Penistaan Agama Menyebabkan Masyarakat Terkotak-kotak

Rabu, 26 April 2017 - 21:45 WIB
Penistaan Agama Menyebabkan...
Penistaan Agama Menyebabkan Masyarakat Terkotak-kotak
A A A
JAKARTA - Usai Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta kondisi Jakarta mulai berangsur kondusif. Namun harus tetap waspada adanya upaya memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, dalam Pilgub DKI Jakarta, tidak hanya terjadi perang antar partai politik pengusung pasangan calon. Namun, kata dia juga terjadi intrik serta benturan antar kelompok dan agama yang dipicu pernyataan salah satu calon yang dinilai melecehkan
ayat suci Alquran.

"Kasus di Pilkada Jakarta ini tidak hanya membuat ibu kota bergejolak, juga membuat seluruh Indonesia panas," ujar Handri, Jakarta, Rabu (26/4/2017).

Menurutnya kondisi masyarakat ibu kota terkotak-kotak selama proses Pilgub DKI Jakarta, terutama setelah munculnya kasus penistaan agama. Dia menerangkan, dalam teori politik buku yang ditulis Samuel P. Huntington berjudul The Clash of Civilitation disebutkan kalau ada pertumbukan antara budaya dan agama itu akan sangat berbahaya bagi suatu negara. (Baca: Kalimat Karangan Bunga untuk Ahok Bersifat Provokatif)

"Masyarakat terpecah dan terkotak-kotak yang bisa menimbulkan ekses yang sangat besar yaitu terancamnya NKRI. Ini pelajaran bagi kita, bangsa Indonesia, dalam bernegara dan berpolitik," terangnya.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0896 seconds (0.1#10.140)