Pidato Ketum Golkar Diklaim Mirip Pidato Bung Karno
A
A
A
JAKARTA - Pidato awal tahun Partai Golkar disampaikan ketua umumnya Airlangga Hartarto sama halnya dengan pidato Presiden Soekarno selalu menumbuhkan dan menyebarkan semangat optimistis
Hal ini dikatakan dosen Universitas Al Azhar, Dr Ujang Komarudin kepada wartawan, Senin (21/1/2019). Saat itu, kata Ujang, masyarakat yang hidup dalam penjajahan mengikuti apa yang disampaikan Bung Karno sehingga terbawa menjadi optimistis untuk merdeka.
"Bisa dibilang pidato Golkar yang disampaikan Pak Airlangga Hartarto ini semangatnya sama, hanya konteks dan zamannya saja yang beda," kata Ujang menanggapi pidato awal tahun Partai Golkar yang disampaikan di Jakarta baru-baru ini.
Pidato awal tahun Partai Golkar, lanjut Ujang sangat bagus dan momentumnya juga sangat tepat disaat kubu pasangan calon presiden (capres) Prabowo-Sandiaga secara terus menerus membangun pesimisme.
Pidato awal tahun Partai Golkar ini justru membangkitkan optimisme mengenai masa depan yang lebih baik.
"Pidato Golkar ini seperti oase di tengah gurun pasir yang gersang, disaat narasi kebencian fitnah, hoaks dan pesimisme muncul, pidato itu memiliki cita-cita besar dalam menjaga NKRI dan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik," jelasnya.
Pidato awal tahun Partai Golkar itu, kata Ujang bisa juga menjaga soliditas dan kekuatan internal Partai Golkar untuk bangkit.
"Pidato itu bisa juga menjaga optimisme kader dan masyarakat luas, pidato yang disampaikan Pak Airlangga Hartarto sudah pas artinya konsolidasi berjalan di Golkar, masyarakat bersatu dan pemilu harus berjalan dengan damai," harapnya.
Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar, menurut Ujang, mampu membawa Partai Golkar melawan pesimisme dengan narasi-narasi optimisme.
"Golkar tentu harus kerja keras melawan pesimisme yang bermunculan saat ini dan bisa saja Golkar menang jika mampu membawa optimisme-optimisme yang dibangun di tengah masyarakat," jelasnya.
Sebelumnya, dalam pidato awal tahun Partai Golkar yang disiarkan di salah satu stasiun televisi, Airlangga Hartarto mengajak bangsa Indonesia menjauhi sikap pesimisme.
"Kita harus yakin bahwa kita bisa. Kita harus menjauhi sikap yang pesimistis, sebuah sikap yang selalu mengeluh, selalu melihat kekurangan yang ada," katanya.
Sebaliknya, dengan penuh percaya diri, menurut Airlangga Hartarto, Indonesia adalah sebuah bangsa yang sanggup menjadi bangsa yang besar.
"Saat ini kita menjadi bagian dari negara-negara G20, tapi nanti di 2030 kita akan masuk dalam 10 besar dan di 2045 menjadi negara 4 besar. Kita adalah bangsa pemenang. Kita adalah bangsa cerdas dengan semangat baja dan jiwa yang tangguh, tetapi senantiasa selalu mengulurkan tangan persahabatan kepada siapapun," tegasnya.
Hal ini dikatakan dosen Universitas Al Azhar, Dr Ujang Komarudin kepada wartawan, Senin (21/1/2019). Saat itu, kata Ujang, masyarakat yang hidup dalam penjajahan mengikuti apa yang disampaikan Bung Karno sehingga terbawa menjadi optimistis untuk merdeka.
"Bisa dibilang pidato Golkar yang disampaikan Pak Airlangga Hartarto ini semangatnya sama, hanya konteks dan zamannya saja yang beda," kata Ujang menanggapi pidato awal tahun Partai Golkar yang disampaikan di Jakarta baru-baru ini.
Pidato awal tahun Partai Golkar, lanjut Ujang sangat bagus dan momentumnya juga sangat tepat disaat kubu pasangan calon presiden (capres) Prabowo-Sandiaga secara terus menerus membangun pesimisme.
Pidato awal tahun Partai Golkar ini justru membangkitkan optimisme mengenai masa depan yang lebih baik.
"Pidato Golkar ini seperti oase di tengah gurun pasir yang gersang, disaat narasi kebencian fitnah, hoaks dan pesimisme muncul, pidato itu memiliki cita-cita besar dalam menjaga NKRI dan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik," jelasnya.
Pidato awal tahun Partai Golkar itu, kata Ujang bisa juga menjaga soliditas dan kekuatan internal Partai Golkar untuk bangkit.
"Pidato itu bisa juga menjaga optimisme kader dan masyarakat luas, pidato yang disampaikan Pak Airlangga Hartarto sudah pas artinya konsolidasi berjalan di Golkar, masyarakat bersatu dan pemilu harus berjalan dengan damai," harapnya.
Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar, menurut Ujang, mampu membawa Partai Golkar melawan pesimisme dengan narasi-narasi optimisme.
"Golkar tentu harus kerja keras melawan pesimisme yang bermunculan saat ini dan bisa saja Golkar menang jika mampu membawa optimisme-optimisme yang dibangun di tengah masyarakat," jelasnya.
Sebelumnya, dalam pidato awal tahun Partai Golkar yang disiarkan di salah satu stasiun televisi, Airlangga Hartarto mengajak bangsa Indonesia menjauhi sikap pesimisme.
"Kita harus yakin bahwa kita bisa. Kita harus menjauhi sikap yang pesimistis, sebuah sikap yang selalu mengeluh, selalu melihat kekurangan yang ada," katanya.
Sebaliknya, dengan penuh percaya diri, menurut Airlangga Hartarto, Indonesia adalah sebuah bangsa yang sanggup menjadi bangsa yang besar.
"Saat ini kita menjadi bagian dari negara-negara G20, tapi nanti di 2030 kita akan masuk dalam 10 besar dan di 2045 menjadi negara 4 besar. Kita adalah bangsa pemenang. Kita adalah bangsa cerdas dengan semangat baja dan jiwa yang tangguh, tetapi senantiasa selalu mengulurkan tangan persahabatan kepada siapapun," tegasnya.
(vhs)