Hampir Semua Parpol Tak Punya Pemilih Solid di Pilpres 2019
A
A
A
JAKARTA - Hampir semua partai politik (parpol) tidak memiliki basis pemilih yang solid dalam memberikan dukungan kepada calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) 2019.
Hal tersebut terungkap berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis Rabu (23/1/2019) hari ini.
Berdasarkan hasil survei, banyak pemilih yang mendukung capres-cawapres berbeda dari partai politik yang disukainya atau split-ticket voting.
Survei Indikator menunjukkan dalam koalisi Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin diketahui hanya pemilih Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang 100% mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 itu.
Sebanyak 66,6% pemilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendukung Jokowi-Ma'ruf, 27% di antaranya membelot ke Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Lalu, pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sebanyak 90,1% mendukung Jokowi-Ma'ruf, dan sebanyak 6% di antaranya mendukung Prabowo-Sandi. Kemudian pemilih Partai Golkar, yakni 62,1% mendukung Jokowi-Ma'ruf, 31,2% di antaranya mendukung Prabowo-Sandi.
Dukungan tidak solid juga terjadi pada pemilih Partai Nasdem. Sebanyak 69,6% mendukung Jokowi-Ma'ruf. Sementara 27,8% di antaranya mendukung Prabowo-Sandi.
Adapun pemilih Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebanyak 53,7% di antaranya mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 43,2% mendukung Prabowo-Sandi.
Sebanyak 59,1% pemilih Partai Hanura mendukung Jokowi-Ma'ruf, 39,6% di antaranya mendukung Prabowo-Sandi.
Pada Partai Perindo, sebanyak 69,9% pemilihnya mendukung Jokowi-Ma'ruf, dan 27,9% mendukung Prabowo-Sandi.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI), sebanyak 91,9% pemilihnya mendukung Jokowi-Ma'ruf, dan 8,1% mendukung Prabowo-Sandi.
"Pada kelompok partai koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin, basis pemilih PPP dan Hanura paling banyak terbelah kepada oposisi," ujar peneliti Indikator Politik Indonesia, Rizka Halida di kantornya, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/1/2019).
Sementara itu, basis pemilih koalisi Prabowo-Sandi pun tidak solid. Sebanyak 81, 5% pemilih Partai Gerindra mendukung Prabowo-Sandi, dan 14,1% di antaranya mendukung Jokowi-Ma'ruf. Lalu 73,7% pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendukung Prabowo-Sandi, sedangkan 21,1% di antaranya mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Begitu juga pemilih Partai Amanat Nasional (PAN). Sebanyak 71,9% pemilih partai itu mendukung Prabowo-Sandi dan 26% mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Selain itu, 54,1% basis pemilih Partai Demokrat mendukung Prabowo-Sandi, dan 40,5% mendukung Jokowi-Ma'ruf. Terakhir, 44,8% basis pemilih Partai Berkarya mendukung Prabowo-Sandi dan 42,1% mendukung Jokowi-Ma'ruf.
"Pada basis koalisi Prabowo-Sandi, terutama Demokrat dan Berkarya paling besar terbelah ke petahana," kata Rizka Halida.
Survei melibatkan 1.220 responden dan dilakukan pada 16-26 Desember 2018. Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Survei dilakukan dengan bertanya kepada responden tentang dukungan kepada partai politik dan capres-cawapres.
Lewat survei, diketahui seberapa banyak perilaku pemilih yang memberikan suara kepada pasangan capres-cawapres yang bukan didukung oleh partai politik yang didukungnya atau split-ticket voting.
Hal tersebut terungkap berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis Rabu (23/1/2019) hari ini.
Berdasarkan hasil survei, banyak pemilih yang mendukung capres-cawapres berbeda dari partai politik yang disukainya atau split-ticket voting.
Survei Indikator menunjukkan dalam koalisi Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin diketahui hanya pemilih Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang 100% mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 itu.
Sebanyak 66,6% pemilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendukung Jokowi-Ma'ruf, 27% di antaranya membelot ke Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Lalu, pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sebanyak 90,1% mendukung Jokowi-Ma'ruf, dan sebanyak 6% di antaranya mendukung Prabowo-Sandi. Kemudian pemilih Partai Golkar, yakni 62,1% mendukung Jokowi-Ma'ruf, 31,2% di antaranya mendukung Prabowo-Sandi.
Dukungan tidak solid juga terjadi pada pemilih Partai Nasdem. Sebanyak 69,6% mendukung Jokowi-Ma'ruf. Sementara 27,8% di antaranya mendukung Prabowo-Sandi.
Adapun pemilih Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebanyak 53,7% di antaranya mendukung Jokowi-Ma'ruf dan 43,2% mendukung Prabowo-Sandi.
Sebanyak 59,1% pemilih Partai Hanura mendukung Jokowi-Ma'ruf, 39,6% di antaranya mendukung Prabowo-Sandi.
Pada Partai Perindo, sebanyak 69,9% pemilihnya mendukung Jokowi-Ma'ruf, dan 27,9% mendukung Prabowo-Sandi.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI), sebanyak 91,9% pemilihnya mendukung Jokowi-Ma'ruf, dan 8,1% mendukung Prabowo-Sandi.
"Pada kelompok partai koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin, basis pemilih PPP dan Hanura paling banyak terbelah kepada oposisi," ujar peneliti Indikator Politik Indonesia, Rizka Halida di kantornya, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/1/2019).
Sementara itu, basis pemilih koalisi Prabowo-Sandi pun tidak solid. Sebanyak 81, 5% pemilih Partai Gerindra mendukung Prabowo-Sandi, dan 14,1% di antaranya mendukung Jokowi-Ma'ruf. Lalu 73,7% pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendukung Prabowo-Sandi, sedangkan 21,1% di antaranya mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Begitu juga pemilih Partai Amanat Nasional (PAN). Sebanyak 71,9% pemilih partai itu mendukung Prabowo-Sandi dan 26% mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Selain itu, 54,1% basis pemilih Partai Demokrat mendukung Prabowo-Sandi, dan 40,5% mendukung Jokowi-Ma'ruf. Terakhir, 44,8% basis pemilih Partai Berkarya mendukung Prabowo-Sandi dan 42,1% mendukung Jokowi-Ma'ruf.
"Pada basis koalisi Prabowo-Sandi, terutama Demokrat dan Berkarya paling besar terbelah ke petahana," kata Rizka Halida.
Survei melibatkan 1.220 responden dan dilakukan pada 16-26 Desember 2018. Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Survei dilakukan dengan bertanya kepada responden tentang dukungan kepada partai politik dan capres-cawapres.
Lewat survei, diketahui seberapa banyak perilaku pemilih yang memberikan suara kepada pasangan capres-cawapres yang bukan didukung oleh partai politik yang didukungnya atau split-ticket voting.
(dam)