Pemutaran Film G30 S PKI Ramaikan Media Sosial

JAKARTA - Film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30 S PKI) meramaikan pemberitaan dan media sosial. Polemik yang berkembang di media sosial terkait keinginan untuk memutarkan kembali film tersebut.

Mereka yang menginginkan pemutaran film G30 S PKI agar sejarah 30 September 1965 tidak terlupakan. Selain itu pemutaran film dinilai sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi munculnya kembali PKI di negeri ini.

"Pengakuan Sudisman sekjen PKI di pengadilan mengakui rencana G30S PKI kok para pengikut dan simpatisan mau nipu lagi.Sukseskan Nobar G30SPKI ujar pemiliki akun Twitter @hmskaban, Selasa, 19 September 2017.

Dalam media sosial itu juga muncul pendapat, seharusnya yang mengaku pancasilais mendukung diputarnya kembali film G30 S PKI. Berdasarkan sejarahnya peristiwa 1965 itu telah menimbulkan banyak korban termasuk para perwira TNI yang setia terhadap Pancasila.

"Yang dukung Nobar Film Pengkhianatan G30S/PKI pasti Pancasilais, yang antifilm itu bisa jadi pendukung...," ucap Wakil Ketua DPR Fadli Zon dalam akun Twitter pribadinya.

Pendapat yang sama juga dituliskan oleh pemilik akun @RosiNaida. Dalam akun Twitternya dia menuliskan, "Nenek saya saksi dari kebiadaban PKI di kampung saya Blanakan-Subang, suka cerita bagaimna perlakuan PKI kepada warga setmpat terutama para ustaz dan ulama."

Keinginan memutarkan kembali film G30 S PKI juga diminta jangan dikaitkan dengan rezim sekarang. Apalagi, sampai muncul kekhawatiran pemutaran film tersebut bisa menumbangkan rezim sekarang. (Baca: Sejarah Terkait G30 S PKI Harus Disampaikan ke Generasi Muda)

"Kaum Al-ngotot berharap pemasangan film G30S/PKI, ditolak pemerintah, sehingga mereka bisa menuduh Jokowi PKI. Eh, malah didukung!#Apes," kata Teddy Gusnaidi dalam‏ akun @TeddyGusnaidi.