Mantan Panglima TNI Moeldoko Kagum dengan Pahlawan Ahmad Yani
A
A
A
JAKARTA - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko mengagumi sosok pahlawan Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani yang gugur di usia 43 tahun dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Moeldoko mengisahkan hal tersebut saat dirinya di suatu pagi, bersama istrinya, Koesni Harningsih, berkunjung ke Museum Sasmita Loka Ahmad Yani Jakarta. Menurutnya, perjuangan Jenderal Ahmad Yani dalam mempertahankan NKRI tidaklah mudah.
"Di situ saya merenung. Beliau (Ahmad Yani) di usia 43 tahun sudah meninggal dunia. Berkorban jiwa dan raga. Saat itu saya berkontemplasi. Dikaruniai usia sampai 60 tahun, apa yang sudah Moeldoko berikan untuk negara?" ucap Moeldoko dalam siaran pers, Minggu (9/7/2017).
Karena itu, di usia Moeldoko yang ulang tahun yang ke-60 pada Sabtu 8 Juli 2017 ini, dia ingin HUTnya itu dirayakan bersama teman-teman dari Wayang Orang Sriwedari. Menurutnya, kesenian wayang orang adalah budaya Indonesia yang wajib dilestarikan.
"Tidak perlu merayakan ulang tahun di hotel bintang lima. Lebih baik kita bersenang-senang bersama menyaksikan wayang orang di Sriwedari," ujarnya yang disambut tepuk tangan riuh ribuan penonton.
Sebelumnya, ada yang istimewa dalam peringatan HUT ke-107 Wayang Orang Sriwedari di Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari, Solo. Moeldoko hadir bersama istri Koesni Harningsih. Kebetulan, HUT Wayang Orang Sriwedari bertepatan dengan hari ulang tahun Moeldoko ke-60.
Peringatan HUT Wayang Orang Sriwedari ke-107 ditandai dengan pertunjukan wayang orang dengan lakon Srikandhi-Larasati Kembar. Dimainkan gabungan seniman maestro dan mahasiswa Institut Seni Surakarta (ISI). Sebelum pertunjukan dimulai, terlebih dahulu digelar kirab tumpeng diiringi gamelan jawa.
Kirab dipimpin koordinator Wayang orang Sriwedari, Agus Prasetyo dengan pakaian beskap Jawa. Diiringi prajurit dan tokoh pewayangan memanggul dua tumpeng. Lengkap dengan lauk pauk sebagai ubo rampe tasyakuran.
Sampai di atas panggung, tumpeng lantas dipotong Wali Kota Surakarta, F.X. Hadi Rudyatmo. Didampingin Jenderal (Purn) Moeldoko dan istri.
"Wayang Orang dan Gedung Wayang Orang Sriwedari tidak akan punah dan tetap lestari. Ini jadi tanggung jawab kita bersama. Terima kasih kepada para donatur atas terselenggaranya acara ini. Ini semua karena kecintaan terhadap kesenian wayang orang," kata Rudy (sapaan F.X. Hadi Rudyatmo) dalam sambutannya.
Moeldoko mengisahkan hal tersebut saat dirinya di suatu pagi, bersama istrinya, Koesni Harningsih, berkunjung ke Museum Sasmita Loka Ahmad Yani Jakarta. Menurutnya, perjuangan Jenderal Ahmad Yani dalam mempertahankan NKRI tidaklah mudah.
"Di situ saya merenung. Beliau (Ahmad Yani) di usia 43 tahun sudah meninggal dunia. Berkorban jiwa dan raga. Saat itu saya berkontemplasi. Dikaruniai usia sampai 60 tahun, apa yang sudah Moeldoko berikan untuk negara?" ucap Moeldoko dalam siaran pers, Minggu (9/7/2017).
Karena itu, di usia Moeldoko yang ulang tahun yang ke-60 pada Sabtu 8 Juli 2017 ini, dia ingin HUTnya itu dirayakan bersama teman-teman dari Wayang Orang Sriwedari. Menurutnya, kesenian wayang orang adalah budaya Indonesia yang wajib dilestarikan.
"Tidak perlu merayakan ulang tahun di hotel bintang lima. Lebih baik kita bersenang-senang bersama menyaksikan wayang orang di Sriwedari," ujarnya yang disambut tepuk tangan riuh ribuan penonton.
Sebelumnya, ada yang istimewa dalam peringatan HUT ke-107 Wayang Orang Sriwedari di Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari, Solo. Moeldoko hadir bersama istri Koesni Harningsih. Kebetulan, HUT Wayang Orang Sriwedari bertepatan dengan hari ulang tahun Moeldoko ke-60.
Peringatan HUT Wayang Orang Sriwedari ke-107 ditandai dengan pertunjukan wayang orang dengan lakon Srikandhi-Larasati Kembar. Dimainkan gabungan seniman maestro dan mahasiswa Institut Seni Surakarta (ISI). Sebelum pertunjukan dimulai, terlebih dahulu digelar kirab tumpeng diiringi gamelan jawa.
Kirab dipimpin koordinator Wayang orang Sriwedari, Agus Prasetyo dengan pakaian beskap Jawa. Diiringi prajurit dan tokoh pewayangan memanggul dua tumpeng. Lengkap dengan lauk pauk sebagai ubo rampe tasyakuran.
Sampai di atas panggung, tumpeng lantas dipotong Wali Kota Surakarta, F.X. Hadi Rudyatmo. Didampingin Jenderal (Purn) Moeldoko dan istri.
"Wayang Orang dan Gedung Wayang Orang Sriwedari tidak akan punah dan tetap lestari. Ini jadi tanggung jawab kita bersama. Terima kasih kepada para donatur atas terselenggaranya acara ini. Ini semua karena kecintaan terhadap kesenian wayang orang," kata Rudy (sapaan F.X. Hadi Rudyatmo) dalam sambutannya.
(maf)