Perayaan Idul Adha, PN GMII Singgung Penindasan Rohingya
A
A
A
JAKARTA - Banyak manfaat dan nilai positif yang diambil dari momentum perayaan Hari Raya Idul Adha 1438 Hijriah. Salah satunya adalah meningkatkan ketaqwaan umat muslim kepada sang pencipta.
Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Nasional GMII M Niko Kapisan. Kata dia, esensi dari berkurban adalah kepedulian sesama manusia.
"Esensi dari berkurban ini adalah untuk meningkatkan kesalehan kita kepada Allah SWT dan rasa kepeduliaan kita kepada sesama manusia," kata Niko kepada SINDOnews, Jumat 1 September 2017.
Maka itu, dia juga menyinggung solidaritas untuk Rohingya. Menurut dia, perayaan Hari Raya Idul Adha jadi momentum umat muslim dunia bersatu dan menyerukan agar Rohingya dibebaskan dari segala bentuk penindasan.
"Mendesak ASEAN untuk tegas mengeluarkan sikap keras kepada Myanmar sampai dengan mengeluarkan keanggotaan Myanmar dari ASEAN," katanya. (Baca Juga: "Keroyok" Suu Kyi, 23 Peraih Nobel Desak PBB Selamatkan Rohingya
Selain itu, kata dia, PN GMII juga mengutuk keras penindasan yang terjadi terhadap etnis Rohingnya di Myanmar. Dia meminta, agar pemerintah Myanmar menghentikan penindasan dan kekerasan tersebut. Karena, penindasan terhadap etnis Rohingnya di Myanmar merupakan penindasan Hak Asasi Manusia (HAM).
"Karena, masalah ini bukan hanya masalah agama atau etnis. Tapi sudah masuk dalam kategori penindasan dan pembunuhan HAM setiap umat manusia," pungkasnya.
Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Nasional GMII M Niko Kapisan. Kata dia, esensi dari berkurban adalah kepedulian sesama manusia.
"Esensi dari berkurban ini adalah untuk meningkatkan kesalehan kita kepada Allah SWT dan rasa kepeduliaan kita kepada sesama manusia," kata Niko kepada SINDOnews, Jumat 1 September 2017.
Maka itu, dia juga menyinggung solidaritas untuk Rohingya. Menurut dia, perayaan Hari Raya Idul Adha jadi momentum umat muslim dunia bersatu dan menyerukan agar Rohingya dibebaskan dari segala bentuk penindasan.
"Mendesak ASEAN untuk tegas mengeluarkan sikap keras kepada Myanmar sampai dengan mengeluarkan keanggotaan Myanmar dari ASEAN," katanya. (Baca Juga: "Keroyok" Suu Kyi, 23 Peraih Nobel Desak PBB Selamatkan Rohingya
Selain itu, kata dia, PN GMII juga mengutuk keras penindasan yang terjadi terhadap etnis Rohingnya di Myanmar. Dia meminta, agar pemerintah Myanmar menghentikan penindasan dan kekerasan tersebut. Karena, penindasan terhadap etnis Rohingnya di Myanmar merupakan penindasan Hak Asasi Manusia (HAM).
"Karena, masalah ini bukan hanya masalah agama atau etnis. Tapi sudah masuk dalam kategori penindasan dan pembunuhan HAM setiap umat manusia," pungkasnya.
(mhd)