Zakat Berpotensi Entaskan Kemiskinan

Kamis, 31 Mei 2018 - 11:06 WIB
Zakat Berpotensi Entaskan...
Zakat Berpotensi Entaskan Kemiskinan
A A A
JAKARTA - Membayar zakat akan menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan. Zakat pun juga bisa dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan jika pengelolaannya dilakukan secara baik dan profesional.

Saat ini potensi zakat umat Islam di Indonesia sangat besar sehingga perlu dikelola secara profesional, aman, dan teratur melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sehingga bisa dimaksimalkan pemanfaatannya. Potensi zakat di Indonesia mencapai Rp286 triliun. Untuk merealisasikan potensi itu maka perlu digerak kan kesadaran membangun zakat sebagai instrumen dalam pengentasan kemiskinan.

Upaya menggali potensi dan optimalisasi peran zakat melalui Baznas belum berjalan maksimal karena banyak faktor yang menyelimutinya. Salah satu upaya merealisasikan po tensi itu dapat dilakukan Baznas dengan aktif menyosialisasikan dirinya ke masyarakat sehingga masyarakat bisa mempercayai pengelolaan zakatnya.

“Jangan sampai potensi besar zakat menjadi sia-sia karena tidak dikelola secara profesional. Selain itu, perlu kesadaran dari seluruh umat untuk mau menyisih kan rezekinya untuk membantu pengentasan kemiskinan,” papar Ketua DPR Bambang Soesatyo saat buka puasa bersama di rumah dinas Ketua DPR RI, Jakarta, (29/5).

Melalui kesadaran pembayaran zakat, umat muslim telah berpartisipasi dalam pembangunan kesejahteraan umat sekaligus menjalankan tanggung jawab sosial dalam menyejahterakan orang lain yang masih berada dalam kekurangan. “Alhamdulillah, saya pribadi telah menyalurkan zakat melalui Baznas. Penyerahan dilakukan bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Wapres Jusuf Kalla, serta para menteri Kabinet Kerja dan para pimpinan lembaga negara di Istana Negara pada Senin, 28 Mei lalu,” ungkapnya.

Wakil Ketua Baznas Zainulbahar Noor membenarkan bahwa zakat sangat potensial untuk mengentaskan kemiskinan. Khususnya di Indonesia, kata dia, yang merupakan salah satu negara muslim terbesar di dunia, tentunya zakat yang dikumpulkan pasti nilainya sangat besar. “Dengan dana zakat yang dihimpun kuat maka penerima manfaatnya juga lebih banyak,” katanya saat dihubungi KORAN SINDO .

Zainul menjelaskan, penguatan pengumpulan zakat ini bisa dilakukan jika pemerintah jadi memfasilitasi para aparatur sipil negara (ASN) yang mau mem bayar zakat dengan pemotongan langsung oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Baznas sedang menunggu proses kebijakan ini disetujui oleh Presiden Jokowi. Jika kebijakan ini berjalan maka Baznas bisa menerima pengumpulan zakat hingga Rp1 triliun setiap bulannya.

“Baznas bisa menerima zakat hingga triliunan untuk mengentaskan kemiskinan. Pemotongan zakat ini bukan dipaksakan, namun pemerintah hanya memfasilitasi. Jika ini berjalan maka zakat sangat bermanfaat untuk seluruh rakyat Indonesia,” katanya.

Zainul menerangkan, jika gaji ASN, BUMN, BUMD, dan perusahaan swasta serta perangkat lainnya dipotong secara otomatis untuk membayar zakat, maka secara tidak langsung telah membantu umat mempermudah menjalankan rukun Islam ketiga, yaitu zakat.

Dia menuturkan pemanfaatan dana penghimpunan Baznas di tingkat pusat mencapai rasio 80%, dengan dana zakat yang terkumpul pada 2017 mencapai Rp6 triliun.

“Rasio distribution to collection ini sangat efektif. Ini berarti dana yang terhimpun dapat disalurkan kepada masyarakat dengan jumlah yang tepat,” katanya.

Sekretaris Takmir Masjid Baitut Tholibin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Khamim mengatakan, Ramadhan menjadi momen bagi muslim untuk meningkatkan kecerdasan sosialnya. Wujud nyata kecerdasan sosial itu adalah keikhlasan untuk mengeluarkan zakat fitrah, sebab hadis Nabi mengatakan bahwa tidak akan di terima amal ibadah di bulan Ramadhan seorang muslim jika dia belum mengeluarkan zakat fitrah.

Zakat fitrah mengandung hikmah bentuk kepedulian sosial kepada sesama yang kurang mampu. Namun di sisi lain, juga zakat fitrah bisa menjadi pemberdayaan ekonomi rakyat.

“Islam itu menjaga faktor keseimbangan seorang umat Islam. Hubungan vertikal kepada Allah hebat, namun juga horizontalnya kepada sesama manusia itu juga ada, sehingga kecerdasan sosial itu pun muncul. Maka melalui puasa itu, harapannya tidak ada orang yang tega menyakiti, apalagi membunuh,” katanya seusai Kultum Zuhur di kompleks Kemendikbud Jakarta, kemarin. (Neneng Zubaidah/ Sunu Hastoro)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9572 seconds (0.1#10.140)