porsinya sebagai seorang ibu dan istri dalam keluarga,” kata Ketua Yayasan Citra Kartini Indonesia (CIRI) Ayu Rosan pada Peringatan Hari Kartini di Jakarta, Jumat (3/5/2019).
Peringatan Hari Kartini bertema “Women Harmony in Diversity with Culture, Art, and Tradition" menampilkan monolog perempuan yang dibawakan artis Happy Salma, pergelaran busana karya perancang Priyo Oktaviano, serta tradisi jamuan teh a’la Indonesia oleh Santhi Serad dan Mika Hadi.
Ayu Rosan mengatakan, dalam keberagaman budaya, seni, dan tradisi, kaum perempuan juga harus konsisten untuk menjalankan nilai-nilai positif yang dimiliki, yaitu kecerdasan intelektual, integritas, dan kompetensi soft skill.
“Ini penting. Perempuan sebagai bagian integral bangsa Indonesia dan teladan bagi keluarga, memiliki tugas penting untuk menciptakan perdamaian bagi dunia, yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Tugas penting kita adalah menjadikan generasi berkarakter sebagai pilar bangsa,” katanya.
Pada kesempatan itu, Ayu Rosan juga memberikan apresiasi atas karya seni, yang ditampilkan Happy Salma melalui monolog. Perempuan, lanjut Ayu Rosan, wajib mengembangkan kreativitasnya, di luar perannya sebagai seorang ibu dan istri, untuk modal penting dalam meningkatkan kemandirian.
“Saya sangat mengapresiasi perempuan kreatif yang berdedikasi tinggi dalam meningkatkan nilai-nilai budaya, seni, dan tradisi bangsa. Kita berasal dari beragam bangsa, tapi dipersatukan lewat budaya, seni, dan tradisi luhur,”jelas Ayu Rosan.
Secara khusus, Ayu Rosan juga menyampaikan penghargaan atas dedikasi Rachel Malik (istri Dubes Kerajaan Inggris untuk RI), Jacqueline Swartbol Wouters (istri Dubes Kerajaan Belanda untuk RI), Judy Kim (istri Dubes Republik Korea untuk RI), Maria Elena Urriste (istri Dubes Republik Argentina untuk RI), dan Emmanuelle Guerend (istri Dubes Uni Eropa untuk RI) atas dedikasinya dalam merawat kebersamaan dan persaudaraan selama bertugas di Indonesia.
“Terima kasih atas kerja keras ibu-ibu yang telah merawat kebersamaan dan persaudaraan dalam keberagaman,” katanya.
Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia yang hadir di saat-saat terakhir pun menyatakan bangga dengan kegiatan pemberdayaan perempuan seperti ini. Menurut Puan, Kartini-kartini masa kini memang sudah jauh lebih maju dan itu benar-benar membuatnya bangga menjadi perempuan Indonesia.
(pur)