Pengamanan Soal dan Seleksi CPNS Berlapis
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah memastikan pelaksanaan seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2018 berjalan tertib.Pemerintah juga menegaskan tidak ada celah bagi pihak-pihak yang berniat untuk bermain curang.Oleh karena itu, peserta seleksi diimbau untuk mempersiapkan diri dengan belajar sebaik-baiknya, dan membuang jauh anggapan bisa lolos menjadi CPNS karena sudah "dititipkan".
“Pengamanan dilakukan berlapis. Seleksi ini sangat transparan, dan lepas dari intrik-intrik,” tutur Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Aparatur (SDMA) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Setiawan Wangsaatmadja di Jakarta, Senin (1/10/2018) seperti dikutip dari situs Kemenpan-RB.
Dia menjelaskan, kerahasiaan soal CPNS 2018 terjamin dengan pengamanan ketat dan berlapis. Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) CPNS 2018 dikatakannya telah memiliki puluhan ribu bank soal yang dienkripsi dan dikunci oleh tiga lembaga negara.
Untuk membuka, kata dia, harus dilakukan oleh tiga lembaga tersebut. Tidak bisa hanya oleh satu instansi. Misalnya, Kemenpan-RB sebagai salah satu pemegang kunci, tidak bisa membuka soal itu sendiri, tetapi harus bersama dengan instansi pemegang kunci lainnya.
“Kami menjaga kerahasiaan soal dengan sistem ini sudah teruji,” kata Setiawan.
Dia menjelaskan, ketika akan melaksanakan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dengan sistem Computer Assisted Test (CAT), soal akan diacak.
Dengan demikina, sambung dia, peserta satu dengan lainnya yang bersebelahan, depan, dan belakangnya akan mengerjakan soal berbeda.
Begitu peserta selesai mengerjakan soal lalu menekan tombol selesai, jawaban juga akan dikunci dan nilai langsung muncul saat itu juga.
Menurut dia, sistem digital seperti ini, tidak memungkinkan adanya calo. “Jelas tidak ada celah untuk transaksi di sana,” tandasnya.
Pengamanan tidak berhenti pada penguncian bank soal. Di lokasi tes, ada pengamanan berlapis yang disiapkan panitia untuk mencegah berbagi bentuk kecurangan. Lapis pertama, tempat para peserta menunggu ujian yang akan diawasi oleh panitia.
Lapis kedua, ruangan untuk penjelasan CAT. Saat masuk ke ruangan lapis kedua ini, sambung dia, panitia atau pengawas melakukan penggeledahan terhadap peserta.
Menurut dia, jika ada peserta yang membawa alat-alat, pasti ketahuan. Sebagai contoh, tahun lalu ada yang ketahuan membawa jimat dan lain-lain. Mereka langsung di-black list.
Pada lapis ketiga, sebelum masuk ruang ujian, peserta kembali diperiksa identitasnya untuk memastikan tidak ada kecurangan. “Dengan sistem ini, tes ini sangat transparan, dan lepas dari intrik-intrik,” imbuh Setiawan.
Pada tahun 2018, pemerintah membuka 238.015 formasi CPNS. Sebanyak 51.271 formasi untuk instansi Pemerintah Pusat (76 K/L) dan 186.744 formasi untuk instansi Pemerintah Daerah (525 Pemda).
Untuk memastikan seleksi ini berjalan dengan tertib, aman, lancar, adil, obyektif, dan bebas dari KKN, pekan lalu dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian PANRB, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Badan Kepegawaian Negara (BKN), dan Polri.
MoU itu terkait persiapan, pelaksanaan, Pengamanan, dan penegakan hukum dalam rangka Seleksi CPNS 2018.
“Pengamanan dilakukan berlapis. Seleksi ini sangat transparan, dan lepas dari intrik-intrik,” tutur Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Aparatur (SDMA) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Setiawan Wangsaatmadja di Jakarta, Senin (1/10/2018) seperti dikutip dari situs Kemenpan-RB.
Dia menjelaskan, kerahasiaan soal CPNS 2018 terjamin dengan pengamanan ketat dan berlapis. Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) CPNS 2018 dikatakannya telah memiliki puluhan ribu bank soal yang dienkripsi dan dikunci oleh tiga lembaga negara.
Untuk membuka, kata dia, harus dilakukan oleh tiga lembaga tersebut. Tidak bisa hanya oleh satu instansi. Misalnya, Kemenpan-RB sebagai salah satu pemegang kunci, tidak bisa membuka soal itu sendiri, tetapi harus bersama dengan instansi pemegang kunci lainnya.
“Kami menjaga kerahasiaan soal dengan sistem ini sudah teruji,” kata Setiawan.
Dia menjelaskan, ketika akan melaksanakan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dengan sistem Computer Assisted Test (CAT), soal akan diacak.
Dengan demikina, sambung dia, peserta satu dengan lainnya yang bersebelahan, depan, dan belakangnya akan mengerjakan soal berbeda.
Begitu peserta selesai mengerjakan soal lalu menekan tombol selesai, jawaban juga akan dikunci dan nilai langsung muncul saat itu juga.
Menurut dia, sistem digital seperti ini, tidak memungkinkan adanya calo. “Jelas tidak ada celah untuk transaksi di sana,” tandasnya.
Pengamanan tidak berhenti pada penguncian bank soal. Di lokasi tes, ada pengamanan berlapis yang disiapkan panitia untuk mencegah berbagi bentuk kecurangan. Lapis pertama, tempat para peserta menunggu ujian yang akan diawasi oleh panitia.
Lapis kedua, ruangan untuk penjelasan CAT. Saat masuk ke ruangan lapis kedua ini, sambung dia, panitia atau pengawas melakukan penggeledahan terhadap peserta.
Menurut dia, jika ada peserta yang membawa alat-alat, pasti ketahuan. Sebagai contoh, tahun lalu ada yang ketahuan membawa jimat dan lain-lain. Mereka langsung di-black list.
Pada lapis ketiga, sebelum masuk ruang ujian, peserta kembali diperiksa identitasnya untuk memastikan tidak ada kecurangan. “Dengan sistem ini, tes ini sangat transparan, dan lepas dari intrik-intrik,” imbuh Setiawan.
Pada tahun 2018, pemerintah membuka 238.015 formasi CPNS. Sebanyak 51.271 formasi untuk instansi Pemerintah Pusat (76 K/L) dan 186.744 formasi untuk instansi Pemerintah Daerah (525 Pemda).
Untuk memastikan seleksi ini berjalan dengan tertib, aman, lancar, adil, obyektif, dan bebas dari KKN, pekan lalu dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian PANRB, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Badan Kepegawaian Negara (BKN), dan Polri.
MoU itu terkait persiapan, pelaksanaan, Pengamanan, dan penegakan hukum dalam rangka Seleksi CPNS 2018.
(dam)