Cerita Eks Napi Teroris Ini hingga Keluar Jadi PNS
A
A
A
JAKARTA - Yudi Zulfachri seorang mantan narapidana (Napi) teroris yang menceritakan pengalamannya dari PNS menjadi teroris. Yudi mengatakan, awal masuk ke dalam jaringan teroris melalui doktrin.
"Jadi saya kalau tetap menjadi PNS iman saya enggak sah, saya ikut kafir, maka saya harus keluar," kata Yudi setelah menjadi pembicara talkshow yang diadakan oleh MNC Trijaya Network, di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (19/05/18).
Yudi menjelaskan, pembuktian keimanan itu dengan berlepas diri dari pemerintah, mengkafirkan aparat pemerintah, membenci, dan memusuhi pemerintah.
Eks napi teroris yang ditahan dari tahun 2010-2015 dengan kasus pelatihan militer di Aceh. Penahanannya sempat dilakukan di Polda Metro Jaya lalu di Aceh.
Tujuan Yudi menjadi teroris karena menganggap pemerintah sebagai musuh maka dia mencoba mengalahkan musuh itu. Dia juga menambahkan pelatihan militer di Aceh sebagai upaya untuk menyusun strategi dan kekuatan guna melawan musuh dalam hal ini pemerintah.
"Yang terlibat dalam keseluruhan itu ratusan orang, pelatihan pertama itu bertahap. Tahap pertama 50 orang masuk gelombang kedua 50 orang lagi," ucapnya.
Sekarang setelah dirinya terbebas, dia mengaku sudah membuang semua paham radikalisme. Dan itu merupakan kunci untuk Yudi bisa berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat.
"Pada intinya yang saya lihat masyarakat itu tergantung bagaimana kita. Kalo kita biasa berbaur mereka juga akan biasa. Masalahnya kalau doktrin itu masih ada membuat kita sudah terlanjur benci dengan keadaan di masyarakat, misal pilkada itu syirik enggak bisa nah itu bikin kita enggak bisa hidup di masyarakat. Ketika itu sudah kita buang kembali insyAllah masyarakat bisa terima," kata mantan PNS ini.
Dia juga mengimbau bagi rekan rekannya para mantan napi terorisme apabila belum bisa diterima di masyarakat agar instropeksi diri terlebih dahulu.
"Kalau ada mantan mantan napi terorisme yang belum di terima di masyarakat dia harus instropeksi diri, apakah dia sudah bersikap terbuka pada masyarakat sudah menyapa duluan atau engga," tutur Yudi.
"Jadi saya kalau tetap menjadi PNS iman saya enggak sah, saya ikut kafir, maka saya harus keluar," kata Yudi setelah menjadi pembicara talkshow yang diadakan oleh MNC Trijaya Network, di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (19/05/18).
Yudi menjelaskan, pembuktian keimanan itu dengan berlepas diri dari pemerintah, mengkafirkan aparat pemerintah, membenci, dan memusuhi pemerintah.
Eks napi teroris yang ditahan dari tahun 2010-2015 dengan kasus pelatihan militer di Aceh. Penahanannya sempat dilakukan di Polda Metro Jaya lalu di Aceh.
Tujuan Yudi menjadi teroris karena menganggap pemerintah sebagai musuh maka dia mencoba mengalahkan musuh itu. Dia juga menambahkan pelatihan militer di Aceh sebagai upaya untuk menyusun strategi dan kekuatan guna melawan musuh dalam hal ini pemerintah.
"Yang terlibat dalam keseluruhan itu ratusan orang, pelatihan pertama itu bertahap. Tahap pertama 50 orang masuk gelombang kedua 50 orang lagi," ucapnya.
Sekarang setelah dirinya terbebas, dia mengaku sudah membuang semua paham radikalisme. Dan itu merupakan kunci untuk Yudi bisa berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat.
"Pada intinya yang saya lihat masyarakat itu tergantung bagaimana kita. Kalo kita biasa berbaur mereka juga akan biasa. Masalahnya kalau doktrin itu masih ada membuat kita sudah terlanjur benci dengan keadaan di masyarakat, misal pilkada itu syirik enggak bisa nah itu bikin kita enggak bisa hidup di masyarakat. Ketika itu sudah kita buang kembali insyAllah masyarakat bisa terima," kata mantan PNS ini.
Dia juga mengimbau bagi rekan rekannya para mantan napi terorisme apabila belum bisa diterima di masyarakat agar instropeksi diri terlebih dahulu.
"Kalau ada mantan mantan napi terorisme yang belum di terima di masyarakat dia harus instropeksi diri, apakah dia sudah bersikap terbuka pada masyarakat sudah menyapa duluan atau engga," tutur Yudi.
(maf)