Antisipasi Banjir, Perindo Minta Tata Kota Bima Dikaji Kembali
A
A
A
LOMBOK - Partai Persatuan Indonesia (Perindo) meminta Pemerintah Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengkaji kembali secara mendalam tata kota, agar bencana banjir tidak lagi terulang. Diketahui, Kota Bima merupakan daerah cekungan yang permukaan airnya lebih tinggi daripada daratan.
"Harus dipelajari lagi, supaya bisa mengantisipasi banjir tak terulang lagi. Sebenarnya sungai yang mengalir ke laut cukup dalam, tapi ternyata bisa meluap ke pemukiman masyarakat," ujar Ketua DPW Partai Perindo NTB, M Izzul Islam, Jumat 30 Desember 2016.
Akibat kontur permukaan tanah yang demikian, menurut Izzul, air dari laut pun ketika banjir terjadi ikut masuk ke kota. Ditambah dengan hujan deras yang mengguyur beberapa hari, sehingga banjir bandang tidak terelakkan lagi.
"Tentu ini juga diperparah dengan banyak hutan di daerah pegunungan yang tidak lagi berfungsi. Kebanyakan dialihfungsikan menjadi perkebunan jagung dan lainnya. Ketika turun ke sungai, air pun bercampur tanah sampai ke kota," ucap Izzul.
Dia berharap, sumber banjir bisa diperbaiki oleh pemerintah. Dengan memperbaiki daerah resapan air yang mulai berkurang, di hutan sekitar hulu sungai. Termasuk juga pencegahan tambahan air dari laut masuk ke sungai sehingga meluap.
"Hutan yang masih ada juga harus dijaga kelestariannya, selain memperbaiki yang telah rusak dan dialihfungsikan," tandasnya.
"Harus dipelajari lagi, supaya bisa mengantisipasi banjir tak terulang lagi. Sebenarnya sungai yang mengalir ke laut cukup dalam, tapi ternyata bisa meluap ke pemukiman masyarakat," ujar Ketua DPW Partai Perindo NTB, M Izzul Islam, Jumat 30 Desember 2016.
Akibat kontur permukaan tanah yang demikian, menurut Izzul, air dari laut pun ketika banjir terjadi ikut masuk ke kota. Ditambah dengan hujan deras yang mengguyur beberapa hari, sehingga banjir bandang tidak terelakkan lagi.
"Tentu ini juga diperparah dengan banyak hutan di daerah pegunungan yang tidak lagi berfungsi. Kebanyakan dialihfungsikan menjadi perkebunan jagung dan lainnya. Ketika turun ke sungai, air pun bercampur tanah sampai ke kota," ucap Izzul.
Dia berharap, sumber banjir bisa diperbaiki oleh pemerintah. Dengan memperbaiki daerah resapan air yang mulai berkurang, di hutan sekitar hulu sungai. Termasuk juga pencegahan tambahan air dari laut masuk ke sungai sehingga meluap.
"Hutan yang masih ada juga harus dijaga kelestariannya, selain memperbaiki yang telah rusak dan dialihfungsikan," tandasnya.
(maf)