Surabaya Diserang Bom, IPW: Pagar Betis Polisi Bobol

Minggu, 13 Mei 2018 - 16:37 WIB
Surabaya Diserang Bom, IPW: Pagar Betis Polisi Bobol
Surabaya Diserang Bom, IPW: Pagar Betis Polisi Bobol
A A A
JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) prihatin menyikapi peristiwa terorisme yang terjadi berturut turut selama seminggu terakhir. Apalagi sasarannya bukan hanya aparatur keamanan tapi juga masyarakat yang sedang beribadah.

Menurut IPW, rentetan aksi terorisme yang beruntun ini seolah membuat aparatur kepolisian tidak berdaya menghadapi serang teroris.

"Dalam kasus teror bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya misalnya, kalangan intelijen sebenarnya sudah mencium adanya pergerakan dan pergeseran sekitar 57 orang yang dicurigai sebagai teroris. Mereka bergeser dari daerahnya masing masing menuju Jakarta. Mereka berasal dari Pekanbaru, Tegal, Karawang, Indramayu, Cirebon, dan Tasikmalaya. Pergeseran ini berhasil dipantau intelijen tapi Kelompok Suki dari Cirebon belakangan berhasil menghilang dari 'radar' intelijen," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane dalam siaran persnya, Minggu (13/5/2018).

Neta mengatakan, tidak jelas apakah kelompok Suki yang melakukan teror di Surabaya atau tidak. Yang pasti kepolisian sudah melakukan pagar betis untuk mengantisipasi aksi kelompok teror ini.

Sayangnya, lanjut dia, pagar betis kepolisian ini kebobolan. Para teroris melakukan serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya. Sejumlah orang jadi korban.

"IPW sangat prihatin dengan peristiwa ini dan berharap Polri segera memburu otak jaringan teroris ini dan menggulungnya dengan tuntas," tuturnya,

Neta berharap jajaran kepolisian di daerah maupun kalangan intelijen kepolisian meningkatkan kepekaannya. Deteksi dini dan antisipasi dini perlu dilakukan terus menerus. Kasus serangan tiga bom bunuh diri di Surabaya tak terlepas dari kelengahan jajaran Polda Jatim.

Sebab, sambung dia, pasca kerusuhan di Rutan Brimob kalangan intelijen sudah melihat adanya pergerakan jaringan teroris. Pergerakan itu makin masif pada Jumat siang hingga malam hari di mana kalangan intelijen menyebutkan adanya 57 anggota teroris dari enam daerah bergeser, terutama ke ibu kota Jakarta.

"Beberapa di antaranya berhasil diciduk di wilayah Polda Metro Jaya. Sayangnya Polda Jatim kebobolan dan para teroris beraksi di tiga gereja. Menyerang masyarakat yang sedang beribadah," ungkap Neta.

Menurut dia, kasus serangan bom bunuh diri di Surabaya menambah panjang daftar peristiwa teror di negeri ini yang otomatis membuat masyarakat makin cemas, apalagi sebentar lagi masyarakat akan memasuki bulan Ramdahan.

"Untuk itu Polri harus segera menangkap dan mengungkap otak pelaku serangan teror ini agar masyarakat bisa tenang saat melaksanakan ibadah Ramadhan," katanya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3444 seconds (0.1#10.140)