Indonesia Disarankan Bangun Koalisi Sikapi Soal Yerusalem
A
A
A
JAKARTA - Pasca pengumuman Amerika Serikat Presiden Donald Trump terkait perpindahan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem untuk melaksanakan Undang-Undang yang diterbitkan pada tahun 1995 (Jerusalem Embassy Act 1995), dunia telah bereaksi.
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana berpendapat untuk meredam reaksi dunia dan tidak terancamnya perdamaian dunia maka perlu langkah bersama masyarakat internasional.
Dalam kaitan tersebut, kata dia, Indonesia dapat membuat inisiatif dalam bentuk proposal untuk kemudian disetujui oleh negara-negara, terutama negara besar seperti China, Rusia, Inggris, dan Prancis.
"Ide ini bisa diawali saat Presiden menghadiri sidang darurat OKI di Turki," kata Hikmahanto dalam keterangan tertulis yang diterima SINDONews, Senin (11/12/2017).
Proposal yang menjadi tawaran harus disusun berdasarkan reaksi dunia beserta solusinya. Saat ini, kata dia, ada dua isu yang harus diselesaikan.
Pertama, Presiden Trump meninjau atau mempertimbagkan kembali keputusan yang dibuat. Kedua, lanjut dia, upaya agar Israel menghentikan pembangunan permukiman baru di Yerusalem pasca pengumuman Trump. Israel dikatakannya merasa mendapat angin pasca pengumuman Trump.
Dalam menyusun reaksi dunia, Presiden dapat meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk meminta setiap perwakilan Indonesia di seluruh dunia memberi assesment di masing-masing negara yang diwakili atas reaksi pengumuman Trump.
Reaksi ini mecakup tiga hal utama. Pertama, bagaimana reaksi elite politik. Kedua, bagaimana reaksi masyarakat, terutama apakah terjadi kekerasan-kekerasan akibat bentrok antarmasyarakat dengan otoritas setempat.
Terakhir, langkah konkret apa yang akan dilakukan oleh pemerintah setempat merespons pengumaman Presiden Trump.
"Berbagai reaksi negara ini yang kemudian diformulasikan dalam suatu model. Ini untuk menunjukkan kepada berbagai negara bahwa pengumuman Trump berdampak luar biasa pada perdamain di suatu negara dan perdamaian dunia," tutur Hikmahanto.
Selanjutnya, kata dia, Indonesia dapat menawarkan kepada dunia untuk tidak menggunakan kekerasan sebagai solusi. Cara damai yang dapat ditawarkan oleh Indonesia adalah membangun sebuah koalisi.
"Koalisi yang dibangun adalah koalisi memerdekakan Palestina dengan memiliki wilayah dalam waktu dekat," ujar Hikmahanto.
Dia mengatakan, jika koalisi ini terbentuk diharapkan Presiden Trump memikirkan kembali keputusannya dan Israel segera menghentikan pembangunan permukiman baru bagi warganya.
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana berpendapat untuk meredam reaksi dunia dan tidak terancamnya perdamaian dunia maka perlu langkah bersama masyarakat internasional.
Dalam kaitan tersebut, kata dia, Indonesia dapat membuat inisiatif dalam bentuk proposal untuk kemudian disetujui oleh negara-negara, terutama negara besar seperti China, Rusia, Inggris, dan Prancis.
"Ide ini bisa diawali saat Presiden menghadiri sidang darurat OKI di Turki," kata Hikmahanto dalam keterangan tertulis yang diterima SINDONews, Senin (11/12/2017).
Proposal yang menjadi tawaran harus disusun berdasarkan reaksi dunia beserta solusinya. Saat ini, kata dia, ada dua isu yang harus diselesaikan.
Pertama, Presiden Trump meninjau atau mempertimbagkan kembali keputusan yang dibuat. Kedua, lanjut dia, upaya agar Israel menghentikan pembangunan permukiman baru di Yerusalem pasca pengumuman Trump. Israel dikatakannya merasa mendapat angin pasca pengumuman Trump.
Dalam menyusun reaksi dunia, Presiden dapat meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk meminta setiap perwakilan Indonesia di seluruh dunia memberi assesment di masing-masing negara yang diwakili atas reaksi pengumuman Trump.
Reaksi ini mecakup tiga hal utama. Pertama, bagaimana reaksi elite politik. Kedua, bagaimana reaksi masyarakat, terutama apakah terjadi kekerasan-kekerasan akibat bentrok antarmasyarakat dengan otoritas setempat.
Terakhir, langkah konkret apa yang akan dilakukan oleh pemerintah setempat merespons pengumaman Presiden Trump.
"Berbagai reaksi negara ini yang kemudian diformulasikan dalam suatu model. Ini untuk menunjukkan kepada berbagai negara bahwa pengumuman Trump berdampak luar biasa pada perdamain di suatu negara dan perdamaian dunia," tutur Hikmahanto.
Selanjutnya, kata dia, Indonesia dapat menawarkan kepada dunia untuk tidak menggunakan kekerasan sebagai solusi. Cara damai yang dapat ditawarkan oleh Indonesia adalah membangun sebuah koalisi.
"Koalisi yang dibangun adalah koalisi memerdekakan Palestina dengan memiliki wilayah dalam waktu dekat," ujar Hikmahanto.
Dia mengatakan, jika koalisi ini terbentuk diharapkan Presiden Trump memikirkan kembali keputusannya dan Israel segera menghentikan pembangunan permukiman baru bagi warganya.
(dam)