Gunakan Media Sosial untuk Menebar Nilai-nilai Luhur Bangsa
A
A
A
JAKARTA - Bangsa Indonesia akan memperingati Hari Pahlawan pada 10 November 2018. Selain untuk mengenang jasa dan pengorbanan para pahlawan, peringatan ini seharusnya dijadikan momentum untuk mengembalikan semangat cinta Tanah Air, terutama bagi generasi milenial.
Apalagi akhir-akhir ini bangsa Indonesia menghadapi cobaan berupa antara lain radikalisme, dan terorisme.“Rasa bangga dan syukur kepada para pahlawan karena perjuangan mereka kita bisa seperti sekarang ini. Untuk itu generasi milenial sebagai pewaris perjuangan para pahlawan harus mewarisi semangat para pahlawan, agar perjuangan yang dilakukan sekarang bisa sama derajatnya dengan perjuangan di masa kemerdekaan dulu. Nuansanya memang beda, tapi semangatnya tetap harus sama,” tutur Sekretaris Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Letjen TNI Agus Surya Bakti di Jakarta, Selasa 6 November 2018.
Mantan Pangdam VII Wirabuana ini mengatakan, bentuk perjuangan para pahlawan dengan generasi penerus sekarang ini jelas berbeda. Sekarang tugas generasi milenial bukan mengangkat senjata, tetapi belajar dengan baik, ikuti aturan dan ketentuan yang ada, dan jangan melawan arus.
Dia yakin bila para generasi milenial bisa mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif dan dalam ketentuan yang ada, Indonesia akan menjadi negara yang besar, kuat, dan damai. “Jadilah pahlawan milenial dengan taat aturan, cinta damai, dan NKRI,” ujarnya.
Mantan Deputi I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini juga menyoroti keberadaan media sosial (medsos) yang dijadikan kelompok tertentu untuk menghancurkan bangsa dengan menebar hoaks, ujaran kebencian, adu domba.
“Sadari itu bahwa itu musuh. Kalau kita tahu itu musuh, maka kita akan bisa mengendalikan dia. Jadi jangan sampai medsos mengendalikan kita. Justru kendalikan medsos dengan menebar nilai-nilai luhur bangsa, saling menghormati, dan saling menghargai sesama,” tutur Agus SB usai upacara kenaikan pangkat di Mabes TNI.
Saat menjabat Deputi I BNPT, Letjen Agus Surya Bakti adalah pencetus program Tahun Damai di Dunia Maya pada tahun 2015 yang kemudian berlanjut dengan Tahun Cerdas di Dunia Maya pada 2016.Dari dua program itu, kemudian dibentuk duta damai dunia maya yang beranggotakan generasi muda penggiat dunia maya. Tugas mereka adalah memenuhi dunia maya dengan konten positif berupa tulisan, meme, foto, dan video.
Sekarang duta damai dunia maya telah tersebar di 12 provinsi di Indonesia dan keberadaan mereka terbukti mampu meredam propaganda negatif, terutama propaganda radikalisme dan terorisme.
“Dunia maya yang penuh dengan kebencian, hasutan, adu domba, kita ubah menjadi dunia maya yang penuh dengan kedamaian sehingga kita bisa saling menghormati sesama. Itulah ciri khas bangsa Indonesia. Selamat buat duta damai di dunia maya. Saya bangga kepada kalian semuanya, tetaplah perbuat kebaikan di dunia maya dengan mengajak semua orang dalam kedamaian. Inilah bentuk nyata pahlawan milenial,” tuturnya.
Apalagi akhir-akhir ini bangsa Indonesia menghadapi cobaan berupa antara lain radikalisme, dan terorisme.“Rasa bangga dan syukur kepada para pahlawan karena perjuangan mereka kita bisa seperti sekarang ini. Untuk itu generasi milenial sebagai pewaris perjuangan para pahlawan harus mewarisi semangat para pahlawan, agar perjuangan yang dilakukan sekarang bisa sama derajatnya dengan perjuangan di masa kemerdekaan dulu. Nuansanya memang beda, tapi semangatnya tetap harus sama,” tutur Sekretaris Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Letjen TNI Agus Surya Bakti di Jakarta, Selasa 6 November 2018.
Mantan Pangdam VII Wirabuana ini mengatakan, bentuk perjuangan para pahlawan dengan generasi penerus sekarang ini jelas berbeda. Sekarang tugas generasi milenial bukan mengangkat senjata, tetapi belajar dengan baik, ikuti aturan dan ketentuan yang ada, dan jangan melawan arus.
Dia yakin bila para generasi milenial bisa mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif dan dalam ketentuan yang ada, Indonesia akan menjadi negara yang besar, kuat, dan damai. “Jadilah pahlawan milenial dengan taat aturan, cinta damai, dan NKRI,” ujarnya.
Mantan Deputi I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini juga menyoroti keberadaan media sosial (medsos) yang dijadikan kelompok tertentu untuk menghancurkan bangsa dengan menebar hoaks, ujaran kebencian, adu domba.
“Sadari itu bahwa itu musuh. Kalau kita tahu itu musuh, maka kita akan bisa mengendalikan dia. Jadi jangan sampai medsos mengendalikan kita. Justru kendalikan medsos dengan menebar nilai-nilai luhur bangsa, saling menghormati, dan saling menghargai sesama,” tutur Agus SB usai upacara kenaikan pangkat di Mabes TNI.
Saat menjabat Deputi I BNPT, Letjen Agus Surya Bakti adalah pencetus program Tahun Damai di Dunia Maya pada tahun 2015 yang kemudian berlanjut dengan Tahun Cerdas di Dunia Maya pada 2016.Dari dua program itu, kemudian dibentuk duta damai dunia maya yang beranggotakan generasi muda penggiat dunia maya. Tugas mereka adalah memenuhi dunia maya dengan konten positif berupa tulisan, meme, foto, dan video.
Sekarang duta damai dunia maya telah tersebar di 12 provinsi di Indonesia dan keberadaan mereka terbukti mampu meredam propaganda negatif, terutama propaganda radikalisme dan terorisme.
“Dunia maya yang penuh dengan kebencian, hasutan, adu domba, kita ubah menjadi dunia maya yang penuh dengan kedamaian sehingga kita bisa saling menghormati sesama. Itulah ciri khas bangsa Indonesia. Selamat buat duta damai di dunia maya. Saya bangga kepada kalian semuanya, tetaplah perbuat kebaikan di dunia maya dengan mengajak semua orang dalam kedamaian. Inilah bentuk nyata pahlawan milenial,” tuturnya.
(dam)