Menko PMK: Ketahanan Keluarga Kunci Mencegah Radikalisme

Sabtu, 21 Oktober 2017 - 20:20 WIB
Menko PMK: Ketahanan...
Menko PMK: Ketahanan Keluarga Kunci Mencegah Radikalisme
A A A
JAKARTA - Keluarga menjadi wahana pertama dan utama dalam pembangunan karakter bangsa. Pembentukan perilaku yang berbudi pekerti, memiliki semangat pantang menyerah, dan berjiwa gotong royong, dimulai dari keluarga.

Menko PMK Puan Maharani mengatakan, keluarga harus dapat menjadi tempat yang nyaman bagi seluruh anggota keluarga untuk saling memberikan kasih sayang, memperhatikan, membina, dan membantu. "Keluarga perlu memiliki landasan yang memadai secara agama, sosial, budaya, dan ekonomi agar dapat optimal menjalankan perannya. Penting membangun keluarga untuk mencegah pemahaman radikal terhadap ajaran agama. Ketahanan keluarga bagaimanapun mampu mengikis radikalisme," kata Puan Maharani dalam Festival Keluarga Maslahah dan Rakornas Lembaga LKKNU di Jakarta, Sabtu, (21/10/2017).

Puan mengimbau, kepada setiap orang tua Indonesia agar mau meluangkan waktu untuk anaknya. Meluangkan waktu bisa dilakukan dengan bercengkrama di ruang keluarga atau di meja makan sehingga keluarga akan bersifat dinamis.

"Termasuk dengan melakukan bersentuhan langsung dengan anak. Dengan begitu akan ada ikatan langsung antara orang tua dan anak,” ujarnya. Meski begitu, lanjut Puan, membangun keluarga merupakan tanggung jawab bersama, pemerintah, masyarakat, dan keluarga.

Pemerintah misalnya telah menggelontorkan dana desa dan program kesejahteraan lainnya yang secara langsung akan mempengaruhi pembangunan ketahanan keluarga. “Pemerintah melalui berbagai program perlindungan sosial terus memastikan bahwa keluarga-keluarga yang tidak mampu dapat memiliki kehidupan yang layak dan mendapatkan pelayanan pendidikan (KIP), pelayanan kesehatan (KIS), bantuan pangan (Rastra), pelayanan kesehatan ibu dan anak (PMT) serta pemberdayaan (PKH), agar dapat memiliki landasan yang memadai dalam menjalankan fungsi keluarga,” ujarnya.

Menko PMK mengajak LKK PBNU untuk mengambil peran penting dan gotong royong dalam memperkuat pendidikan karakter berlandaskan Pancasila, baik itu melalui jalur formal (sekolah), non formal (lembaga kursus), maupun informal (pendidikan keluarga, masyarakat, dan sebagainya) di lingkungan NU.

Diakuinya dalam berbagai kesempatan, Presiden kerap memberikan kuis berhadiah sepeda yang pertanyaannya seringkali terkait Pancasila. Hal itu juga sering dilakukan Menko PMK dalam berbagai kesempatan. Dengan begitu dapat diketahui sejauhmana masyarakat mengerti, menghayati dan mengamalkan Pancasila.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1025 seconds (0.1#10.140)