Ditutup Hamdan Zoelva, Ini Hasil Mukernas Syarikat Islam

Minggu, 21 Mei 2017 - 19:29 WIB
Ditutup Hamdan Zoelva,...
Ditutup Hamdan Zoelva, Ini Hasil Mukernas Syarikat Islam
A A A
JAKARTA - Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I Syarikat Islam resmi ditutup oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat/Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam, Hamdan Zoelva di Aula Graha Konstitusi, Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi, Cisarua, Bogor, Minggu (21/5/2017).

Mukernas yang berlangsung pada 19-21 Mei 2017 ini menghasilkan beberapa keputusan termasuk pokok pikiran yang menjadi rekomendasi. Ketua Panitia Pelaksana Mukernas, Aulia Tahkim Tjokroaminoto mengatakan, Syarikat Islam mempunyai tujuan yang berbeda dengan ormas Islam lainnya. Yakni, kaya dia, bidang ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat.

"Kongres Nasional yang mengevaluasi perjalanan panjang Syarikat Islam sejak menjadi organisasi pencentus kemandirian ekonomi dan kedaulaan politik bangsa Indonesia tersebut merekomendasikan berbagai hal yang oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat/Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam (Hamdan Zoelva) menjadi empat besaran kegiatan lalu dinamakan dengan Catur Program," ujarnya melalui siaran pers yang diterima SINDOnews.

Dia mengatakan, keputusan Mukernas ini dihadiri oleh 250 peserta dari jajaran organisasi Syarikat Islam tingkat pusat hingga cabang. Lanjutnya, untuk menjalankan Catur Program itu butuh kepemahaman yang seragam.

Selain itu, dia menilai, desa juga masuk dalam rekomendasi Mukernas sebagai pusat pertumbuhan. Karena, dari pedesaanlah perekonomian masyarakat bisa maju.

"Pendidikan vokasi berbasis sosiodemografi menjadi bagian terpenting dari upaya yang harus dijalankan demi mendukung tampilnya desa-desa di Indonesia sebagai pusat pertumbuhan."

"Pelaksanaan Catur Program tersebut memerlukan pemahaman yang seragam dalam satu visi yang sama oleh seluruh kader Syarikat Islam tanpa ikatan periode kepengurusan. Sehingga diperlukan suatu cara pandang yang sama tentang arah organisasi ini dalam jangka panjang. Penamaan visi 2045 dimaksudkan sebagai momentum penting bangsa Indonesia di harinya yang seabad," sambungnya.

Dia menjelaskan, Syarikat Islam awalnya bernama Syarikat Dagang Islam (SDI) yang kemudian berubah menjadi Syarikat Islam (SI). Salah satu kebijakan kembali ke garis Azimut Syarikat Islam adalah melaksanakan asas kemerdekaan atau kemandirian politik yang telah ditetapkan oleh SI sejak tahun 1916 yang dikemukakan oleh HOS Tjokroaminoto dalam pidatonya Zelf Bestuur.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8152 seconds (0.1#10.140)