Pengganti Gatot Nurmantyo Diharapkan Tak Tergoda Akrobat Politik
A
A
A
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan purna bakti pada Maret 2018 dan pensiun 1 April 2018. Diskursus mengenai calon penerus Jenderal bintang empat itu pun menjadi perbincangan publik.
Mayoritas komentar di masyarakat, kalangan LSM, dan pengamat militer berpendapat idealnya pengganti Gatot merupakan sosok yang bisa membawa perubahan di tubuh TNI.
Tak sedikit pula, Panglima TNI ke depan diharapkan tetap solid dalam menjaga netralitas TNI sebagai alat pertahanan negara. Maklum, tahun depan, Indonesia dihadapkan pada tahun politik.
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak berharap, Panglima TNI ke depan adalah pribadi yang memiliki jiwa Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Di mana Jenderal Soedirman dinilai mengedepankan sisi perjuangan dan politik kebangsaan. "(Panglima TNI baru) Militer sejati, yang setianya kepada negara bukan kepada kendali politik, dan tidak mudah juga tergoda dengan Akrobat politik," tutur Dahnil saat dihubungi Sindonews, Selasa (14/11/2017).
Dahnil mengatakan, nantinya penerus Gatot tidak penting apakah dia berasal dari Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) atau Angkatan Udara (AU). Sebab hal itu merupakan kewenangan Presiden. Terpenting Panglima TNI yang baru bisa memberikan dampak yang signifikan bagi pertahanan negara.
"Saran saya (bebas) yang terbaik saja, apa pun matranya (latar belakang kesatuannya)," tandasnya.
Mayoritas komentar di masyarakat, kalangan LSM, dan pengamat militer berpendapat idealnya pengganti Gatot merupakan sosok yang bisa membawa perubahan di tubuh TNI.
Tak sedikit pula, Panglima TNI ke depan diharapkan tetap solid dalam menjaga netralitas TNI sebagai alat pertahanan negara. Maklum, tahun depan, Indonesia dihadapkan pada tahun politik.
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak berharap, Panglima TNI ke depan adalah pribadi yang memiliki jiwa Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Di mana Jenderal Soedirman dinilai mengedepankan sisi perjuangan dan politik kebangsaan. "(Panglima TNI baru) Militer sejati, yang setianya kepada negara bukan kepada kendali politik, dan tidak mudah juga tergoda dengan Akrobat politik," tutur Dahnil saat dihubungi Sindonews, Selasa (14/11/2017).
Dahnil mengatakan, nantinya penerus Gatot tidak penting apakah dia berasal dari Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) atau Angkatan Udara (AU). Sebab hal itu merupakan kewenangan Presiden. Terpenting Panglima TNI yang baru bisa memberikan dampak yang signifikan bagi pertahanan negara.
"Saran saya (bebas) yang terbaik saja, apa pun matranya (latar belakang kesatuannya)," tandasnya.
(pur)